Perkawinan Risiko Produksi Susu Sapi Perah pada PT CIFA Indonesia di Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

Tabel 19 Jumlah kehilangan susu karena cuaca dan suhu bulan Mei 2014 pada PT CIFA Indonesia dalam satuan liter Tanggal Hasil Pemerahan Total Kehilangan Susu Kehilangan Susu Karena cuaca dan suhu 01-05-2014 636 63.20 0.00 02-05-2014 622 56.70 0.00 03-05-2014 613.1 46.10 0.00 04-05-2014 615.6 49.50 0.00 05-05-2014 608.7 44.70 0.00 06-05-2014 601.3 43.70 0.00 07-05-2014 613.8 50.30 0.00 08-05-2014 614.7 34.60 0.00 09-05-2014 625.5 42.60 0,00 10-05-2014 632.3 46.40 0,00 11-05-2014 637.7 47.60 0,00 12-05-2014 646 44.00 0,00 13-05-2014 666.1 53.80 0,00 14-05-2014 693 72.90 0,00 15-05-2014 691.3 66.40 0,00 16-05-2014 684.1 70.70 0,00 17-05-2014 671.1 64.30 0,00 18-05-2014 655.1 60.10 0.00 19-05-2014 656.6 49.90 25.70 20-05-2014 665 47.40 23.00 21-05-2014 662.8 59.90 20.00 22-05-2014 655.3 57.10 20.00 23-05-2014 656.5 53.60 16.50 24-05-2014 664.7 59.40 19.00 25-05-2014 638.1 50.80 17.00 26-05-2014 630.7 39.90 11.50 27-05-2014 642 51.10 15.50 28-05-2014 640.4 49.20 9.00 29-05-2014 612.7 45.90 8.00 30-05-2014 626.7 44.80 9.00 Total 1 566.60 194.20 Analisis Probabilitas Risiko Produksi Pada sub bab sebelumnya yaitu identifikasi sumber-sumber risiko telah ditemukan tiga sumber risiko yang terjadi pada PT CIFA Indonesia, maka tahapan selanjutnya adalah melakukan analisis probabilitas atau kemungkinan terjadi dari masing-masing sumber risiko tersebut. Analisis probablilitas sangat perlu dilakukan untuk mengetahui besar atau kecilnya probabilitas tejadinya kehilangan susu diatas, kemudian dibandingkan dengan batas normal karena sumber risiko tersebut. Analisis probabilitas sangat bermanfaat pada proses penanganan risiko yang dihadapi pada perusahaan peternakan sapi perah.

a. Probabilitas Risiko Penyakit

Penyakit merupakan faktor utama penyebab terjadinya kehilangan susu di peternakan sapi perah pada PT CIFA Indonesia. Kehilangan hasil susu akibat penyakit yang dapat dianggap masih dalam batas normal oleh perusahaan adalah 30 liter pada setiap siklus produksi. Akan tetapi pada kenyataannya jumlah kehilangan susu yang disebabkan oleh penyakit ada yang lebih rendah dari 30 liter dan ada yang diatas 30 liter. Hasil pengamatan selama 30 hari bulan Mei 2014 kehilangan susu akibat risiko penyakit yang diatas batas normal terjadi pada tanggal 2, 14, 15, 16 dan 18 yang nilainya masing-masing 34.40 liter, 34.50 liter, 32.00 liter, 37.60 liter dan 34.50 liter. Sedangkan hasil pengamatan pada tanggal lainnya kehilangan hasil susu karena risiko penyakit masih dibawah batas normal 30 literhari. Jika dilihat nilai rata-rata kehilangan hasil susu selama 30 hari nilainya sebesar 22,73 liter hari. Nilai rata-rata ini masih dibawah batas normal yang ditentukan oleh perusahaan sebesar 30 liter per siklus produksi. Dari nilai rata-rata tersebut terlihat ada kesungguhan pihak perusahaan untuk menekan kehilangan hasil susu dari sumber risiko penyakit. Pada Tabel 20 dapat diketahui bahwa nilai z score sebesar -1.15 dan nilai probabilitas kehilangan susu akibat risiko penyakit sebesar 87.49 persen. Peluang kemungkinan terjadinya kehilangan hasil susu dari sumber risiko penyakit sangat besar bila dibandingkan dengan risiko pakan serta cuaca dan suhu. Hasil tersebut sejalan dengan penelitian Simanjuntak 2013 tentang risiko produksi ayam ras pedaging pada peternakan di Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat nilai probabilitas untuk sumber risiko penyakit cukup tinggi yaitu sebesar 50 persen. Sedangkan hasil penelitian Pinto 2011 tentang analisis risiko produksi ayam broiler milik Bapak Restu di Desa Cijayanti, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor nilai probabilitas untuk sumber risiko penyakit sebesar 33 persen. Jenis penyakit yang sering menyerang sapi perah pada PT CIFA Indonesia adalah penyakit mastitis, anoreksia, pilek, diare, paru-paru basah dan gugur menular. Total kehilangan hasil susu akibat risiko penyakit tersebut selama 30 hari pengamatan sebesar 681.80 liter. Upaya yang dilakukan oleh PT CIFA Indonesia dalam mencegah timbulnya penyakit dengan pengamatan rutin setiap harinya yang dilakukan oleh bagian kesehatan hewan keswan.