37.60 12.50 Risiko Produksi Susu Sapi Perah pada PT CIFA Indonesia di Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat
literhari. Jumlah total kehilangan hasil karena sumber risiko pakan sebesar 690.60 liter selama 30 hari pengamatan. Nilai rata-rata kehilangan hasil susu
akibat sumber risiko pakan sebesar 23.02 literhari. Nilai rata-rata ini masih dibawah batas normal yang ditentukan oleh perusahaan sebesar 30 liter pada
setiap siklus produksi.
Tabel 21 Jumlah perhitungan probabilitas sumber risiko pakan bulan Mei 2014 pada PT CIFA Indonesia
Tanggal Kehilangan Susu Liter
01-05-2014 33.20
02-05-2014 22.30
03-05-2014 23.20
04-05-2014 27.30
05-05-2014 21.70
06-05-2014 22.20
07-05-2014 26.40
08-05-2014 16.70
09-05-2014 22.60
10-05-2014 18.90
11-05-2014 23.10
12-05-2014 23.00
13-05-2014 26.30
14-05-2014 38.40
15-05-2014 34.40
16-05-2014 33.10
17-05-2014 39.80
18-05-2014 25.60
19-05-2014 10.20
20-05-2014 11.90
21-05-2014 20.40
22-05-2014 19.90
23-05-2014 20.10
24-05-2014 19.40
25-05-2014 14.80
26-05-2014 14.80
27-05-2014 20.00
28-05-2014 22.20
29-05-2014 20.90
30-05-2014 17.80
Total 690.60
Rata-Rata
23.02
Standar Deviasi 6.98
X
20
Z -0.43
Nilai Pada Tabel Z
0.3336
Probabilitas Risiko 66.64
Dari nilai rata-rata tersebut terlihat ada kesungguhan pihak perusahaan untuk menekan kehilangan hasil susu dari sumber risiko pakan. Pada Tabel 21
dapat diketahui bahwa nilai z score sebesar -0.43 dan nilai probabilitas kehilangan
susu akibat risiko pakan sebesar 66.64 persen. Hal ini berarti peluang kemungkinan terjadinya kehilangan hasil susu dari sumber risiko pakan cukup
besar.
Jenis pakan hijauan dan konsentrat tersebut ternyata sudah cukup mampu menekan kehilangan hasil susu karena sumber risiko pakan yang nilai rata-rata
kehilangan hasil susu selama pengamatan sebesar 23.02 liter masih dibawah batas normal sebesar 30 liter per setiap siklus produksi. Upaya yang dilakukan oleh PT
CIFA Indonesia dalam mencegah terjadinya kerugian kehilangan produksi susu yang disebabkan oleh sumber risiko pakan dengan cara pengolahan bahan baku
pakan konsentrat dan hijauan serta pemberian pakan harus diperhitungkan dengan cermat, efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan sapi perah.
c.
Probabiltas Risiko Cuaca dan Suhu
Cuaca dan suhu dapat menjadi faktor risiko penyebab terjadinya kehilangan produksi susu. Kehilangan produksi susu akibat risiko cuaca dan suhu yang dapat
dianggap masih dalam batas normal oleh perusahaan adalah 10 liter pada setiap produksi. Akan tetapi pada kenyataannya jumlah kehilangan produksi susu yang
disebabkan oleh risiko cuaca dan suhu kurang dari 10 liter dan ada juga yang diatas 10 liter.
Pada Tabel 22 dapat dijelaskan bahwa hasil pengamatan selama 30 hari bulan Mei 2014 kehilangan hasil susu akibat risiko cuaca dan suhu diatas batas
normal terjadi pada tanggal 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26 dan 27 yang besarnya masing-masing 25.70 liter, 23.00 liter, 20.00 liter, 20.00 liter, 16.50 liter, 19.00
liter, 17.00 liter, 11.50 liter dan 15.50 liter. Sedangkan hasil pengamatan pada tanggal lainnya kehilangan hasil susu karena risiko cuaca dan suhu masih dibawah
batas normal 10 literhari. Jumlah total kehilangan hasil karena sumber risiko cuaca dan suhu sebesar 194.20 liter selama 30 hari pengamatan. Nilai rata-rata
kehilangan hasil susu akibat sumber risiko cuaca dan suhu sebesar 6.47 literhari. Nilai rata-rata ini masih dibawah batas normal yang ditentukan oleh perusahaan
sebesar 10 liter pada setiap siklus produksi. Dari nilai rata-rata tersebut terlihat ada kesungguhan pihak perusahaan untuk menekan kehilangan hasil susu dari
sumber risiko cuaca dan suhu. Pada Tabel 22 juga dapat diketahui bahwa nilai z score sebesar 0.98 dan nilai probabilitas kehilangan susu akibat risiko cuaca dan
suhu sebesar 16.35 persen. Hal ini berarti peluang kemungkinan terjadinya kehilangan hasil susu dari sumber risiko cuaca dan suhu relatif kecil.
Hasil tersebut sejalan dengan penelitian Simanjuntak 2013 tentang risiko produksi ayam ras pedaging pada peternakan di Kecamatan Pamijahan,
Kabupaten Bogor, Jawa Barat nilai probabilitas untuk sumber risiko cuaca sebesar 47.21 persen lebih kecil dari risiko penyakit 50 persen. Sedangkan hasil
penelitian Pinto 2011 tentang analisis risiko produksi ayam broiler milik Bapak Restu di Desa Cijayanti, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor nilai
probabilitas untuk sumber risiko cuaca sebesar 12.5 persen.
Tabel 22 Jumlah perhitungan probabilitas sumber risiko cuaca dan suhu bulan Mei 2014 pada PT CIFA Indonesia
Tanggal Kehilangan Susu Liter
01-05-2014 0.00
02-05-2014 0.00
03-05-2014 0.00
04-05-2014 0.00
05-05-2014 0.00
06-05-2014 0.00
07-05-2014 0.00
08-05-2014 0.00
09-05-2014 0.00
10-05-2014 0.00
11-05-2014 0.00
12-05-2014 0.00
13-05-2014 0.00
14-05-2014 0.00
15-05-2014 0.00
16-05-2014 0.00
17-05-2014 0.00
18-05-2014 0.00
19-05-2014 25.70
20-05-2014 23.00
21-05-2014 20.00
22-05-2014 20.00
23-05-2014 16.50
24-05-2014 19.00
25-05-2014 17.00
26-05-2014 11.50
27-05-2014 15.50
28-05-2014 9.00
29-05-2014 8.00
30-05-2014 9.00
Total 194.2
Rata-Rata 6.47
Standar Deviasi 8.67
X 15
Z 0.98
Nilai Pada Tabel Z 0.8365
Probabilitas Risiko 16.35
Analisis Dampak Risiko Produksi
Analisis dampak risiko akan memberikan gambaran besarnya kerugian yang terjadi akibat adanya sumber risiko pada suatu kegiatan produksi. Dampak sumber
risiko dalam suatu usaha dapat berupa penurunan penerimaan atau bahkan mengalami kerugian. Berkurangnya jumlah hasil produksi dalam suatu kegiatan
usaha dapat mengakibatkan penurunan penerimaan perusahaan.
Risiko usahaternak sapi perah pada PT CIFA Indonesia yang disebabkan oleh sumber risiko penyakit, pakan serta cuaca dan suhu dapat berakibat pada kerugian
finansial bagi perusahaan. Berbagai macam sumber risiko yang ditimbulkan dapat mengakibatkan
kerugian yang
berbeda-beda bagi
perusahaan. Untuk