Shift Share Analysis SSA
Tabel 6. Struktur Dasar Tabel Input-Output
Output Input
Permintaan Internal Wilayah Permintaan
Eksternal Wilayah
Total Output
Permintaan Antara Permintaan Akhir
1 2
… j …
n C
G I
E
In p
u t
In tern
al W
il ay
ah In
p u
t A
n tara
1 X
11
… … X
1j
… X
1n
C
1
G
1
I
1
E
1
X
1
2 X
21
… … X
2j
… X
2n
C
2
G
2
I
2
E
2
X
2
: …
… … … … …
… …
… …
… i
… … … X
ij
… … C
i
G
i
I
i
E
i
X
i
: …
… … … …
… …
… …
… …
n X
n1
… …
X
nj
… X
nn
C
n
G
n
I
n
E
n
X
n
N il
ai T
amb ah
W W
1
… …
W
j
… W
n
C
W
G
W
I
W
E
W
W T
T
1
… …
T
j
… T
n
C
T
G
T
I
T
E
T
T S
S
1
… …
S
j
… S
n
C
S
G
S
I
S
E
S
S Input
Eksternal Wilayah
M M
1
… … …
… M
n
C
M
G
M
I
M
- M
Total Input X
1
… …
X
j
… X
n
C G
I E
X
Sumber : Rustiadi et al. 2009.
Keterangan : ij
: sektor ekonomi Xij
: banyaknya output sektor i yang digunakan sebagai input sektor j Xi
: total output sektor i Xj
: total output sektor j; untuk sektor yang sama i=j, total output sama dengan total input
Ci : permintaan konsumsi rumah tangga terhadap output sektor i
Gi : permintaan konsumsi pengeluaran belanja rutin pemerintah terhadap
output sektor i Ii
: permintaan pembentukan modal tetap netto investasi dari output sektor i; output sektor i yang menjadi barang modal
Ei : ekspor barang dan jasa sektor i, output sektor i yang diekspordijual ke
luar wilayah, permintaan wilayah eksternal terhadap output sektor i Yi
: total permintaan akhir terhadap output sektor i Yi=Ci+Gi+Ii+Ei Wj
: pendapatan upah dan gaji rumah tangga dari sektor j, nilai tambah sektor j yang dialokasikan sebagai upah dan gaji anggota rumah tangga
yang bekerja di sektor j Tj
: pendapatan pemerintah Pajak Tak Langsung dari sektor j, nilai tambah sektor j yang menjadi pendapatan asli daerah dari sektor j
Sj : surplus usaha sektor j, nilai tambah sektor j yang menjadi surplus usaha
Mj : impor sektor j, komponen input produksi sektor j yang diperolehdibeli
dari luar wilayah Analisis yang dilakukan terhadap tabel I-O adalah analisis keterkaitan
antar sektor dan angka pengganda sektoral multiplier effect. Analisis ini dilakukan berdasarkan hasil perhitungan koefisien teknis matriks A dan invers
matriks Leontief matriks B yang diperoleh dari perhitungan tabel I-O. Selanjutnya matrik tersebut diolah kembali sehingga diperoleh data mengenai
keterkaitan sektoral dan angka pengganda multiplier. Koefisien teknologi sebagai parameter yang paling utama dalam analisis I-O secara matematis
diformulasikan dengan rumus sebagai berikut : atau
di mana :
a
ij
: rasio antara banyaknya output sektor i yang digunakan sebagai input sektor j atau disebut pula sebagai koefisien input.
Beberapa parameter teknis yang diperoleh melalui analisis I-O adalah : 1. Kaitan langsung ke belakang direct backward linkage B
j
yang menunjukkan efek permintaan sektor pertanian terhadap perubahan tingkat
produksi sektor-sektor yang menyediakan input antara bagi sektor tersebut secara langsung. Kaitan langsung ke belakang secara matematis dirumuskan
sebagai berikut :
untuk mengukur secara relatif perbandingan dengan sektor lainnya terdapat ukuran normalized
yang merupakan rasio antar kaitan langsung ke belakang sektor j dengan rata-rata backward linkage sektor-sektor lainnya
yang diformulasikan dengan rumus sebagai berikut :
j ij
ij
X X
a
j ij
ij
X a
X .
n i
ij j
a B
j j
j j
j n
i j
j
B B
n B
B B
.
j
B