1.4. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis dampak pertumbuhan ekonomi dan pengeluaran pemerintah terhadap ketimpangan gender di pasar
tenaga kerja di Indonesia. Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan ketimpangan gender adalah ketika proporsi perempuan pekerja formal lebih kecil
dibandingkan laki-laki sehingga menyebabkan proporsi perempuan pekerja informal lebih besar dibandingkan laki-laki.
Pekerja formal mewakili pekerja dengan upah dan kondisi pekerjaan yang layak mendapatkan fasilitas tunjangan kerja dan asuransi. Sedangkan pekerja
informal mewakili pekerja dengan upah rendah dan kondisi pekerjaan yang kurang menguntungkan tidak mendapatkan fasilitas tunjangan kerja dan
asuransi. Kriteria pekerja formal dan informal menggunakan kriteria yang digunakan BPS.
Sektor ekonomi dalam penelitian ini meliputi 21 sektor. Faktor produksi dibagi menjadi dua bagian besar yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Faktor
produksi tenaga kerja didisagregasi menjadi 12 berdasarkan jenis kelamin laki- lakiperempuan, formalitas pekerjaan formalinformal, dan tingkat pendidikan
tinggirendahsedang. Selanjutnya, tenaga kerja dikatakan berpendidikan tinggi jika minimal
lulus D1. Tenaga kerja dikatakan berpendidikan sedang jika lulus SMAsederajat, dan dikatakan berpendidikan rendah jika maksimal lulus SMP.
Penggunaan alat analisis SNSE ini memiliki kelebihan antara lain: 1 mampu merangkum seluruh kegiatan transaksi ekonomi yang terjadi di suatu
wilayah untuk suatu kurun waktu tertentu, sehingga dapat dengan memudah memberikan gambaran umum mengenai perekonomian suatu wilayah; 2
memotret struktur sosial ekonomi di suatu wilayah, sehingga dapat mempermudah dalam memberikan gambaran distribusi pendapataan; 3 dapat menunjukkan
dengan baik dampak suatu kebijakan ekonomi terhadap pendapatan masyarakat maupun distribusi pendapatan Rustiadi, Saefulhakim, dan Panuju, 2009 dalam
Daryanto dan Hafizrianda, 2010.
IV. METODE PENELITIAN
4.1. Lokasi Penelitian, Jenis dan Sumber Data
Penelitian dilakukan pada lingkup Indonesia. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa tabel SNSE Indonesia Tahun 2008 dari BPS. SNSE tersebut
kemudian dimodifikasi agar sesuai dengan tujuan penelitian. Perbedaan utama antara SNSE Indonesia dan modifikasi adalah terletak pada pembagian faktor
produksi tenaga kerja. SNSE modifikasi membagi tenaga kerja berdasarkan gender laki-lakiperempuan, jenis pekerjaan formalinformal dan tingkat
pendidikan rendah, sedang, tinggi seperti yang terlihat pada Lampiran 1.
4.2. Metode Analisis
Simulasi kebijakan dilakukan untuk menganalisis hasil penelitian. Tujuan penelitian pertama adalah menganalisis dampak tercapainya target pertumbuhan
ekonomi terhadap penyerapan tenaga kerja di Indonesia. Sedangkan tujuan penelitian kedua adalah menganalisis dampak tercapainya target pertumbuhan
ekonomi terhadap ketimpangan gender di pasar tenaga kerja di Indonesia. Tujuan pertama dan kedua tersebut akan dijawab dengan melakukan empat simulasi
yaitu: 1.
Kejutan eksternal external shock di sektor pertanian untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi sektor pertanian.
2. Kejutan eksternal external shock di sektor industri untuk mencapai target
pertumbuhan ekonomi sektor industri. 3.
Kejutan eksternal external shock di sektor jasa untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi sektor jasa.
4. Kejutan eksternal external shock di seluruh sektor untuk mencapai target
pertumbuhan ekonomi total. Ketika simulasi pencapaian target pertumbuhan ekonomi dilakukan,
selanjutnya dianalisis dampaknya terhadap peningkatan pendapatan tenaga kerja, penyerapan tanaga kerja, dan ketimpangan gender di pasar tenaga kerja Indonesia.
Tingkat pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan dalam simulasi diambil dari RKP 2013 seperti pada Tabel 10. Target pertumbuhan ekonomi berdasarkan
RKP ditetapkan pemerintah dalam persentase, sehingga untuk mencari nilai