3. Penyelidikan varians antara hasil aktual dan sasaran yang direncanakan atau dianggarakan digunakan sebagai dasar.
2.3. Hasil Penelitian Terdahulu
Prawatiningsih 2007, dengan judul “Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendalian Keuangan Studi Kasus Badan Rumah Sakit Daerah Ciawi”. Penelitian ini
dilakukan pada Badan Rumah Sakit Daerah BRSD Ciawi. Hasil dari penelitian tersebut adalah ada beberapa faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam penyusunan
anggaran. Faktor-faktor pertimbangan tersebut yaitu: jumlah kunjungan pasien, jenis penyakit, rencana rumah sakit dalam penambahan sarana medis dan non medis, jumlah
tempat tidur, penambahan sarana fisik dan pelayanan baru, rencana penambahan karyawan, peraturan pemerintah, dan anggaran belanja tahun sebelumnya. Prosedur
penyusunan anggaran belanja BRSD Ciawi menggunakan metode campuran top down dan bottom up. Prosedur penyusunan anggaran belanja melalui beberapa tahap yaitu:
pembuatan surat edaran untuk setiap ruangan, sosialisasi format anggaran, pengumpulan data usulan kebutuhan, pengumpulan data rekapitulasi kebutuhan, penyusunan dan
pengetikan konsep Rencana Anggaran Satuan Kerja RASK, penelitian RASK dan perubahan anggaran, serta pengesahan Dokumen Anggaran Satuan Kerja DASK.
Hendardi 2002, dengan judul “Penyusunan Anggaran Berdasarkan Aktivitas Activity Based Budgeting pada Komponen Biaya Operasi Perusahaan Jasa Studi Kasus
pada Divisi Forwading PTP Kawasan Berikat Nusantara”. Pada tesis ini, menjabarkan
anggaran konvensional mengandalkan push terhadap demand, aktivitas kurang diperhatikan sehingga tidak mengherankan sering terjadi distorsi dalam menentukan
jumlah biaya yang dianggarkan pada suatu produk. Hal ini menyebabkan perusahaan akan menemui kesulitan dalam menghadapi lingkungan yang selalu menuntut daya saing.
Penganggaran berdasarkan aktivitas ABB pada akhirnya cenderung mempertimbangkan pull terhadap demand. Dengan sangat mempertimbangkan aktivitas yang terlibat dalam
pembuatan suatu produk maka dapat diperoleh anggaran aktivitas yang paling proporsional terhadap produk. Dengan metode ABB, perusahaan dapat lebih mudah
melakukan perbaikan terhadap proses. Dengan demikian daya saing perusahaan dapat lebih baik. Penelitian Hendardi ini juga menemukan adanya perbedaan pada jumlah
anggaran antara metode konvensional dengan metode ABB. Pada metode ABB
menggunakan perthitungan biaya per aktivitas yang lebih akurat daripada proses penganngaran konvensional yang banyak menggunakan judgment dan pengalaman pada
tahun sebelumnya. Ratmarisa 2010, dengan judul “Analisis Penerapan Activity Based Budgeting
ABB pada Anggaran Belanja Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Mukomuko, Bengkulu”. Penelitian ini dilakukan pada Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten
Mukomuko, sebagai lembaga pemerintah yang memberikan pelayanan pendidikan bagi masyarakat, mempunyai kepentingan dalam mengelolah asset atau anggaran dari
pemerintah, sehingga membutuhkan suatu strategi dalam mengelolah aspek keuangan. Jenis Pengelolaan anggaran pada Kantor Dinas Pendidikan Mukomuko masih
menggunakan metode tradisional konvensional, hal ini dapat mempengaruhi tingkat efisien dan efektivitas unit kerja pada Kantor Dinas Pendidikan khususnya bagian
keuangan. Peneliti mempertimbangkan adanya aktivitas utama yang dilakukan berkaitan dengan anggaran belanja yang dikeluarkan, hal tersebut membuat peneliti ingin
mengetahui apakah adanya pemborosan anggaran belanja pada aktivitas yang tidak begitu memerlukan anggaran yang besar, dengan demikian pengelolaan anggaran belanja
berdasarkan aktivitas akan jauh lebih relevan dibandingkan dengan anggaran belanja menggunakan metode konvensional, karena metode konvensional hanya berpatokan pada
anggaran tahun sebelumnya dan tidak memperhatikan aktivitas-aktivitas yang sebenarnya mempengaruhi besar kecilnya anggaran yang akan dikeluarkan. Dari Uji Hipotesis yang
dilakukan oleh peneliti, diketahui bahwa penyimpangan dari anggaran yang disusun dengan metode ABB lebih kecil dibandingkan dengan anggaran yang disusun secara
konvensional, namun penyimpangan yang terjadi masih dalam batas pengendalian.
III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran
Pendekatan yang digunakan dalam merencanakan pembangunan khususnya di bidang pendidikan adalah melalui perencanaan partisipatif dengan melibatkan
seluruh elemen masyarakat sebagai stakeholders. Dengan demikian, wujud perencanaan pembangunan diharapkan dapat sinergi antara top-down planning dan
bottom-up planning. Salah satu hasil dari pendekatan ini adalah lahirnya dokumen perencanaan jangka menengah SKPD Satuan Kerja Perangkat Daerah yang
strategis. Untuk mewujudkan semua itu diperlukan suatu dokumen perencanaan jangka menengah guna menjamin terciptanya sinergi kebijakan dan sinkronisasi
program dengan melibatkan semua pihak terkait hingga tercapainya program- program pada sasaran yang dikehendaki. Visi dan misi pada Dinas Pendidikan Kota
Bogor, dijabarkan dalam beberapa kebijakan operasional, keuangan dan sumber daya manusia. Visi, misi dan tata nilai dalam harus merujuk kepada visi, misi
Walikota terpilih yang tertuang dalam Rencana Program Jangka Menengah Daerah RPJMD. Perumusan visi, misi dan tata nilai ini dilakukan dalam tiga langkah yaitu
1 merumuskan visi, 2 merumuskan misi dan 3 merumuskan tata nilai Dinas Pendidikan. Kebijakan keuangan yang dijalankan oleh Dinas Pendidikan Kota Bogor
salah satunya adalah melaksanakan penganggaran. Didalam pelaksanaan penganggaran yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kota Bogor diawali dengan
menerjemahkan visi dan misi ke dalam target-target yang ingin dicapai. Setelah ditetapkanya target, Dinas Pendidikan Kota Bogor melakukan penyusunan program
kerja dalam bentuk rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Kota Bogor untuk satu tahun kedepan. Selanjutnya dilakukanya penyusunan
anggaran untuk menggambarkan nilai uang dari rencana kegiatan yang telah disepakati. Untuk melihat rencana yang yang dibuat berhasil diterapkan, bagian
keuangan melaporkan hasil operasi Dinas Pendidikan dalam bentuk laporan keuangan berupa laporan realisasi. Dari penyusunan anggaran dengan metode
konvensional dan realisasi tahun sebelumnya yaitu tahun 2009 yang akan menjadi acuan didalam penyusunan anggaran dengan metode ABB. Disamping itu, dilakukan