kedelai, pisang dan melinjo. Dalam mendukung pengembangan komoditas unggulan tersebut, subsistem usahatani merupakan prioritas pertama diikuti
oleh subsistem agribisnis hulu, subsistem agribisnis hilir dan subsistem jasa layanan
pendukung. Berdasarkan
faktor yang
diperlukan dalam
pengembangan subsistem-subsistem agribisnis tersebut maka faktor sumberdaya manusia harus menjadi perhatian utama diikuti dengan faktor
sarana prasarana dan kelembagaan. 5. Arahan pengembangan
subsektor tanaman bahan makanan dalam pengembangan wilayah adalah meningkatkan kinerja subsektor ini dan
meningkatkan keterkaitan subsektor tanaman bahan makanan dengan sektor- sektor lain sehingga perannya dalam perekonomian wilayah menjadi semakin
besar. Untuk mendukung hal ini maka pembangunan subsektor tanaman bahan makanan diupayakan fokus pada komoditas unggulan dengan meningkatkan
peran masing-masing subsistem agribisnis dan peningkatan kemampuan
sumberdaya manusia, ketersediaan sarana prasarana serta dukungan kelembagaan yang kuat. Selain itu, arahan untuk lokasi pengembangan
komoditas unggulan adalah pada lahan-lahan yang memiliki kriteria sesuai untuk pengembangan komoditas tersebut.
6.2. Saran
Beberapa saran yang dapat disumbangkan berdasarkan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Peningkatan keterkaitan subsektor tanaman bahan makanan dengan sektor- sektor lain agar terus dilakukan, baik yang memiliki keterkaitan ke depan
maupun ke belakang sehingga mampu meningkatkan nilai tambah di dalam wilayah serta mengurangi terjadinya kebocoran wilayah.
2. Perlu dikembangkan rantai sistem agribisnis dalam pengembangan subsektor tanaman bahan makanan di Kabupaten Majalengka sehingga dapat terbangun
keterkaitan antar subsistem agribisnis maupun antar sektor lainnya. 3. Perlu dilakukan survey tanah yang lebih detil sehingga informasi mengenai
evaluasi kesesuaian lahan untuk lokasi pengembangan komoditas subsektor tanaman bahan makanan akan lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Alkadri, Djajadiningrat HM. 2002. Bagaimana Menganalisis Potensi Daerah, Konsep dan Contoh Aplikasinya. Dalam: Ambardi UM, Prihawantoro S,
Editor. Pengembangan Wilayah dan Otonomi Daerah. Ed ke-1. Jakarta: Pusat Pengkajian Kebijakan Teknologi Pengembangan Wilayah. hlm 9-26
Anonim. 2007. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Jakarta: Ditjen Penataan Ruang Departemen
Pekerjaan Umum. Anonim. 2008. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional. Jakarta: Ditjen Penataan Ruang Departemen Pekerjaan Umum
Anugrah IS. 2003. Asean Free Trade Area AFTA. Otonomi Daerah dan Daya Saing Perdagangan Komoditas Pertanian Indonesia. Forum Peneliti Agro
Ekonomi 211:1-11. [Bappeda Majalengka]. Badan Perencana dan Pembangunan Daerah Kabupaten
Majalengka. 2005. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Majalengka 2005-2015. Majalengka: Bappeda Kabupaten Majalengka.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2000. Teknik Penyusunan Tabel Input-Output. Jakarta : Badan Pusat Statistik.
[BPS Majalengka]. Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka. 2010. Kabupaten Majalengka Dalam Angka. Majalengka: Badan Pusat Statistik.
[BPS Majalengka]. Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka. 2010. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Tahun 2005-2009.
Majalengka: Badan Pusat Statistik. [BPS Jabar]. Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat. 2010. Produk Domestik
Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Tahun 2005-2009. Bandung: Badan Pusat Statistik.
Daryanto A, Hafizrianda Y. 2010a. Analisis Input-Output dan Social Accounting Matrix untuk Pembangunan Ekonomi Daerah. Bogor: IPB Press.
Daryanto A, Hafizrianda Y. 2010b. Model-Model Kuantitatif untuk Perencanaan Pembangunan Ekonomi Daerah. Bogor: IPB Press.
Diao X, Hazzell P, Thurlow J. 2010. The Role of Agriculture in African Development. World Development 3810: 1375-1383.
Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat. 2011. Wilayah Pengembangan Kawasan Andalan Agribisnis dan Komoditas Unggulan.
Bandung. http:www.diperta.jabarprov.go.id
. [20 April 2011]. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat. 2010. Database
Hortikultura Tahun 2010. Bandung : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat.
Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat. 2010. Database Tanaman Pangan. Bandung : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat.
Djaenudin. D., Marwan H., Subagjo H., Hidayat, A. 2003. Petunjuk Teknis Evaluasi Lahan untuk Komoditas Pertanian. Balai Penelitian Tanah,
Puslitbangtanak. Djakapermana, RD. 2010. Pengembangan Wilayah Melalui Pendekatan
Kesisteman. Bogor: IPB Press. Harianto. 2007. Peranan Pertanian dalam Ekonomi Perdesaan. Pusat Studi
Pembangunan Pertanian dan Perdesaan, IPB. http:pse.litbang.deptan.
go.id . [11 April 2011]
Hardjowigeno S, Widiatmaka. 2007. Evaluasi Kesesuaian Lahan dan Perencanaan Tata Guna Lahan. Yogyakarta:Gadjah Mada University
Press. Hastuti HI. 2001. Model Pengembangan Wilayah dengan Pendekatan
Agropolitan: kasus Kabupaten Banjarnegara Provinsi Jawa Tengah [Tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Hendayana. 2003. Aplikasi Metode Location Quotient LQ dalam Penentuan Komoditas
Unggulan Nasional.
Informatika Pertanian
12:1-21. http:www.litbang.deptan.go.idwarta-ippdf-filerahmadi-12.pdf
. [26 Mei 2011]
Hermanto. 2009. Reorientasi Kebijakan Pertanian dalam Perspektif Pembangunan Berwawasan Lingkungan dan Otonomi Daerah. Analisis Kebijakan
Pertanian 7:369-383. Ilham N. 2008. Profil Teknologi pada Usahatani Padi dan Implikasinya Terhadap
Peran Pemerintah. Analisis Kebijakan Pertanian 6:335-351. Jaya, A. 2009. Kebocoran Wilayah dalam Sistem Agribisnis Komoditas Kayu
Manis Rakyat serta Dampaknya Terhadap Perekonomian Wilayah : Kasus Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi. [Disertasi]. Bogor: Program
Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Kementrian Pertanian. 2010. Pedoman Pelepasan Varietas Hortikultura. Jakarta : Direktorat Jenderal Hortikultura.
Kementrian Pertanian. 2011. Daftar Varietas Hortikultura. Jakarta : Direktorat Jenderal Hortikultura.
Marimin, Maghfiroh N. 2011. Aplikasi Teknik Pengambilan Keputusan dalam Manajemen Rantai Pasok. Bogor: IPB Press.
[Pemkab Majalengka] Pemerintah Daerah Kabupaten Majalengka. 2009. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 4 Tahun 2009 Tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2009-2013. Majalengka: Pemerintah Kabupaten Majalengka.
Pribadi DO, Panuju DR, Rustiadi E, Pravitasari, AE. 2010. Permodelan Perencanaan Pengembangan Wilayah, Bahan Kuliah Program Studi Ilmu
Perencanaan Wilayah. [Tidak dipublikasikan]. Purnamadewi YL, Tambunan M, Oktaviani R, Daryanto A. 2010. Dampak
Perubahan Produktivitas Sektoral Berbasis Investasi Terhadap Disparitas Ekonomi Antar Wilayah dan Kondisi Makroekonomi di Indonesia. Jurnal
Manajemen dan Agribisnis. l72: 146-154.
Rustiadi E, Saefulhakim S, Panuju DR. 2009. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Jakarta: Crestpent Press dan Yayasan Obor Indonesia.
Riyadi DS. 2002. Pengembangan Wilayah, Teori dan Konsep Dasar. Dalam: Ambardi UM, Prihawantoro S, Editor. Pengembangan Wilayah dan
Otonomi Daerah. Ed ke-1. Jakarta: Pusat Pengkajian Kebijakan Teknologi Pengembangan Wilayah. hlm 47-65.
Saaty TL. 2008. Making Decisions in Hierarchic and Network Systems. Int. J. Applied Decision Sciences 11:24-79.
Saptana, Sunarsih, Indraningsih KS. 2006. Mewujudkan Keunggulan Komparatif Menjadi Keunggulan Kompetitif Melalui Pengembangan Kemitraan Usaha
Hortikultura. Forum Penelitian Agro Ekonomi 241:61-76. Saragih B. 2010. Agribisnis Cara Baru Melihat Pertanian. Dalam: Pambudy R,
Dabukke FBM, Editor. Agribisnis, Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi Berbasis Pertanian. Ed ke-3. Bogor: IPB Press. hlm 21-32.
Sari DR. 2008. Pemodelan Multi-Kriteria Untuk Pengembangan Wilayah Berbasis Komoditas Unggulan di Kabupaten Lampung Timur. [Tesis].
Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Sitorus, S.R.P. 2004. Evaluasi Sumberdaya Lahan. Bandung: Penerbit Tarsito.
Sudaryanto T, Rusastra IW. 2006. Kebijakan Strategis Usaha Pertanian Dalam Rangka Peningkatan Produksi dan Pengentasan Kemiskinan. Jurnal
Litbang Pertanian 254:115-122.
Supriatna, A. 2009. Pola Pelayanan Pembiayaan Sistem Kredit Mikro Usaha Tani di Tingkat Pedesaan. Jurnal Litbang Pertanian 283:111-118.
Suryawardana, MI. 2006. Analisis Keterkaitan Sektor Unggulan dan Alokasi Anggaran untuk Penguatan Kinerja Pembangunan Daerah di Provinsi
Jawa Timur. [Tesis}. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Syafrudin, Kairupan AN, Negara A, Limbongan J. 2004. Penataan Sistem Pertanian dan Penetapan Komoditas Unggulan Berdasarkan Zona
Agroekologi di Sulawesi Tengah. Jurnal Litbang Pertanian 232:61-67. Syahidin, A. 2006. Studi Kebijakan Pembangunan Berbasis Sektor Unggulan :
Kasus di Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah. [Tesis]. Bogor : Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Tarigan R. 2008. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Jakarta: Bumi Aksara. Zaini A. 2005. Dampak Peningkatan Eksport Sektor-sektor Pertanian Terhadap
Perekonomian Indonesia pada Masa Krisis Ekonomi, SAM Analisis. Frontir 191:12-17.
Zakaria AK, Sejati WK, Kustiari R. 2010. Analisis Daya Saing Komoditas Kedelai Menurut Agroekosistem: Kasus di Tiga Provinsi di Indonesia.
Jurnal Agro Ekonomi. 281: 21-37.