Perumusan Masalah Kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Cagar Biosfer Giam Siak Kecil – Bukit Batu Di Provinsi Riau

6 Menurut Schmid 1987, sumber daya bersama mempunyai beberapa karakteristik inheren yang menjadi sumber ketergantungan interdependency antar individu atau kelompok masyarakat, yaitu: biaya eksklusi tinggi, biaya transaksi, joint impact goods 1 , dan inkompatibilitas 2 . Biaya eksklusi tinggi terjadi karena biaya untuk mencegah pihak lain dalam memanfaatkan sumber daya jauh lebih besar dibandingkan dengan nilainya Pakpahan 1989. Biaya transaksi adalah biaya untuk mengukur nilai atribut barang dan jasa information cost yang akan dipertukarkan, biaya untuk melindungi hak atas barang exclusion cost, serta biaya untuk menetapkan kontrakperjanjian contractual cost dan biaya untuk menjalankan perjanjian policing cost North 1990. Situasi biaya eksklusi tinggi akan mendatangkan masalah free riders penunggang gratis, yaitu individu atau kelompok masyarakat yang ikut serta memanfaatkan suatu barang dan atau jasa tetapi tidak ikut serta menanggung biaya pengadaan barang dan jasa tersebut Schmid 1987; Basuni 2003. Secara formal, pengaturan sumber daya di area inti dan zona penyangga Cagar Biosfer GSKBB berada di bawah rejim kepemilikan negara state property, dikelola oleh lembaga publik atau organisasi pemerintah yang diberi kuasa oleh negara Ellsworth 2004. Karena tidak adanya pengelolaan dan pengawasan yang memadai oleh pemerintah, rejim pemilik annya cenderung “non property ” atau “open access” Bromley 1992, sehingga memicu pemanfaatan sumber daya alam yang berlebihan dengan masuknya perambah, pencuri kayu, pemburu satwa, dan penunggang gratis lainnya. Hal ini juga disebabkan oleh kewibawaan Pemerintah menurun pasca reformasi pemerintahan tahun 1998 dan hukum formal tidak ditaati lagi oleh masyarakat. Pada situasi seperti ini, sumber daya alam cenderung mengalami degradasi akibat dieksploitasi dan dimanfaatkan secara berlebihan. Untuk mengatasi masalah sumber daya terbuka open access pada CPRs, seperti yang terjadi di area inti Cagar Biosfer GSKBB, ada beberapa rejim hak kepemilikan yang direkomendasikan oleh para ahli, antara lain: private property, state property, dan common property Bromley 1986; Ostrom 2008a. Namun, Ostrom 1990 menyebutkan bahwa privatisasi sumber daya alam bukanlah cara yang tepat untuk menghambat kerusakan lingkungan tetapi pemerintah juga tidak selalu sebagai pengatur terbaik bagi alokasi CPRs. Oleh karena itu, masyarakat perlu diberdayakan untuk mengatur sumber daya alam bagi komunitasnya. Menurut Acheson 1989, untuk menciptakan perimbangan kontrol terhadap sumber daya sehingga tidak menjadi open access perlu pendekatan pengelolaan kolaborasi, yaitu situasi dimana dua atau lebih aktor sosial bernegosiasi, menetapkan dan memberikan garansi di antara mereka, serta berbagi secara adil mengenai fungsi pengelolaan, hak, dan tanggung jawab dari suatu wilayah tertentu atau sekumpulan sumber daya alam Borrini-Feyerbrand et al. 2000. Ostrom 2008b menyarankan agar suatu kebijakan pengelolaan sumber daya alam harus dibangun dari situasi dan hubungan keterkaitan yang sudah ada 1 Joint impact goods adalah karakteristik sumber daya dimana sekali diproduksi maka semua orang memiliki kesempatan yang sama mengkonsumsi sumberdaya tersebut tanpa mengurangi kepentingan orang lain yang memperoleh jasa yang sama, tetapi masih ada interdependensi dalam andil biaya tetap. 2 Dua atau lebih aktivitas dikatakan memiliki sifat inkompatibilitas apabila satu aktivitas dipilih, aktivitas lainnya tidak dapat disertakan.