Penetapan Komoditas Unggulan Komoditas Unggulan Subsektor Tanaman Bahan Makanan di

penyuluhan yang intensif dalam hal tehnik budidaya yang baik dan benar untuk memperoleh hasil yang maksimal. Persepsi stakeholder dalam pengembangan mangga menunjukkan bahwa subsistem agribisnis hulu sebagai prioritas pertama kemudian subsistem agribisnis hilir, usahatani dan jasa layanan pendukung. Dari hasil analisis persepsi tersebut menunjukkan bahwa ketersedian sarana produksi merupakan hal yang masih sangat diperlukan untuk pengembangan mangga sebagai komoditas unggulan. Berdasarkan wawancara di lapangan diketahui bahwa subsistem hulu dipilih menjadi prioritas dalam pengembangan mangga karena banyak sekali permasalahan yang terkait dengan hama penyakit sehingga ketersediaan dan kemudahan untuk mendapatkan obat-obatan menjadi hal yang perlu diprioritaskan. Adapun untuk pengembangan pisang persepsi stakeholder menunjukkan bahwa yang perlu diprioritaskan secara berturut-turut adalah subsistem agribisnis hilir, usahatani, hulu dan jasa layanan pendukung, demikian pula untuk pengembangan melinjo, subsistem agribisnis hilir menempati prioritas pertama kemudian diikuti dengan subsistem usahatani, jasa layanan pendukung dan agribisnis hulu. Hal ini menunjukkan bahwa untuk pengembangan pisang dan melinjo aspek pengolahan dan pemasaran hasil menjadi prioritas yang diperlukan. Nilai dari masing-masing prioritas pengembangan subsistem agribisnis per komoditas berdasarkan hasil Analytical Hierarchy Process AHP disajikan pada Gambar 35. Berdasarkan pertimbangan untuk pengembangan keseluruhan komoditas unggulan maka subsistem usahatani merupakan subsistem yang terpilih sebagai prioritas pertama untuk dikembangkan dengan skor 0,287 kemudian subsistem agribisnis hulu dengan skor 0,275, subsistem agribisnis hilir dengan skor 0,273 dan subsistem jasa layanan pendukung dengan skor 0,166. Hal ini menunjukkan bahwa menurut persepsi para stakeholder, dalam pengembangan komoditas unggulan di Kabupaten Majalengka masih diperlukan peningkatan tehnik-tehnik budidaya yang efektif dan efisien untuk meningkatkan kualitas, kuantitas maupun kontinuitas hasil produksi. Gambar 35. Nilai AHP masing-masing subsistem per komoditas

5.4.3. Prioritas Pengembangan Aspek Pendukung

Dalam pembangunan subsektor tanaman bahan makanan selain dibutuhkan pengembangan dan keterkaitan antar subsistem agribisnis juga dibutuhkan aspek- aspek pendukung lain yang tak kalah pentingnya, diantaranya yaitu sumberdaya manusia, sarana prasarana dan kelembagaan. Sumberdaya manusia merupakan aspek yang penting dalam pembangunan subsektor tanaman bahan makanan karena sumberdaya manusia merupakan aktor atau pelaku utama dalam kegiatan pembangunan subsektor ini. Pembangunan subsektor tanaman bahan makanan ini sangat tergantung dari kemampuan dan kualitas sumberdaya manusianya. Salah satu sarana yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia adalah melalui pendidikan, baik formal maupun informal. Aspek sarana prasarana merupakan fasilitas pendukung yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan usahatani tanaman bahan makanan. Aspek sarana prasarana ini menentukan kelancaran kegiatan budidaya, panen dan pasca panen serta mobilitas sarana produksi dan hasil-hasil usahatani tanaman bahan makanan. Aspek kelembagaan berfungsi untuk mengorganisasikan, memfungsikan dan mengatur setiap aktivitas usahatani tanaman bahan makanan. Dalam melaksanakan pembangunan subsektor tanaman bahan makanan ini diperlukan dukungan kelembagaan untuk dapat meningkatkan posisi tawar petani. Hasil analisis AHP menunjukkan bahwa untuk pengembangan subsistem hulu stakeholder memberi prioritas yang hampir sama besar terhadap peran dan pengembangan sarana prasarana dan sumberdaya manusia yaitu dengan skor masing-masing sebesar 0,100 dan 0,097. Adapun persepsi stakeholder dalam pengembangan subsistem usahatani dan subsistem agribisnis hilir menunjukkan bahwa sumberdaya manusia menjadi prioritas pertama yang perlu dikembangkan diikuti dengan aspek sarana prasarana dan kelembagaan. Untuk pengembangan subsistem agribisnis jasa layanan pendukung, para stakeholder memprioritaskan pengembangan kelembagaan kemudian sumberdaya manusia dan sarana prasarana. Nilai hasil AHP untuk penentuan prioritas aspek pendukung per subsistem secara lengkap disajikan pada Gambar 36. Gambar 36. Hasil AHP penentuan prioritas aspek pendukung per subsistem Dari keseluruhan subsistem tersebut maka aspek pendukung yang terpilih untuk diprioritaskan adalah aspek sumberdaya manusia SDM dengan skor 0,448 kemudian aspek sarana prasarana dengan skor 0,303 dan aspek kelembagaan