Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN

5 4,19 persen menjadi 1,30 persen, sedangan ROA mengalami peningkatan sebesar 3,06 persen. Pada tahun 2012-2013 CAR mengalami penurunan sebesar 0,53 persen dari 1,30 menjadi 0,77 persen, sedangkan ROA mengalami peningkatan sebesar 0,17 persen. Pada tahun 2013-2014 mengalami peningkatan sebesar 4,26 dari 0,77 persen menjadi 5,03 persen, dan ROA mengalami peningkatan sebesar 0,63 persen. Fenomena ini menunjukkan telah terjadi ketidakkonsistenan hubungan antara NPL dengan ROA. Di mana pada tahun 2011-2012 NPL mengalami peningkatan dan ROA juga mengalami peningkatan, sedangkan pada tahun 2012-2013 NPL mengalami penurunan dan ROA mengalami peningkatan. Apabila NPL terus mengalami peningkatan maka akan mempengaruhi kinerja perusahaan terutama total laba yang didapat. Pada tabel 1.1 dapat dilihat bahwa BOPO dalam perkembangannya selama periode tahun 2010-2014 mengalami peningkatan. Pada tahun 2010-2011 BOPO mengalami peningkatan sebesar 12,74 persen dari 67,96 persen menjadi 80,7 persen, dan ROA mengalami peningkatan sebesar 1,99 persen. Pada tahun 2011-2012 BOPO mengalami penururan sebesar 22,43 persen dari 80,7 persen menjadi 58,27 persen, sedangan ROA mengalami peningkatan sebesar 3,06 persen. Pada tahun 2012-2013 BOPO mengalami peningkatan sebesar 7,65 persen dari 58,27 menjadi 65,92 persen, dan ROA mengalami peningkatan sebesar 0,17 persen. Pada tahun 2013-2014 mengalami peningkatan sebesar 2,28 dari 65,92 persen menjadi 68,20 persen, dan ROA mengalami peningkatan sebesar 0,63 persen. Fenomena ini 6 menunjukkan telah terjadi ketidakkonsistenan hubungan antara BOPO dengan ROA. Di mana pada tahun 2010-2011 BOPO mengalami peningkatan dan ROA juga mengalami peningkatan, sedangkan pada tahun 2011-2012 BOPO mengalami penurunan dan ROA mengalami peningkatan. Dari sini dapat disimpulkan bahwa nilai bopo berbanding terbalik dengan ROA, hal ini sesuai dengan teori bahwa semakin kecil nilai BOPO maka akan semakin besar profitabilitasnya ROA demikian pula sebaliknya. Dengan berkembangnya rasio keuangan BPR Darmawan merefleksikan pertumbuhan yang seimbang dari berbagai lini usaha. strategi pencapaian kinerja BPR Darmawan telah dijalankan. selain mencapai target-target profitabilitas, direksi telah melakukan peningkatan kualitas pelayanan dan keunggulan operasional serta melakukan investasi dibidang pengembangan sumber daya manusia. Tantangan yang dihadapi direksi adalah untuk terus meraih profitabilitas dan melakukan investasi peningkatan sistem dan budaya organisasi, sehingga BPR Darmawan dapat mencapai kinerja yang meningkat ditengah persaingan yang sangat ketat Laporan Tahunan BPR Darmawan, 2014. Krisis perbankan sudah sekitar lima tahun melanda perbankan Indonesia pada tahun 1997 dan 1998 merupakan tahun terberat dalam tiga puluh tahun terakhir pelaksanaan pembangunan ekonomi Indonesia. Diawali dengan krisis nilai tukar yang terjadi pertengahan tahun 1997. Sejak itu, kinerja perekonomian Indonesia menurun tajam dan berubah menjadi krisis yang berkepanjangan di berbagai bidang, termasuk sektor perbankan dengan terus 7 menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap perbankan dan semakin meningkatnya penarikan dana masyarakat dari perbankan disamping bertambahnya jumlah kredit bermasalah, semakin memperburuk kondisi perbankan. namun dalam kenyataannya masih banyak bank yang mampu bertahan, bahkan dapat mencetak laba Khasanah,2013:3. Persaingan bisnis yang semakin ketat menuntut BPR Darmawan untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat menarik investor. Investor sebelum menginvestasikan dananya memerlukan informasi mengenai kinerja perusahaan. penggunaan laporan keuangan BPR Darmawan bagi masyarakat luas merupakan suatu jaminan terhadap uang disimpan di bank. Jaminan ini diperoleh dari laporan keuangan yang ada dengan melihat angka-angka yang ada dilaporan keuangan pemilik dana dapat mengetahui kondisi bank yang bersangkutan sehingga masih tetap mempercayakan dananya disimpan di bank yang bersangkutan atau tidak Kasmir,2008:256. Kesehatan bank dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku Putra, 2012:3. Dengan adanya peraturan bank tersebut, diharapakan perbankan mampu menjaga kinerjanya dan tingkat kesehatannya. Dengan kata lain, bank yang sehat adalah bank yang dapat menjaga dan memelihara kepercayaan masyarakat, dapat menjalankan fungsi intermediasi, dapat membantu kelancaran lalu lintas pembayaran serta dapat 8 digunakan oleh pemerintah dalam melaksanakan berbagai kebijakannya, terutama kebijakan moneter Rivai, 2007. Tingkat kesehatan bank dapat dinilai dari beberapa indikator. Salah satu indikator utama yang dijadikan dasar penilaian adalah laporan keuangan bank yang bersangkutan. Berdasarkan laporan keuangan akan dapat dihitung sejumlah rasio keuangan yang lazim dijadikan dasar penilaian tingkat kesehatan bank. Hasil analisis laporan keuangan akan membantu menginterpretasikan berbagai hubungan kunci serta kecendrungan yang dapat memberikan dasar pertimbangan mengenai potensi keberhasilan perusahaan dimasa mendatang. Analisis laporan keuangan dapat membantu para pelaku bisnis, baik pemerintah dan para pemakai laporan keuangan lainnya dalam menilai kondisi keuangan suatu perusahaan tidak terkecuali perusahaan perbankan Ponco,2008:18. Untuk menilai kesehatan suatu bank dapat diukur dengan berbagai metode. Salah satu alat untuk mengukur kesehatan bank adalah dengan analisa CAMEL Capital , Asset, Management, Earning, Liquidity. Aspek capital meliputi CAR, aspek asset meliputi NPL, aspek management meliputi NPM, aspek eraning meliputi ROA dan BOPO, aspek likuiditas meliputi LDR. Aspek-aspek tersebut kemudian dinilai dengan menggunakan rasio keuangan sehingga dapat menilai kondisi keuangan perusahaan perbankan Kasmir,2008:273. 9 Dalam menentukan tingkat kesehatan bank, Bank Indonesia lebih mementingkan penilaian besarnya terhadap return on asset ROA dan tidak memasukkan unsur unsur return on equity ROE. Hal ini dikarenakan Bank Inodonesia sebagai pembina dan pengawas perbankan lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan aset yang dananya sebagian besar dari simpanan masyarakat Ruslim,2012:3. Alasan dipilihnya ROA Return on Asset sebagai indikator pengukur tingkat profitabilitas bank karena ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam mendapatkan keuntungan dengan memanfaatkan sebaik-baiknya aktiva yang dimilikinya. Menurut Azwir 2006:6 ROA juga sudah memperhitungkan hutang perusahaan dan pembayaran dividen, selain itu untuk mendapatkan ROA, laba perusahaan yang digunakan adalah laba bersih artinya ROA juga sudah memperhitungkan biaya bunga dan pajak perusahaan, disamping itu juga didasarkan pada alasan bahwa bagi investor atau pemodal adalah seberapa besar laba bersih yang diperoleh perusahaan, sehingga investor dapat mengharapkan berapa besar tingkat kembalian yang bakal diterima, sehingga ROA sangat bermanfaat bagi investor. Besarnya jumlah modal bank yang harus dimiliki umumnya ditentukan oleh penguasa moneter. Bank sentral sebagai penguasa moneter menetapkan jumlah minimum modal yang harus dipenuhi oleh setiap bank yang biasanya dihubungkan dengan total assetnya setelah memperhitungkan risiko yang mungkin dihadapi masing-masing aset. Ketentuan minimum permodalan 10 tersebut biasanya digunakan suatu ukuran yang disebut capital adequacy ratio CAR atau rasio minimum perbandingan antara modal risiko dengan aktiva yang mengandung risiko Kasmir,2012:146. Capital Adequacy Ratio CAR merupakan indikator permodalan harus berada di atas ketentuan BI yaitu minimal 8 dari total asetnya. Capital Adequacy Ratio CAR adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan permodalan yang ada untuk menutup kemungkinan kerugian didalam kegiatan perkreditan dan perdagangan surat-surat berharga Martono, 2010:84. Selain itu, semakin tinggi permodalan bank maka bank dapat melakukan ekspansi usahanya dengan lebih aman. Adanya ekspansi usaha yang pada akhirnya akan mempengaruhi kinerja keuangan bank tersebut. Selain masalah CAR yang dialami oleh perbankan di Indonesia, masalah yang tidak kalah peliknya adalah tentang efisiensi yang berkaitan dengan kegiatan operasional perbankan. efisensi operasional merupakan masalah yang kompleks dimana setiap perusahaan perbankan selalu berusaha untuk memberikan layanan yang terbaik kepada nasabah, namun pada saat yang sama bank harus berupaya untuk beroperasi dengan efisien. Kompetisi di industri perbankan bagaimanapun juga dapat menurunkan tingkat profitabilitas masing-masing bank, dan apabila tingkat profitabilitas ini rendah maka akan mengakibatkan kerugian dan penurunan kinerja perusahaan. Indikator efisiensi operasional yang lazim digunakan adalah BOPO rasio biaya operasional dengan pendapatan operasional. BOPO adalah rasio perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional. Semakin besar BOPO maka 11 akan semakin kecil atau menurun kinerja keuangan perbankan. begitu juga sebaliknya, jika BOPO semakin kecil, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan suatu perusahaan perbankan semakin meningkat atau membaik Restiyana,2011:21. Pemberian kredit yang dilakukan oleh bank mengandung resiko yaitu berupa tidak lancarnya pembayaran kredit atau dengan kata lain disebut kredit bermasalah Non Performing Loan yang dialami perbankan juga akan mengakibatkan tersendatnya penyaluran kredit. Banyaknya kredit bermasalah menyebabkan terkikisnya permodalan bank yang dapat dilihat dari angka capital adequacy ratio CAR dan menurunnya tingkat keuntungan atau laba yang diperoleh bank, yang dapat dilihat dari angkat return on asset ROA Khasanah, 2013:7. Terdapat penelitian yang berkaitan dengan pengukuran kinerja perbankan dengan menggunakan rasio keuangan untuk menilai profitabilitas. Dewi 2015, menganalisis pengaruh NIM, BOPO, LDR, dan NPL terhadap Profitabilitas studi kasus pada bank umum swasta nasional yang terdaftar pada bursa efek Indonesia periode 2009-2013. Metode analisis yang digunakan analisis regresi berganda. Dari hasil penelitiannya variabel NIM, LDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA, sedangkan BOPO, NPL bepengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Penelitian Paraditha 2014, Analisis Pengaruh Capital Adequancy Ratio CAR, Loan Deposit Ratio LDR, Dana Pihak Ketiga DPK dan Biaya 12 OperasionalPendapatan Operasional Terhadap Profitabilitas Perbankan Studi pada Bank Umum yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Model analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Dari hasil penelitiannya variabel CAR, LDR, DPK berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA sedangkan BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. P enelitian yang dilakukan oleh Bilal 2013 tentang “Influnce of Bank Specific and Macroeconomic Factors on Probability of Commercial Banks: A Case Study of Pakistan” hasil penelitian menunjukan bahwa Bank Size, NIM, dan GDP berpengaruh terhadap ROA sedangkan CAR, NPL, dan Inflasi tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas ROA. Penelitian Manikam 2013 menganalisis pengaruh Capital Adequacy Ratio CAR, Net Interest Margin NIM, Loan to Deposit Ratio LDR, Non Performing Loan NPL dan BOPO Terhadap Profitabilitas Bank Persero di Indonesia Periode 2005-2012. Hasil penelitian menunjukka NPL, NIM, BOPO berpengaruh terhadap ROA, sedangkan CAR dan LDR tidak berpengaruh terhadap ROA. Penelitian Qin 2012 tentang “Commercial Banks Profitability Position: The Case of Tanzania ”, temuannya menunjukan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap profitabilitas diantara bank-bank komersial, dalam konteks model regresi panel telah mencatat bahwa likuiditas dan kualitas aktiva memiliki dapak positif terhadap profitabilitas dengan pengecualian tingkat kredit bermasalah yang memiliki pengaruh negatif 13 pada profitabilitas, juga kecukupan modal CAR telah menunjukan dampak negatif terhadap profitabilitas. Penelitian Suroso 2010, menganalisis pengaruh Dana Pihak Ketiga DPK, BOPO, CAR, dan LDR terhadap Kinerja Keuangan pada Sektor Perbankan yang Go Public di BEI. Model analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Dari hasil penelitiannya DPK, CAR berpengaruh positif, LDR berpengaruh positif tetapi tidak signifikan dan BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Kinerja Perbankan ROA. Penelitian Yuliani 2007 tentang hubungan efisiensi operasional dengan kinerja profitabilitas pada sector perbankan yang go public di BEJ. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur hubungan antara tingkat efisiensi operasional terhadap kinerja profitabilitas perbankan di BEJ. Dalam penelitian ini menggunakan variabel MSDN, CAR, BOPO, LDR. Variabel BOPO berpengaruh signifikan negatif, sedangkan CAR berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja profitabilitas perbankan. Variabel MSDN dan LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja profitabilitas perbankan. Penelitian ini menggunakan metode regresi time-series cross-section. Berdasarkan uraian di atas dan penjelasan data empiris, maka perbankan telah berupaya menjadi alat bantu negara dalam terciptanya kesejahteraan. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan bank dalam menjaga kecukupan modal yang ada. Besarnya modal suatu bank, akan mempengaruhi tingkat 14 kepercayaan masyarakat terhadap kinerja bank. Selain itu, dapat dilihat dari penyaluran kredit perbankan go public yang bersedia menyalurkan kredit dari dana pihak ketiganya kepada pencari dana yang umumnya pelaku usaha. Dengan demikian, dengan adanya kredit maka sektor usaha dapat bergeliat guna memajukan usahanya. Keseriusan bank dalam menjalankan kegiatannya tersebut berdampak pada peningkatan keuntungan yang diperoleh bank. Hal ini terlihat semakin menggembirakan dengan efisiensi BOPO yang berhasil ditekan dan angka nya terus menurun dari tahun ke tahun. Sesuai data tersebut, semakin angka efisiensi ditekan maka profitabilitas ROA meningkat. Namun bagi bank harus menjalankan kegiatannya sesuai dengan peraturan dengan prinsip prudential yang mana harus menjaga dan mengelola dengan baik kredit yang telah disalurkan untuk meminimumkan kredit bermasalah. Berdasarkan latar belakang, data empiris serta beberapa penelitian terdahulu yang memilki keterkaitan serta menginspirasi dalam penlitian ini, maka peneliti tertarik untuk membahas lebih lanjut mengenai profitabilitas perbankan dengan judul “ANALISIS PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO CAR , LOAN TO DEPOSIT RATIO LDR, NON PERFORMING LOAN NPL DAN BIAYA OPERASIONAL PENDAPATAN OPERASIONAL BOPO TERHADAP RETURN ON ASSET ROA PADA BANK BANK PERKREDITAN RAKYAT DARMAWAN ADHIGUNA LESTARI ”. Untuk lebih memfokuskan arah penelitian ini maka variabel-variabel yang dijadikan objek penelitian terdiri 15 dari variabel independen capital adequacy ratio CAR, loan to deposit ratio LDR, non performing loan NPL dan biaya operasional pendapatan operasional BOPO dan variabel dependen return on asset ROA.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu : 1. Bagaimanakah pengaruh capital adequacy ratio CAR, loan to deposit ratio LDR, non performing loan NPL dan biaya operasional pendapatan operasional BOPO secara parsial terhadap return on asset ROA pada Bank Perkreditan Rakyat Darmawan Adhiguna Lestari? 2. Bagaimanakah pengaruh capital adequacy ratio CAR, loan to deposit ratio LDR, non performing loan NPL dan biaya operasional pendapatan operasional BOPO secara simultan terhadap return on asset ROA pada Bank Perkreditan Rakyat Darmawan Adhiguna Lestari?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk menganalisis apakah terdapat pengaruh capital adequacy ratio CAR, loan to deposit ratio LDR, non performing loan NPL dan biaya operasional pendapatan operasional BOPO secara parsial 16 terhadap return on asset ROA pada Bank Perkreditan Rakyat Darmawan Adhiguna Lestari? 2. Untuk menganalisis apakah terdapat pengaruh capital adequacy ratio CAR, loan to deposit ratio LDR, non performing loan NPL dan biaya operasional pendapatan operasional BOPO secara simultan terhadap return on asset ROA pada Bank Perkreditan Rakyat Darmawan Adhiguna Lestari?

D. Manfaat Penelitian

1. Kontribusi Teoritis a. Manfaat bagi peneliti yaitu untuk menambah wawasan tentang seberapa besar pengaruh pemberian kredit, kredit bermasalah terhadap profitabilitas bank. b. Bagi dunia akademis dan peneliti selanjutnya, semoga dengan sumbangan kecil berupa penelitian ini dapat membantu perkembangan penelitian selanjutnya dan demi kemajuan akademis di bidang perbankan khususnya. 2. Kontribusi Praktisi a. Manfaat bagi bank yang telah go public khusunya yaitu sedikit memberikan informasi mengenai faktor yang mempengaruhi profitabilitas. Sehingga dengan hal itu diharapkan bank lebih peka terhadap perubahan situasi ekonomi yang terjadi dan tepat dalam mengambil kebijakan guna meningkatkan keuntungan bank. 17 b. Bagi pihak investor, diharapkan peneltian ini dapat menjadi salah satu bahan masukan untuk perencanaan investasi khususnya di bidang usaha perbankan. 18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan teori

1. Bank

Menurut Kasmir 2012:3 Bank diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa- jasa bank lainnya. Sedangkan pengertian lembaga keuangan adalah setiap perusahaan yang bergerak dibidang keuangan dimana kegiatannya apakah hanya menghimpun dana atau hanya menyalurkan dana atau kedua-duanya. Menurut Dendawijaya 2009:14 bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga perantara keuangan financial intermediaries, yang menyalurkan dana dari pihak yang berkelebihan dana idlefund surplus unit kepada pihak yang membutuhkan dana atau kekurangan dana deficit unit pada waktu yang ditentukan. Menurut Stuart dalam Martono 2010:20 Bank merupakan salah satu badan usaha lembaga keuangan yang bertujuan memberikan kredit, baik dengan alat pembayaran sendiri, dengan uang yang diperolehnya dari orang lain, dengan jalan mengedarkan alat-alat pembayaran baru berupa uang giral. Menurut Hasibuan 2011:11 bank adalah badan usaha yang kekayaan terutama dalam bentuk aset keuangan serta bermotivasi profit dan juga sosial, jadi bukan mencari keuntungan saja. 19 Menurut Darmawi 2012:1 yang dimaksud dengan perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Sedangkan bank adalah salah satu badan usaha financial yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau dalam bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak. a. Tugas dan Fungsi Bank Menurut Arthesa 2006:11 tugas dan fungsi bank adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat. Fungsi tersebut dikenal sebagai intermediasi keuangan, maksud dari fungsi intermediasi perantara adalah bahwa perbankan memberikan kemudahan untuk mengalirkan dana dari nasabah yang memiliki kelebihan dana savers dengan kedudukan sebagai penabung ke nasabah yang memerlukan dana borrowers untuk berbagai kepentingan. Menurut Martono 2010:20 fungsi bank pada umumnya adalah: 1. Menerima berbagai bentuk simpanan dari masyarakat. 2. Memberikan kredit, baik bersumber dari dana yang diterima dari masyarakat maupun berdasarkan atas kemampuannya untuk memciptakan tenaga beli baru. 3. Memberikan jasa-jasa lalu lintas pembayaran dan peredaran uang.

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Peforming Loan (NPL), Operating Expenses/Operating Income (BOPO), Return On Asset (ROA), dan Net Interest Margin (NIM) Terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR) Dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) Sebagai Va

5 73 122

Analisis Pengaruh Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional terhadap Return on Asset Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2011

3 85 86

Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Beban Operasi Terhadap Pendapatan Operasi, Net Interest Margin, Dan Loan To Deposit Ratio Terhadap Return On Asset Pada Bank Pembangunan Daerah

1 85 110

Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Operational Efficiency Ratio, Financing To Deposit Ratio Terhadap Return On Asset Bank Mega Syariah Indonesia

2 41 105

Pengaruh LDR (Loan to Deposit Ratio), NPL (Non Performing Loan) ROA (Return On Asset) dan BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional) Terhadap Kecukupan Modal Perbankan Pada Bank Yang Terdaftar Di BEI

5 73 103

Pengaruh Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio, dan Net Interest Margin terhadap Return on Asset pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

0 62 107

Pengaruh Beban Operasional Pendapatan Operasional, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Loan To Deposit Ratio, Net Interest Margin Dan Bank Size Terhadap Return On Asset Pada Bank Bumn Go Public Di Bursa Efek Indonesia

0 54 99

Analisis pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Asset (ROA), Loan Deposit Ratio (LDR) dan non performing loan (NPL) terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka tiga bulan: studi kasus pada Bank Persero di Indonesia Tahun 2004 - 2012

0 6 100

Pengaruh CAR, NPF, FDR dan BOPO Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah (Periode 2011-2015)

1 9 152

Pengaruh Rentabilitas Dan Likuiditas Terhadap Capital Adequacy Ratio (Car) Sektor Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012 - 2015

0 3 96