Penyusunan Program Latihan Berbeban

7 Setelah latihan, pengaturan pernapasan harus diperhatikan 8 Pada akhir melakukan suatu bentuk latihan, atlet harus berada dalam keadaan lelah otot lokal yang berlangsung hanya untuk sementara. 9 Latihan beban setidaknya dilakukan tiga kali dalam seminggu dan diselingi dengan satu hari istirahat. 10 Latihan beban harus diawasi oleh pelatih yang mengerti betul dengan latihan beban. Program latihan berbeban harus disusun dan dilaksanakan dengan baik dan benar. Jika latihan berbeban dapat dlakukan dengan baik dan benar maka ini merupakan pengamanan bagi atlet itu sendiri. Hal-hal yang telah diuraikan diatas perlu diperhatikan dan dipenuhi agar latihan yang dilakukan dapat mencapai hasil yang diinginkan.

b. Penyusunan Program Latihan Berbeban

Latihan beban akan memberikan manfaat pada aspek yang dilatih jika dalam pelaksanaan dan penerapannya dilakukan dengan tepat dan memenuhi prinsip-prinsip latihan beban yang telah disarankan. Dalam menyusun program latihan harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap keberhasilan latihan. Menurut M. Sajoto 1995:33-35 , hal-hal yang harus diperhatikan dalam latihan beban yaitu : “1 Jumlah beban, 2 Repetisi dan set 3 Frekuensi dan lama latihan “. 1 Jumlah Beban Jumlah beban yang harus diberikan dalam latihan harus tepat. Berkaitan dengan jumlah beban yang harus diberikan dalam latihan kekuatan, Nosseck 1982:46 mengelompokkan menjadi tiga tujuan yaitu “ a kekuatan maksimum, b kekuatan kecepatan, dan c ketahanan kekuatan”. Beban yang diberikan dalam latihan kekuatan berbeda-beda, sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Unsur kondisi fisik yang diperlukan meningkatkan kekuatan otot tungkai adalah terutama kekuatan maksimal, menurut Nosseck 1982:55 bebannya adalah “80- 100 dari beban maksimum”. Dalam penelitian ini tujuan yang akan dicapai adalah untuk meningkatkan kekuatan otot tungkai. Beban yang akan diberikan adalah 80-90 dari beban kekuatan maksimum. Jumlah beban ini disesuaikan dengan usia sampel penelitian yang berkisar antara 13-15 tahun, sehingga beban yang diangkat tidak boleh sampai 100 dari beban maksimal. Beban awal yang harus diberikan kepada tiap individu berbeda-beda. Beban awal yang diberikan kepada tiap individu dihitung sesuai dengan kemampuan maksimal masing-masing atlet. 2 Repetisi dan Set Repetisi adalah jumlah ulangan mengangkat suatu beban, sedangkan set adalah suatu rangkaian kegiatan dari satu repetisi. Penentuan jumlah repetisi dan set disesuaikan dengan tujuan latihan, yaitu meningkatkan kekuatan. Latihan untuk meningkatkan kekuatan maksimal, menurut Nosseck 1982:55 yaitu, “dengan jumlah repetisi 6 - 10 kali, 3-4 set, dengan istirahat antar set 2-4 menit”. Menurut O Shea dalam M.Sajoto 1995:70 “apabila menggunakan beban maksimal maka waktu istirahat antara repetisi atau set adalah 2 menit, sedang untuk beban ringan atau menengah adalah ½ - 1 menit”. Adapun menurut M. Sajoto 1995:34 latihan dengan beban dapat dilakukan dengan “10-12 repetisi untuk 3-4 set”. Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa latihan beban untuk meningkatkan kekuatan adalah dengan jumlah repetisi 6-10 kali, 3-4 set dan istirahat antar set 2-4 menit.

c. Latihan Berbeban Untuk Meningkatkan Kekuatan Otot Tungkai

Dokumen yang terkait

PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN TERHADAP POWER OTOT TUNGKAI

15 131 149

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA

0 4 61

PENGARUH LATIHAN ROPE SKIPPING TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI PADA PEMAIN BULUTANGKIS DI PB Pengaruh Latihan Rope Skipping Terhadap Peningkatan Kekuatan Otot Tungkai Pada Pemain Bulutangkis Di Pb Tanker Kartasura.

0 5 11

PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN PLYOMETRIK DAN BERBEBAN TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN SMASH BOLAVOLI DITINJAU DARI KEKUATAN OTOT LENGAN

0 17 119

PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK DEPTH JUMP DAN PLANK TRAINING TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT Pengaruh Latihan Pliometrik Depth Jump Dan Plank Training Terhadap Peningkatan Power Otot Tungkai Dan Kekuatan Otot Perut Pada Pemain Sep

1 2 25

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLYOMETRICS DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN MENGGIRING BOLA

0 1 142

PENGARUH LATIHAN BEBAN TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI KARATEKA PUTRA BINAAN FORKI MEDAN.

1 3 19

Hubungan kecepatan lari 100 meter, panjang tungkai dan kekuatan otot tungkai terhadap prestasi lompat jauh gaya jongkok pada siswa putra kelas VIII SMP Islam Karangpucung Kabupaten Cilacap tahun ajaran 2006/2007.

0 0 74

PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN PASING LAMBUNG SEPAKBOLA PADA SISWA SSB NEW ANDANG TARUNA SRAGEN TAHUN 2012.

0 0 15

SUKONO A. 120809126

7 55 124