Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Olahraga sebagai bagian dari upaya kehidupan berperanan mengingatkan bahwa tubuh manusia adalah alat yang utama bagi kehidupan. Hal ini telah disadari bersama, sehingga pada masa kini dimana-mana terlihat banyak manusia melakukan aktivitas ini, setelah merasakan manfaat dari gerak yang dilakukannya. olahraga menjadi kebutuhan hidup setiap individu berdasarkan pentingnya olahraga sebagai suatu medium bagi perkembangan fisik, motorik, mental, sosial dan emosional. Perkembangan olahraga dewasa ini semakin pesat dan memperlihatkan gejala yang sangat komplek karena aktivitas ini tidak berdiri sendiri, melainkan berinteraksi langsung dengan berbagai bidang seperti : ekonomi, politik, sosial, budaya, pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi. Upaya pencapaian hasil yang baik dalam penampilan dan prestasi membutuhkan penguasaan ketrampilan yang tinggi. Ini hanya bisa dicapai dengan belajar dan berlatih secara benar dan teratur. Olahraga melibatkan komponen jasmani atau fisik dan rohani atau psikis. Faktor yang paling dominan adalah jasmani atau fisik, karena kebugaran jasmani merupakan salah satu nilai yang langsung dapat dirasakan dari sekian banyak nilai yang diperoleh saat melakukan olahraga secara teratur. Latihan fisik yang dilakukan secara teratur akan meningkatkan kesegaran jasmani, sehingga tubuh akan mampu menghadapi beban kerja secara efektif. Hal ini merupakan manifestasi dari penyesuaian faal tubuh terhadap peningkatan beban kerja fisik. Latihan fisik diartikan sebagai suatu kegiatan menurut cara dan aturan tertentu yang bertujuan untuk meningkatkan berbagai aspek kemampuan fisik manusia seperti : daya tahan, kekuatan, kecepatan, keterampilan dan lain sebagainya. Latihan fisik atau olahraga telah diketahui sebagai salah satu cara untuk memelihara dan meningkatkan kesegaran jasmani. Salah satu latihan fisik yang sering dilakukan adalah latihan kekuatan menggunakan beban weight training. Latihan beban merupakan latihan dengan menggunakan suatu beban untuk meningkatkan kekuatan terutama kekuatan otot. Jenis dari latihan beban memiliki manfaat yang berbeda pada jenis otot yang akan dilatih. Latihan beban biasanya untuk meningkatkan kekuatan otot dada, otot perut, otot lengan dan otot tungkai. Berkaitan dengan peningkatan kekuatan otot, penelitian ini akan mengkaji dan meneliti cara untuk meningkatkan kekuatan otot tungkai dengan latihan beban. Jenis latihan beban yang bermanfaat untuk meningkatkan kekuatan otot tungkai antara lain reguler leg press, upper leg press, leg extension, leg curl dan half squat. Latihan beban yang digunakan untuk penelitian ini adalah dengan latihan half squat. Half Squat adalah latihan beban dengan posisi berdiri membawa beban dipundak kemudian disertai gerak tungkai ditekuk dan diluruskan. Melalui gerak tungkai ynag ditekuk lalu diluruskan serta adanya beban dipundak menyebabkan tungkai mengeluarkan kekuatan ototnya untuk melawan beban yang didapat. Dengan latihan teratur dan beban yang semakin bertambah, maka kekuatan otot tungkai dapat meningkat dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Upaya meningkatkan kekuatan otot tungkai harus melalui metode latihan beban yang sesuai. Metode latihan beban antara lain adalah metode latihan beban linear dan non-linear. Dengan metode latihan beban linear, beban latihan ditingkatkan secara bertahap dan meningkat secara terus menerus. Peningkatan latihan secara teratur dan semakin bertambah beban yang diangkat. Sedangkan dengan latihan beban non-linear, latihan secara bertahap dengan adanya peningkatan dan penurunan beban yang diangkat. Dari metode latihan beban tersebut masing-masing memiliki efektifitas yang berbeda terhadap peningkatan kekuatan otot tungkai. Latihan beban pada prinsipnya mempunyai tujuan untuk memberi kemudahan dalam meningkatkan kekuatan otot tungkai. Namun ditinjau dari segi anthropometri, bentuk dan proporsi tubuh yang ideal cukup banyak berpengaruh pada kekuatan otot tungkai. Proporsi tubuh yang ideal untuk meningkatkan kekuatan otot tungkai adalah memiliki massa otot tungkai yang besar. Hal ini dapat dilihat pada besarnya massa otot tungkai yang ada pada tungkai bagian atas. Kemampuan untuk meningkatkan kekuatan otot tungkai bergantung pada besarnya massa otot tungkai yang dimiliki oleh seseorang. Semakin besar massa otot tungkai, semakin besar pula kekuatan otot tungkai tersebut. Besarnya massa otot tungkai yang diukur pada tungkai bagian atas, yaitu pada paha sepertiga bagian dibawah tulang panggul dan dua pertiga bagian diatas tulang patella atau tempurung lutut. Oleh karena itu diperlukan pengukuran besarnya massa otot tungkai untuk mengetahui peningkatan kekuatan otot tungkai yang telah dilatih dengan latihan beban half Squat. Bertolak dari latihan beban weight training diatas, metode latihan beban yang akan dikaji dan diteliti adalah latihan beban linear dan non-linear serta pengaruh besar massa otot tungkai atau lingkar paha terhadap peningkatan kekuatan otot tungkai. Untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan dari latihan beban linear dan non-linear terhadap peningkatan kekuatan otot tungkai perlu dibuktikan melalui penelitian baik secara teori maupun praktek. Sebagai orang coba dalam penelitian ini adalah siswa putra kelas II SMP Negeri 4 Sragen tahun pelajaran 20062007. Pada umumnya siswa putra kelas II SMP berada pada usia 13-15 tahun. Pada usia ini, otot tungkai masih dalam tahap berkembang kearah kekuatan maksimal otot tungkai. Sedangkan pada siswa putra kelas II SMP Negeri 4 Sragen tahun pelajaran 20062007, belum diketahui cara meningkatkan kekuatan otot tungkai secara efektif. Kekuatan otot tungkai yang belum terlatih dengan baik, sulit untuk berkembang kekuatan maksimalnya. Dengan kekuatan otot tungkai yang terlatih, siswa dapat memaksimalkan gerak dengan kekuatan otot tungkai, antara lain melompat, meloncat, berlari, berenang dan sebagainya. Gerak tersebut terdapat pada berbagai cabang olahraga seperti atletik, olahraga permainan, olahraga air, dan sebagainya. Sehingga siswa yang mempunyai bakat, kemampuan dan kemauan dari salah satu cabang olahraga tersebut dapat dikembangkan lebih lanjut ke tahap yang lebih tinggi melalui latihan-latihan khusus. Sebenarnya pelaksanaan kegiatan olahraga untuk meningkatan kekuatan otot tungkai melalui pelajaran pendidikan jasmani di SMP Negeri 4 Sragen telah berjalan dengan baik, namun jenis latihan yang tepat belum dilakukan. Kondisi semacam ini harus diperhatikan dan perlu dilakukan upaya-upaya untuk melakukan kegiatan olahraga dengan jenis yang tepat untuk meningkatkan kekuatan otot tungkai siswa. Ditinjau dari sarana latihan peningkatan otot tungkai, pada umumnya disekolah tidak mempunyai alat-alat untuk latihan beban termasuk di SMP Negeri 4 Sragen, karena alat-alat ini hanya terdapat ditempat-tempat fitness dan harganya cukup mahal. Kurangnya sarana alat beban menyebabkan latihan peningkatan otot tungkai tidak maksimal. Untuk mengatasi hal ini, sekolah dapat menggunakan alat beban alternatif yang harganya lebih murah seperti besi panjang yang kedua ujungnya diberi beban dari semen. Hanya saja kelemahan alat ini adalah bebannya tetap atau tidak dapat ditambah dan dikurangi, sehingga harus dibuat beberapa alat dengan besar beban yang berbeda-beda sesuai kebutuhan siswa. Sarana dan pengetahuan yang kurang tentang cara peningkatan kekuatan otot tungkai menuntut seorang guru untuk memiliki kreatifitas dengan alat yang ada disekolah, agar semua siswa dapat melakukan latihan untuk meningkatkan otot tungkai. Melalui penelitian ini diharapkan guru pendidikan jasmani memperoleh pengetahuan tentang latihan beban yang benar untuk meningkatkan kekuatan otot tungkai siswa dan siswa dapat mengetahui bentuk latihan beban yang tepat untuk meningkatkan kekuatan otot tungkai Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini mengambil judul “ Perbedaan Pengaruh Latihan Berbeban Dan Anthropometri Terhadap Peningkatan Kekuatan Otot Tungkai Pada Siswa Putra Kelas II SMP Negeri 4 Sragen Tahun Pelajaran 20062007 “

B. Identifikasi Masalah

Dokumen yang terkait

PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN TERHADAP POWER OTOT TUNGKAI

15 131 149

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA

0 4 61

PENGARUH LATIHAN ROPE SKIPPING TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI PADA PEMAIN BULUTANGKIS DI PB Pengaruh Latihan Rope Skipping Terhadap Peningkatan Kekuatan Otot Tungkai Pada Pemain Bulutangkis Di Pb Tanker Kartasura.

0 5 11

PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN PLYOMETRIK DAN BERBEBAN TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN SMASH BOLAVOLI DITINJAU DARI KEKUATAN OTOT LENGAN

0 17 119

PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK DEPTH JUMP DAN PLANK TRAINING TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT Pengaruh Latihan Pliometrik Depth Jump Dan Plank Training Terhadap Peningkatan Power Otot Tungkai Dan Kekuatan Otot Perut Pada Pemain Sep

1 2 25

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLYOMETRICS DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN MENGGIRING BOLA

0 1 142

PENGARUH LATIHAN BEBAN TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI KARATEKA PUTRA BINAAN FORKI MEDAN.

1 3 19

Hubungan kecepatan lari 100 meter, panjang tungkai dan kekuatan otot tungkai terhadap prestasi lompat jauh gaya jongkok pada siswa putra kelas VIII SMP Islam Karangpucung Kabupaten Cilacap tahun ajaran 2006/2007.

0 0 74

PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN PASING LAMBUNG SEPAKBOLA PADA SISWA SSB NEW ANDANG TARUNA SRAGEN TAHUN 2012.

0 0 15

SUKONO A. 120809126

7 55 124