Penyusunan Arahan Pembangunan Subsektor Tanaman Bahan

yang memiliki luas wilayah paling luas adalah Kecamatan Kertajati sedangkan kecamatan yang memiliki luas wilayah terkecil adalah Kecamatan Kadipaten. Gambar 8. Distribusi luas wilayah per kecamatan Km 2

4.1.2. Kondisi Topografi

Kondisi topografi Kabupaten Majalengka sangat bervariasi yaitu ada daerah dengan topografi landai dataran rendah, berbukit bergelombang, serta perbukitan terjal. Kondisi bentang alamnya melandai ke daerah Barat Laut, menyebabkan aliran sungai dan mata air mengalir ke arah Utara. Sehingga pada wilayah bagian Utara Kabupaten Majalengka terdapat banyak persawahan. Perbukitan dengan lereng yang curam terdapat di lereng Gunung Ciremai. Kemiringan lahan di Kabupaten Majalengka di klasifikasikan kedalam 3 kelas yaitu 0 – 15 , 15 – 40 dan 40 . Berdasarkan klasifikasi kelas kemiringan lahan, 13.21 dari luas wilayah Kabupaten Majalengka mernpunyai kemiringan lahan di atas 40, sedangkan kontribusi kelas kemiringan lahan mayoritas adalah pada kelas kemiringan lahan 0 - 15, yaitu 82.207 Ha atau 68.26 luas wilayah Kabupaten Majalengka, dan daerah ini merupakan daerah yang relatif datar Bappeda Majalengka, 2005. Kondisi topografis ini sangat berpengaruh pada pemanfaatan ruang dan potensi pengembangan wilayah. Selain itu juga mengakibatkan terdapatnya daerah yang rawan terhadap gerakan tanah yaitu daerah yang mempunyai kelerengan curam. Distribusi ketiga bagian topografi yang ada di Kabupaten Majalengka sebagaimana disebutkan di atas, adalah sebagai berikut : 1. Dataran rendah, mempunyai kemiringan tanah antara 0 - 15, yaitu meliputi kecamatan Cigasong, Jatitujuh, Jatiwangi, Kadipaten, Kertajati, Ligung dan Palasah. 2. Berbukit Gelombang, kemiringan tanahnya berkisar antara 15 - 40, yaitu metiputi Kecamatan Argapura, Banjaran, Bantarujeg, Cikijing, Cingambul, Dawuan, Lemahsugih, Maja, Majalengka, Rajagaluh, Sindangwangi, Sukahaji dan Talaga. 3. Perbukitan Terjal, kemiringan tanahnya lebih dari 40, sebagian besar merupakan daerah-daerah di sekitar Gunung Ciremai yaitu meliputi Kecamatan Agapura, Banjaran, Bantarujeg, Cikijing, Cingambul, Lemahsugih, Leuwimunding, Maja, Majalengka, Panyingkiran, Rajagaluh, Sindangwangi, Sukahaji, Sumberjaya dan Talaga. Berdasarkan ketinggian tempatnya, wilayah Kabupaten Majalengka yang mempunyai ketinggian di atas 2000 mdpl terletak di sekitar kawasan kaki Gunung Ciremai. Adapun wilayah yang mempunyai ketinggian 25-100 m dpl mendominasi pada bagian Utara Kabupaten Majalengka, yang dimanfaatkan untuk pertanian lahan basah. Sebaran ketinggian wilayah yang lebih rinci disajikan secara spasial pada Gambar 9. Gambar 9. Peta kelas ketinggian Kabupaten Majalengka

4.1.3. Kondisi Tanah dan Lahan

Tanah merupakan sumber daya alam yang sangat penting bagi kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan. Jenis tanah memegang peranan penting dalam menentukan sifat dan tingkat kesuburan tanah dalam menunjang kegiatan pertanian di suatu daerah. Kemampuan tanah berdasarkan kedalaman efektif tanah merupakan kondisi dimana tanaman dapat tumbuh karena perakaran tanaman dapat menembusnya secara vertikal. Kedalaman efektif tanah dipengaruhi oleh tingkat erosi yang dapat mengakibatkan lapisan atas tanah top soil terkikis air ke tempat yang lebih rendah Hardjowigeno, 2007. Gambar 10. Peta kedalaman efektif tanah Kabupaten Majalengka