6. Akurat. Estimasi anggaran hendaknya tidak memasukkan cadangan yang
tersembunyi, yang dapat dijadikan sebagai kantong-kantong pemborosan dan in efisiensi anggaran serta dapat mengakibatkan munculnya understimate
pendapatan dan over estimate pengeluaran. 7. Jelas.
Anggaran hendaknya sederhana, dapat difahami masyarakat dan tidak membingungkan.
8. Diketahui publik. Anggaran harus diinformasikan kepada masyarakat luas.
2.2.6 Jenis-Jenis Anggaran Sektor Publik
Menurut Mardiasmo 2009, jenis-jenis anggaran sektor publik terdiri dari: 1. Anggaran Operasional.
Anggaran operasional digunakan untuk merencanakan kebutuhan sehari-hari dalam
menjalankan pemerintahan
misalnya anggaran
untuk pengeluaranbelanja rutin. Pengeluaran ini memanfaatkan hanya untuk satu
tahun anggaran dan tidak dapat menambah asset atau kekayaan bagi perusahaan.
2. Anggaran ModalInvestasi. Anggaran modal menunjukkan rencana jangka panjang dan pembelanjaan
atas aktiva tetap seperti gedung, peralatan, kendaraan, perabotan dan sebagainya. Belanja ModalInvestasi merupakan contoh anggaran modal.
Belanja modal itu manfaatnya cenderung melebihi satu tahun dan akan menambah asset atau kekayaan pemerintah.
2.2.7 Sistem Anggaran Sektor Publik
Sistem anggaran sektor publik terdiri dari empat bagian yaitu Mardiasmo, 2009 : 1. Sistem Anggaran Tradisional
Sistem anggaran tradisional mempunyai cirri utama yaitu: a. Cara
penyusunan anggaran
yang didasarkan
atas pendekatan
incrementalism yaitu penyusunan anggaran dilakukan hanya dengan menambah atau mengurangi jumlah rupiah pada item-item anggaran yang
sudah ada sebelumnya dengan data tahun sebelumnya sebagai dasar besarnya penambahan atau pengurangan tanpa dilakukan kajian secara
mendalam. b. Struktur dan susunan anggaran bersifat line-item artinya anggaran disusun
berdasarkan item-item penerimaan dan pengeluaran yang pernah digunakan pada tahun sebelumnya.
2. Sistem Anggaran Kinerja Performance Budgeting System Sistem anggaran kinerja ini disusun untuk mengatasi kelemahan yang
terdapat pada anggaran tradisional, terutama kelemahan yang disebabkan oleh tidak adanya tolak ukur yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja
dalam pencapaian tujuan dan sasaran pelayanan publik. 3.
Zero Based Budgeting System Sistem penyusunan anggaran yang benar-benar didasarkan pada kebutuhan
saat ini tanpa berpatokan pada anggaran tahun lalu. Dengan zero based budgeting penyusunan anggaran diasumsikan mulai dari nol sehingga item-
item anggaran tahun lalu mungkin dikurangi, ditambah, atau bahkan diganti sama sekali dengan item-item yang baru yang sesuai dengan kebutuhan saat
ini. 4. Planning, Programing, and Budgeting System PPBS
Sistem penganggaran ini didasarkan pada teori sistem yang berorientasi pada output dan tujuan dengan penekanan utama adalah alokasi sumber daya
berdasarkan analisis ekonomi. Sistem anggaran PPBS tidak mendasarkan pada struktur organisasi tradisional yang terdiri dari divisi-divisi, namun
berdasarkan program yaitu pengelompokkan aktivitas untuk mencapai tujuan tertentu.
2.2.8 Analisis Varians Anggaran
Menurut Munandar 2001 dalam mekanisme penerapan budget maka satu teknis yang selalu diterapkan adalah analisis varians atau analisis penyimpangan.
Analisis ini dilakukan dengan cara membandingkan antara budget dengan realisasi. Perbedaan antara angka budget dengan realisasi ini disebut
penyimpangan atau varians. Apabila kita menganggap bahwa budget ataupun
standar sudah benar dan akurat maka secara prinsip kita harus mengusahakan agar realisasi harus sama dengan budget.
Menurut Nafarin 2007 analisis varians membandingkan antara kinerja standar dengan kinerja aktual dan adapat dilakukan oleh divisi, departemen,
program, produk, wilayah atau unit tanggung jawab lainnya. Evaluasi varians dapat dilakukan secara kuartalan, bulanan, setiap hari atau setiap jam, tergantung
pada penting atau tidaknya mengidentifikasi masalah dengan cepat. Karena kita tidak mengetahui angka aktual hingga akhir periode, maka varians hanya dapat
dilakukan pada akhir periode. Menurut Welsch, et al. 2000 dalam mempelajari dan mengevaluasi varian untuk menentukan sebab yang paling mendasarinya,
kemungkinan berikut ini perlu dipertimbangkan : 1. Varians tidak material.
2. Varians disebabkan oleh kesalahan pelaporan. Sasaran yang direncanakan atau dianggarakan dan data actual yang
disebabkan oleh departemen akuntansi harus diperiksa kebenarannya. 3. Varians disebabkan oleh keputusan khusus manajemen.
Untuk meningkatkan efisiensi atau untuk menghadapi kemungkinan tertentu, manajemen sering membuat keputusan yang menyebabkan adanya varians.
4. Banyaknya varians yang dapat dijelaskan dalam hal dampak dari faktor yang tidak dapat dikendalikan yang diidentifikasi.
5. Varians yang tidak diketahui penyebabnya harus menjadi perhatian utama dan harus diselidiki secara teliti.
Analisis varians mencangkup analisis matematis dari dua perangkat data untuk mendapatkan pengalaman penyebab terjadinya suatu penyimpangan. Salah
satu jumlah diperlakukan sebagai dasar, standar, atau titik pedoman. Analisis Varians mempunyai aplikasi yang luas dalam pelaporan keuangan. Sering
diaplikasikan dalam situasi sebagai berikut Welsch, et al., 2000. 1. Penyelidikan varians antara hasil aktual dari periode yang berlaku dan hasil
aktual dari periode sebelumnya dianggap sebagai dasar. 2. Penyelidikan varians antara hasil aktual dan biaya standar. Biaya standar
digunakan sebagai standar.
3. Penyelidikan varians antara hasil aktual dan sasaran yang direncanakan atau dianggarakan digunakan sebagai dasar.
2.3. Hasil Penelitian Terdahulu