Analisis Deskriptif Hasil Analisis dan Pembahasan
74
akan mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kinerja bank.
Data Capital Adequacy Ratio CAR yang digunakan pada bulan Januari 2010-Desember 2014. Data Capital Adequacy Ratio CAR
tersebut diperoleh dari Laporan Publikasi Bank Indonesia.
Tabel 4.2 Perkembangan
Capital Adequacy Ratio BPR Darmawan Adhiguna Lestari
Sumber : Laporan Publikasi Bank Indonesia
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa secara umum CAR bergerak secara fluktuatif. CAR tertingi pada bulan bulan
Desember 2010 yaitu sebesar 38.17, sementara CAR terendah pada bulan September 2013 yaitu 18.08.
Pada tahun 2010 CAR tertinggi bulan Desember 38.17, sedangkan nilai terendah bulan Agustus 25.13. Tahun 2011 CAR
tertinggi bulan Januari 35.17, sedangkan nilai terendah bulan
Bulan 2010
2011 2012
2013 2014
Januari 29.38
35.17 24.77
22.97 21.83
Februari
30.08 33.93
23.70 17.97
18.31
Maret 30.68
32.69 22.66
19.05 18.48
April 30.13
32.25 22.06
18.20 18.63
Mei 28.50
29.13 21.95
18.48 18.39
Juni
26.75 27.46
21.11 17.80
18.34
Juli 25.67
26.38 19.78
17.01 18.33
Agustus
25.13 25.59
19.92 17.63
18.96
September 25.68
26.43 18.88
18.08 20.79
Oktober 25.69
26.61 18.78
17.55 18.75
November 25.68
27.73 18.57
17.75 19.20
Desember
38.17 26.78
19.31 18.11
19.85
75
Agustus 25.57. Pada tahun 2012 CAR tertinggi bulan Januari 24.77, sedangkan nilai terendah bulan November 18.57. Pada
tahun 2013 CAR tertinggi bulan Januari 22.97, sedangkan nilai terendah bulan Juli 17.01, Dan pada tahun 2014 CAR tertinggi
bulan Januari 21.83, sedangkan nilai terendah bulan Februari 18.31.
c. Analisis deskriptif variabel loan to deposit ratio LDR Kasmir 2008 : 290 menyatakan bahwa “loan to deposit ratio
merupakan rasio untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal
sendiri yang digunakan”. Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, nilai rasio LDR suatu bank memiliki rentang antara 80 hingga
maksimumnya sebesar 110. Apabila nilai rasio LDR suatu bank tinggi maka hal ini akan memengaruhi laba bank tersebut
dengan asumsi bahwa bank tersebut dapat menyalurkan kreditnya dengan efektif. Dengan adanya peningkatan laba maka kinerja
bank tersebut diharapkan juga mengalami peningkatan. Dengan demikian terlihat bahwa LDR memiliki pengaruh terhadap kinerja
suatu bank. Data loan to deposit ratio LDR yang digunakan pada bulan
Januari 2010-Desember 2014. Data loan to deposit ratio LDR tersebut diperoleh dari Laporan Publikasi Bank Indonesia.
76
Tabel 4.3 Perkembangan LDR
BPR Darmawan Adhiguna Lestari Bulan
2010 2011
2012 2013
2014 Januari
72.97 174.97
149.99 99.85
121.14
Februari 85.79
106.11 114.01
92.01 107.50
Maret
86.10 126.20
102.73 89.98
98.64
April 86.24
123.74 100.03
90.60 96.26
Mei
87.30 107.63
92.94 90.28
94.18
Juni 104.58
99.41 92.04
90.17 92.13
Juli
123.90 97.71
90.39 87.04
93.62
Agustus 100.84
96.97 91.11
86.95 93.62
September 102.01
96.06 92.65
87.36 95.44
Oktober 104.46
99.19 90.97
89.26 92.95
November
104.34 96.44
90.88 89.22
92.42
Desember 95.17
97.05 90.68
89.92 92.35
Sumber : Laporan Publikasi Bank Indonesia Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa secara umum
LDR bergerak secara fluktuatif. LDR tertingi pada bulan bulan Januari 2011 yaitu sebesar 174.97, sementara LDR terendah pada bulan
Januari 2010 yaitu 72.97. Pada tahun 2010 LDR tertinggi bulan Juli 123.90, sedangkan
nilai terendah bulan Januari 72.97. Tahun 2011 LDR tertinggi bulan Januari 174.97, sedangkan nilai terendah bulan September 96.06.
Pada tahun 2012 LDR tertinggi bulan Januari 149.99, sedangkan nilai terendah bulan Juli 90.39. Pada tahun 2013 LDR tertinggi
bulan Januari 99.85, sedangkan nilai terendah bulan Juli 87.04, Dan pada tahun 2014 LDR tertinggi bulan Januari 121.14,
sedangkan nilai terendah bulan Juni 92
77
d. Analisis deskriptif variabel non performing loan NPL Non Performing Loan NPL atau yang sering disebut
dengan kredit bemasalah dapat diartikan sebagai pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor kesenjangan
dan atau karena faktor eksternal di luar kemampuan kendali debitur Setyorini: 2012:181.
Data non performing loan NPL yang digunakan pada bulan Januari 2010-Desember 2014. Data non performing loan NPL
tersebut diperoleh dari Laporan Publikasi Bank Indonesia.
Tabel 4.4 Perkembangan NPL
BPR Darmawan Adhiguna Lestari
Sumber : Laporan Publikasi Bank Indonesia Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa secara umum NPL
bergerak secara fluktuatif. NPL tertingi pada bulan bulan Oktober 2014 yaitu sebesar 174.97, sementara NPL terendah pada bulan
Januari 2013 yaitu sebesar 0.16.
Bulan 2010
2011 2012
2013 2014
Januari 12.11
5.07 1.99
.16 .30
Februari 14.85
4.97 1.71
.20 .35
Maret 7.10
4.18 1.41
.20 .54
April 8.52
4.91 1.72
.21 1.17
Mei 4.42
4.22 1.72
.64 1.75
Juni 11.66
4.17 1.18
.49 2.69
Juli 11.90
5.59 1.03
2.38 8.65
Agustus 7.20
5.58 1.27
2.35 3.11
September 5.27
4.69 1.34
.87 11.76
Oktober 5.29
4.77 1.16
.98 11.94
November 5.99
3.70 .75
.81 10.09
Desember 5.13
2.17 .33
.30 8.31
78
Pada tahun 2010 NPL tertinggi bulan Februari 14.85, sedangkan nilai terendah bulan Mei 4.42. Tahun 2011 NPL tertinggi
bulan Juli 5.59, sedangkan nilai terendah bulan September 2.17. Pada tahun 2012 NPL tertinggi bulan Januari 1.99, sedangkan nilai
terendah bulan Desember 0.33. Pada tahun 2013 NPL tertinggi bulan Juli 2.38, sedangkan nilai terendah bulan Juli 0.16, Dan
pada tahun 2014 NPL tertinggi bulan Oktober 11.94, sedangkan nilai terendah bulan Juni 0.30.
e. Analisis deskriptif variabel biaya operasional pendapatan operasional BOPO
Hal lain yang juga mempengaruhi tingkat profitabilitas bank dalam hal ini adalah return on asset ROA yaitu biaya operasional
atau pendapatan operasional BOPO. Jika BOPO meningkat yang berarti efisiensi menurun, maka return on asset ROA yang diperoleh
bank akan menurun. Hal ini disebabkan karena tingkat efisiensi bank dalam menjalankan operasinya berpengaruh terhadap pendapatan
atau earning yang dihasilkan oleh bank tersebut. Jika kegiatan operasional dilakukan dengan efisien dalam hal ini nilai rasio BOPO
rendah maka pendapatan yang dihasilkan bank tersebut akan naik. Rasio BOPO menunjukkan efisiensi bank dalam menjalankan
usaha pokoknya, terutama kredit, dimana sampai saat ini pendapatan bank-bank di Indonesia masih didominasi oleh pendapatan bunga
kredit. Semakin kecil BOPO menunjukkan semakin efisien bank
79
dalam menjalankan aktivitas usahanya. Bank yang sehat rasio BOPO nya kurang dari satu sebaliknya bank yang kurang sehat rasio
BOPO nya lebih dari satu Wibowo, 2013:4. Data biaya operasional pendapatan operasional BOPO yang
digunakan pada bulan Januari 2010-Desember 2014. Data biaya operasional pendapatan operasional BOPO tersebut diperoleh dari
Laporan Publikasi Bank Indonesia.
Tabel 4.5 Perkembangan BOPO BPR
Bulan 2010
2011 2012
2013 2014
Januari 81.74
85.21 75.60
65.08 64.42
Februari
81.27 83.51
75.62 63.93
6.00
Maret 89.90
85.21 72.48
63.14 64.71
April
88.02 84.15
72.90 63.02
66.36
Mei 88.30
84.05 71.41
62.40 62.70
Juni
92.44 82.98
69.56 61.31
67.14
Juli 91.90
79.91 67.98
72.85 66.99
Agustus
93.16 79.39
68.07 70.68
63.56
September 92.08
77.35 68.61
68.24 70.99
Oktober
89.89 76.05
69.04 72.28
73.99
November 78.76
74.52 69.59
54.53 75.11
Desember
78.18 76.08
66.97 53.58
78.56
Sumber : Laporan Publikasi Bank Indonesia
Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa secara umum bopobergerak secara fluktuatif. BOPO tertinggi pada bulan bulan Juni
2010 yaitu sebesar 92.44, sementara BOPO terendah pada bulan Februari yaitu sebesar 6.00.
80
Pada tahun 2010 BOPO tertinggi bulan Juni 92.44, sedangkan nilai terendah bulan Desember 78.18. Tahun 2011 BOPO tertinggi
bulan Januari 85.21, sedangkan nilai terendah bulan November 74.52. Pada tahun 2012 BOPO tertinggi bulan Januari 75.60,
sedangkan nilai terendah bulan Desember 66.97. Pada tahun 2013 BOPO tertinggi bulan Juli 72.85, sedangkan nilai terendah bulan
Desember 53.58, Dan pada tahun 2014 BOPO tertinggi bulan 78.56, sedangkan nilai terendah bulan Februari 6.00.