Jenis Data dan Tehnik Penarikan Contoh Sampling Tehnique

untuk analisis LQ serta data tahun 2005 dan tahun 2009 untuk analisis SSA. Hasil analisis LQ dan SSA merupakan indikasi keunggulan dan daya saing subsektor tanaman bahan makanan dan komoditas-komoditasnya di Kabupaten Majalengka dibandingkan dengan sektor-sektor perekonomian dan komoditas-komoditas sebsektor tanaman bahan makanan lainnya di wilayah Propinsi Jawa Barat. Keterkaitan komoditas-komoditas subsektor tanaman bahan makanan dengan sektor-sektor lainnya serta multiplier effect yang ditimbulkan terhadap ouput, total nilai tambah, pendapatan dan pajak dianalisis dengan menggunakan tabel input- output Kabupaten Majalengka. Tabel input-output Kabupaten Majalengka diperoleh dengan metode RAS dari tabel input-output Kabupaten Ciamis Tahun 2008. Analisis keterkaitan antar sektor dan nilai multiplier effect ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai peran subsektor tanaman bahan makanan dalam perekonomian wilayah di Kabupaten Majalengka. Untuk mengetahui komoditas subsektor tanaman bahan makanan yang menjadi unggulan Kabupaten Majalengka, dilakukan analisis deskriptif terhadap hasil analisis potensi dan kondisi serta hasil analisis keterkaitan dan multiplier effect komoditas subsektor tanaman bahan makanan. Persepsi para stakeholder mengenai prioritas pembangunan subsektor tanaman bahan makanan diidentifikasi dengan menggunakan kuesioner dan hasilnya dianalisis dengan metode AHP. Selanjutnya dari hasil analisis potensi dan kondisi subsektor tanaman bahan makanan saat ini, hasil analisis peran subsektor tanaman bahan makanan dalam perekonomian wilayah, analisis komoditas unggulan dan hasil analisis persepsi stakeholder mengenai prioritas pembangunan subsektor tanaman bahan makanan di Kabupaten Majalengka akan disusun untuk memberikan informasi dan arahan bagi pembangunan subsektor tanaman bahan makanan dalam pengembangan wilayah di Kabupaten Majalengka. Selain itu, untuk memberikan arahan pembangunan subsektor tanaman bahan makanan secara spasial ditambahkan pula informasi mengenai kesesuaian lahan sebagai arahan lokasi pengembangan komoditas unggulan subsektor tanaman bahan makanan. Adapun tahapan pelaksanaan dari penelitian ini dapat dilihat dalam bagan alir penelitian yang disajikan pada Gambar 3. Gambar 3. Bagan alir penelitian. 39 AHP Persepsi Stakeholder ARAHAN PEMBANGUNAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH KAB. MAJALENGKA Metode RAS Tabel input-output Kabupaten Majalengka Tahun 2009 Tabel input –output Kab. Ciamis Tahun 2008, Data PDRB Kab. Majalengka Tahun 2009 Analisis Tabel Input- output Peran, Keterkaitan Komoditas Subsektor Tabama dengan sektor lain dan Multiplier effect Peta Arahan Pengembangan Komoditas Unggulan Peta Tanah dan Peta Landsystem, RTRW, Landuse Peta Kesesuaian Lahan Dan Ketersediaan Lahan Komoditas Unggulan Subsektor Tabama Prioritas Pembangunan Subsektor Tabama Luas Panen, Produksi Kondisi dan Potensi Subsektor serta Komoditas Tabama PDRB per sektor KabKota di Jabar Analisis LQ dan SSA Kondisi dan Potensi daya saing Subsektor Tabama Kab. Majalengka di wilayah Jabar Potensi Komoditas Subsektor Tabama Unggulan Kabupaten Majalengka Luas TanamLuas PanenProduksi Komoditas Tabama KabKota di Jabar Analisis LQ dan SSA

3.5. Teknik Analisis Data

Tehnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dikaitkan dengan tujuan penelitian adalah : analisis LQ dan SSA untuk mengetahui kondisi dan potensi daya saing subsektor tanaman bahan makanan di Kabupaten Majalengka saat ini; analisis Input-Output untuk mengetahui peran subsektor tanaman bahan makanan yang meliputi keterkaitan komoditas-komoditas subsektor tanaman bahan makanan dengan sektor-sektor lain serta multiplier effectnya; Analytical Hierarcy Process AHP digunakan untuk mengetahui prioritas pembangunan subsektor tanaman bahan makanan di Kabupaten Majalengka dan hasil ketiganya digunakan untuk menyusun arahan pembangunan subsektor tanaman bahan makanan dalam pengembangan wilayah di Kabupaten Majalengka.

3.5.1. Analisis Kondisi dan Potensi Daya Saing Subsektor Tanaman Bahan

Makanan Analisis kondisi dan potensi daya saing subsektor tanaman bahan makanan dilakukan dengan metode LQ dan SSA. Metode ini dilakukan untuk mengetahui sektor basis, keunggulan komparatif dan kompetitif subsektor tanaman bahan makanan dan komoditas-komoditasnya di Kabupaten Majalengka dibandingkan dengan cakupan wilayah yang lebih luas, dalam hal ini kabupatenkota yang ada di Jawa Barat. Hasil analisis ini menunjukkan indikasi daya saing subsektor tanaman bahan makanan dan komoditas-komoditasnya yang dimiliki Kabupaten Majalengka dibandingkan dengan wilayah lain di Propinsi Jawa Barat.

3.5.1.1. Analisis Location Quotient LQ

Analisis dengan model LQ ini digunakan untuk melihat sektor basis atau non basis pada suatu wilayah perencanaan sehingga dapat digunakan untuk mengidentifikasi sektor dan komoditas unggulan atau mengidentifikasi keunggulan komparatif suatu sektorkomoditas di suatu wilayah. Metode analisis LQ pada penelitian ini. menggunakan data PDRB per sektor dan data luas tanam, luas panen serta produksi untuk komoditas tanaman pangan dan sayur-sayuran, sedangkan untuk tanaman buah-buahan menggunakan data jumlah pohon dan produksi. Analisis dilakukan terhadap seluruh komoditas subsektor tanaman