potensi komoditas subsektor tanaman bahan makanan dalam perekonomian wilayah di Kabupaten Majalengka sedangkan analisis di level mikro bertujuan
untuk melihat potensi dan kondisi komoditas-komoditas subsektor tanaman bahan makanan yang ada di wilayah Kabupaten Majalengka dalam hal ini dilihat dari
aspek produksi dan luas panen.
5.3.1. Analisis Komoditas Unggulan Pada Level Makro
Pada level makro, kriteria yang digunakan adalah komoditas tersebut merupakan komoditas basis yang memiliki keunggulan secara komparatif dan
kompetitif. Penilaian pada level makro dilakukan berdasarkan hasil analisis LQ dan SSA differential shift yang membandingkan komoditas subsektor tanaman
bahan makanan yang ada di Kabupaten Majalengka dengan komoditas subsektor tanaman bahan makanan yang ada di KabupatenKota di Jawa Barat. Hasil
analisis LQ dan SSA differential shift untuk komoditas tanaman pangan tersaji pada Tabel 39.
Tabel 39. Hasil Analisis LQ dan Differential Shift Komoditas Tanaman Pangan
No. Komoditas
Nilai LQ Differential Shift
Luas Tanam
Luas Panen
Produksi Luas
Tanam Luas
Panen Produksi
1 Padi
0,97 0,97
1,03 -0,03
-0,02 -0,09
2 Jagung
1,91 2,15
2,32 0,24
0,18 0,12
3
Kedelai
0,96 1,10
1,17 0,23
-0,04 0,08
4 Kacang Tanah
0,32 0,33
0,31 -0,44
-0,38 -0,48
5 Kacang Hijau
2,28 2,25
1,91 0,36
0,31 0,05
6 Ubi Kayu
0,50 0,48
0,43 -0,18
-0,19 -0,35
7 Ubi Jalar
0,56 0,63
0,77 -0,31
-0,33 -0,30
Sumber : Hasil Analisis 2011
Berdasarkan Tabel 39 tersebut maka komoditas tanaman pangan yang merupakan komoditas basis dan memiliki keunggulan secara komparatif dan
kompetitif adalah padi, jagung, kedelai dan kacang hijau. Untuk komoditas padi terlihat bahwa secara produksi komoditas ini merupakan komoditas
basismemiliki keunggulan komparatif tetapi tidak unggul secara kompetitif atau nilai differential shiftnya negatif, hal ini dimungkinkan karena sejak awal
komoditas ini sudah memiliki angka luas tanam, luas panen maupun produksi yang sudah cukup besar sehingga tingkat pertumbuhanpergeserannya kecil
negatif sehingga dalam hal ini tetap dikategorikan sebagai komoditas basis. Hasil analisis LQ dan SSA differential shift untuk komoditas buah-
buahan tersaji pada Tabel 40. Berdasarkan Tabel 40 terlihat banyak sekali komoditas buah-buahan yang memiliki nilai LQ 1 dan differential shift positif
sehingga komoditas buah-buahan yang merupakan komoditas basis dan memiliki keunggulan secara komparatif dan kompetitif adalah alpukat, durian, jambu biji,
jambu air, jeruk, mangga, nangka, papaya, pisang, sawo, sirsak, sukun, melinjo dan petai.
Tabel 40. Hasil Analisis LQ dan Differential Shift Komoditas Buah-Buahan
No. Komoditas
Nilai LQ Differential Shift
Jml Pohon Produksi
Jml Pohon Produksi
1 Alpukat
3,10 1,59
0,55 0,45
2 Belimbing
2,38 0,97
-0,02 -0,28
3 Dukuhlangsat
0,17 0,11
0,04 -0,19
4 Durian
2,12 0,93
0,25 -0,23
5 Jambu Biji
2,02 1,17
0,38 1,21
6
Jambu Air 1,99
0,91 -0,04
0,82
7 Jeruk
1,31 1,09
-0,15 0,15
8 Jeruk Besar
0,57 0,31
-0,24 -1,88
9 Mangga
4,49 3,56
0,58 0,48
10 Manggis
0,18 0,05
-0,34 1,99
11
Nangka 3,26
1,19 0,05
-0,60 12
Nenas 0,02
0,00 0,21
-0,60 13
Pepaya 1,09
0,29 0,13
-1,20 14
Pisang 1,26
0,59 0,11
0,31
15 Rambutan
0,78 0,25
0,04 0,42
16 Salak
0,04 0,04
0,53 0,47
17 Sawo
1,04 0,89
0,41 -0,56
18 Markisa
0,08 0,00
-0,09 -0,97
19 Sirsak
1,01 0,18
0,03 -0,07
20 Sukun
2,30 0,62
0,91 0,23
21 Melinjo
8,06 9,73
0,05 1,75
22 Petai
2,70 2,45
0,36 0,93
Sumber : Hasil Analisis 2011