Penguatan Kapasitas Pengelola dan Ilmu Pengetahuan Kemitraan Multi Stakeholders

29 Kemitraan di Cagar Biosfer GSKBB masih terbatas antara BBKSDA Riau dengan SMF pada kegiatan perlindungan area inti dan pengendalian kebakaran hutan dan lahan. Sementara itu, kemitraan dengan pemerintah daerah dan sektor swasta lainnya belum terwujud seperti yang dimandatkan Madrid Action Plan. Pada umumnya, kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah daerah dilaksanakan oleh kontraktor proyek, bersifat parsial, kurang bersinergi dengan pihak lain, dan tidak berkesinambungan. Padahal, kemitraan pemerintah dengan pengelola di lapangan sangat diperlukan untuk mendukung upaya pemberdayaan masyarakat di zona penyangga dan area transisi untuk mengurangi tekanan terhadap area inti.

2.4 Simpulan

Implementasi konsep Cagar Biosfer GSKBB saat ini sudah menerapkan zonasi sesuai arahan Strategi Seville, meliputi area inti, zona penyangga, dan area transisi. Badan Koordinasi Pengelolaan Cagar Biosfer GSKBB sudah dibentuk tetapi belum bekerja optimal dalam menyelenggarakan koordinasi dan komunikasi antar pemangku kepentingan, sehingga program dan kegiatan yang dilaksanakan pada masing-masing zona belum sinergi untuk mewujudkan Cagar Biosfer GSKBB sebagai situs bagi promosi konservasi keanekaragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan. Beberapa unit manajemen hutan telah melakukan inisiatif pengelolaan hutan tanaman lestari di zona penyangga, tetapi belum ada peningkatan upaya pengelolaan area inti yang nyata. Sementara itu, penelitian terapan yang mendukung pengelolaan Cagar Biosfer GSKBB masih sangat terbatas. Kemitraan masih terbatas antara BBKSDA Riau dengan SMF pada kegiatan perlindungan area inti dan pengendalian kebakaran hutan dan lahan, sementara itu kemitraan dengan pemerintah daerah dan sektor swasta lainnya belum terwujud. 30 31 3 SITUASI PEMANFAATAN LAHAN CAGAR BIOSFER GIAM SIAK KECIL – BUKIT BATU

3.1 Pendahuluan

Hingga tahun 2016, Indonesia telah memiliki 11 cagar biosfer yang dideklarasikan oleh UNESCO sebagai wujud komitmen bangsa dalam melaksanakan berbagai konvensi internasional terkait dengan Agenda 21, keanekaragaman hayati, dan perubahan iklim. Cagar Biosfer Giam Siak Kecil - Bukit Batu GSKBB merupakan cagar biosfer ke-7 seluas ±705.271 ha, terletak di Kabupaten Bengkalis, Kabupaten Siak, dan Kota Dumai di Provinsi Riau Komite Nasional MAB Indonesia 2008. Penetapan dan penataan cagar biosfer ini diharapkan dapat mengintegrasikan pengelolaan lahan berkelanjutan dan konservasi keanekaragaman hayati di tingkat lansekap Bridgewater 2002; Kusova et al. 2008. Sesuai arahan Strategi Seville, kawasan Cagar GSKBB telah ditata menurut zonasi, meliputi area inti, zona penyangga, dan area transisi. Menurut Unit KSDA Riau 2001 dan BBKSDA Riau 2011, area inti Cagar Biosfer GSKBB merupakan hutan rawa gambut dan habitat harimau Sumatera Panthera tigris sumatrae Lyon yang sangat penting untuk dilestarikan. Wilayah ini merupakan salah satu dari 8 blok hutan rawa gambut di Riau, dengan kedalaman 6 m Azra’ie et al. 2011, sangat penting untuk menjaga sistem hidrologi, sehingga termasuk High Conservation Value Forest Jarvie et al. 2003. Bagian barat zona penyangga dan area transisi cagar biosfer yang merupakan lahan mineral merupakan daerah jelajah home range gajah Sumatera Elephas maximus sumatranus Temminck yang perlu dikelola secara berkelanjutan LIPI 2008a. Oleh karena itu, Cagar Biosfer GSKBB dapat menjadi situs untuk konservasi keanekaragaman hayati di hutan rawa gambut dan hutan dataran rendah, dengan spesies kunci berupa harimau sumatera dan gajah sumatera. Secara formal, pengaturan area inti dan sebagian besar zona penyangga Cagar Biosfer GSKBB berada di bawah rejim kepemilikan negara state property. Area inti yang merupakan suaka margasatwa diberikan kuasa kepada BBKSDA Riau untuk mengelolanya, sedangkan sebagian besar hutan produksi di zona penyangga diberikan ijin pemanfaatan kepada SMF dan mitranya. Namun, faktanya banyak masyarakat dan pihak lainnya yang hidup dan memanfaatkan lahan di dalam wilayah tersebut sehingga terjadi benturan kepentingan antar pihak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis situasi pemanfaatan lahan, karakteristik sumber daya lahan dan relasi kekuasaan antar aktor dalam memanfaatkan lahan Cagar Biosfer GSKBB, sebagai bagian dari tujuan penelitian disertasi yang ke dua.