Pemeriksaan Kesehatan dan Reproduksi
karena risiko pakan selama pengamatan sebesar 690.60 liter atau sebesar 44.08 persen dari total kehilangan susu selama pengamatan 1 566.60 liter.
c.
Risiko Cuaca dan Suhu Kondisi cuaca dan iklim menjadi salah satu faktor munculnya risiko dalam
peternakan sapi perah. Suhu ideal untuk peternakan sapi perah adalah dibawah 30
o
C yang berkisar antara 17.8-26.9
o
C. Adanya perubahan cuaca yang berfluktuasi tiap hari dan sulit diprediksi untuk waktu berikutnya merupakan salah
satu kendala dalam usaha peternakan sapi perah. Perubahan cuaca yang drastis atau ekstrim dan sulit diprediksi akan mempengaruhi secara langsung terhadap
produksi susu sapi perah. Adanya hujan yang terus-menerus pada waktu sore sampai malam hari, perubahan suhu, terpaan angin, atau terpaan sinar matahari
yang panjang akan sangat berpengaruh terhadap kondisi sapi perah, sehingga dapat mempengaruhi produksi dan produktivitas susu. Kondisi cuaca yang
berubah-ubah dapat memacu timbulnya penyakit yang menyerang sapi perah. Pada musim kemarau umumnya produksi susu sapi perah menurun sementara
pada musim hujan produksi susu sapi perah meningkat.
Hasil pengamatan selama 30 hari menunjukkan bahwa perubahan cuaca dapat mempengaruhi penurunan produksi susu di PT CIFA Indonesia. Adanya
perubahan musim yang terjadi pada bulan April dan Mei secara tidak langsung dapat mempengaruhi perubahan cuaca dan suhu di lokasi peternakan sapi perah.
Cuaca yang tidak menentu menyebabkan suhu pada siang hari panas dan pada malam hari dingin karena curah hujan tinggi. Curah hujan yang tinggi ternyata
dapat meningkatkan produksi susu, tetapi sapi mudah terkena penyakit seperti pilek dan diare sehingga dapat mempengaruhi produksi susu. Selain cuaca, suhu
yang panas juga dapat menjadi faktor risiko terjadinya penurunan produksi susu. Suhu yang ideal untuk memproduksi susu yang optimal adalah 22
o
C. Suhu yang terlalu panas di dalam kandang dapat menyebabkan meningkatnya kadar CO
2
dan berkurangnya O
2
dalam kandang, sehingga akan mengganggu kebutuhan oksigen sapi perah.
Pada Tabel 19 kehilangan susu karena risiko cuaca dan suhu selama 30 hari pengamatan, kehilangan susu tidak terjadi setiap hari. Hal ini terbukti dari tanggal
pengamatan tanggal 1-18 Mei 2014 risiko cuaca dan suhu tidak berpengaruh terhadap kehilangan susu. Besarnya kehilangan hasil susu karena risiko cuaca dan
suhu berkisar antara 0.00 literhari - 25.70 literhari. Total kehilangan hasil susu akibat risiko cuaca dan suhu selama 30 hari pengamatan sebesar 194.2 liter atau
sebesar 12.40 persen dari total kehilangan susu selama 30 hari pengamatan 1 566.60 liter. Pada Tabel 19 juga terlihat bahwa kehilangan susu karena risiko
cuaca dan suhu relatif kecil bila dibandingkan dengan risiko penyakit dan risiko pakan.
Tabel 19 Jumlah kehilangan susu karena cuaca dan suhu bulan Mei 2014 pada PT CIFA Indonesia dalam satuan liter
Tanggal Hasil Pemerahan
Total Kehilangan Susu
Kehilangan Susu Karena cuaca dan suhu
01-05-2014 636
63.20 0.00
02-05-2014 622
56.70 0.00
03-05-2014 613.1
46.10 0.00
04-05-2014 615.6
49.50 0.00
05-05-2014 608.7
44.70 0.00
06-05-2014 601.3
43.70 0.00
07-05-2014 613.8
50.30 0.00
08-05-2014 614.7
34.60 0.00
09-05-2014 625.5
42.60 0,00
10-05-2014 632.3
46.40 0,00
11-05-2014 637.7
47.60 0,00
12-05-2014 646
44.00 0,00
13-05-2014 666.1
53.80 0,00
14-05-2014 693
72.90 0,00
15-05-2014 691.3
66.40 0,00
16-05-2014 684.1
70.70 0,00
17-05-2014 671.1
64.30 0,00
18-05-2014 655.1
60.10 0.00
19-05-2014 656.6
49.90 25.70
20-05-2014 665
47.40 23.00
21-05-2014 662.8
59.90 20.00
22-05-2014 655.3
57.10 20.00
23-05-2014 656.5
53.60 16.50
24-05-2014 664.7
59.40 19.00
25-05-2014 638.1
50.80 17.00
26-05-2014 630.7
39.90 11.50
27-05-2014 642
51.10 15.50
28-05-2014 640.4
49.20 9.00
29-05-2014 612.7
45.90 8.00
30-05-2014 626.7
44.80 9.00
Total 1 566.60
194.20
Analisis Probabilitas Risiko Produksi
Pada sub bab sebelumnya yaitu identifikasi sumber-sumber risiko telah ditemukan tiga sumber risiko yang terjadi pada PT CIFA Indonesia, maka tahapan
selanjutnya adalah melakukan analisis probabilitas atau kemungkinan terjadi dari masing-masing sumber risiko tersebut. Analisis probablilitas sangat perlu
dilakukan untuk mengetahui besar atau kecilnya probabilitas tejadinya kehilangan susu diatas, kemudian dibandingkan dengan batas normal karena sumber risiko