Multiplier Effect Output Multiplier Effect

permintaan akhir suatu sektor terhadap peningkatan pajak tak langsung pada sektor tersebut. Artinya, apabila terjadi peningkatan permintaan akhir pada suatu sektor tertentu sebesar satu rupiah, maka akan berdampak pada meningkatnya pajak tak langsung sebesar nilai pengganda pajak di sektro tersebut. Nilai multiplier effect pajak tak langsung sektor-sektor perekonomian di Kabupaten Majalengka ditampilkan pada Gambar 30. Gambar 30. Multiplier Effect pajak tak langsung sektor-sektor perekonomian Dari nilai multiplier effect pajak tak langsung tersebut dapat diketahui besarnya peranan subsektor tanaman bahan makanan terhadap peningkatan pajak tak langsung adalah : komoditas buah-buahan memiliki nilai multiplier effect pajak sebesar 1,5827 menempati urutan ke-11, jagung memiliki nilai multiplier effect pajak sebesar 1,4884 menempati urutan ke-13, ubi kayu memiliki nilai multiplier effect pajak sebesar 1,2911 menempati urutan ke-17, padi memiliki nilai multiplier effect pajak sebesar 1,2145 menempati urutan ke-20, sayur- sayuran memiliki nilai multiplier effect pajak sebesar 1,1925 menempati urutan ke-22 dan bahan makanan lainnya memiliki nilai multiplier effect pajak sebesar 1,1536 menempati urutan ke-24. Nilai multiplier effect pajak untuk komoditas buah-buahan bernilai 1,5827 berati bahwa untuk setiap penambahan permintaan akhir komoditas buah-buahan sebesar satu satuan akan meningkatkan pajak tak langsung sebesar ,1536 kali. Berdasarkan nilai multiplier effect pajak tak langsung tersebut maka komoditas sektor tanaman bahan makanan yang memiliki potensi sebagai komoditas unggulan adalah jagung dan buah-buahan. Kedua komoditas tersebut memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan komoditas tanaman bahan makanan lainnya dan kedua komoditas tersebut memiliki nilai diatas subsektor kehutanan yang merupakan bagian sektor pertanian. Hotel memiliki nilai multiplier effect pajak tak langsung yang paling tinggi, hal ini karena tabel input-output Kabupaten Majalengka 2009 merupakan hasil turunan dari tabel input-output Kabupaten Ciamis 2008, sehingga hasil perhitungan multiplier effect pajak tak langsung sangat dipengaruhi oleh situasi dan kondisi di Kabupaten Ciamis. Kabupaten Ciamis memiliki potensi kunjungan wisata yang tinggi karena memiliki beberapa obyek wisata andalan seperti pantai pangandaran, batu hiu, karang nini dan green canyon cukang taneuh. Hal tersebut menjadi potensi yang dapat mengakibatnya tingginya nilai multiplier effect pajak tak langsung dari sektor hotel. Adapun untuk Kabupaten Majalengka multiplier effect pajak tak langsung sektor hotel yang tinggi kurang mencerminkan kondisi yang ada di lapangan hal ini salah satu penyebabnya karena potensi wisata di Kabupaten Majalengka masih rendah. Berdasarkan seluruh indikator keterkaitan dan multiplier effect melalui analisis I-O di atas diketahui bahwa secara umum komoditas-komoditas subsektor tanaman bahan makanan masih memiliki nilai keterkaitan dan multiplier effect yang rendah, sehingga upaya pembangunan subsektor tanaman bahan makanan yang dapat dilakukan dalam mewujudkannya menjadi salah satu sektor unggulan yang strategis adalah dengan meningkatkan keterkaitan subsektor tanaman bahan makanan dengan sektor-sektor lain dalam internal wilayah Kabupaten Majalengka.