........................... 2.22
Karena , maka:
........................... 2.23 Dimana:
L = Kebutuhan tenaga kerja yang dipengaruhi permintaan akhir
2.2. Tinjauan Empiris
Khan 1999, melakukan penelitian tentang pertumbuhan sektoral dan pengurangan kemiskinan di Afrika Selatan dengan menggunakan teknik
dekomposisi multiplier. Dalam penelitian ini, Khan mencoba untuk menjelaskan bagaimana hubungan antara pertumbuhan sektoral dan pengurangan kemiskinan
di Afrika Selatan. Penelitian ini mencoba untuk mengeksplorasi hubungan antara
pertumbuhan sektoral dan pengurangan kemiskinan sama seperti yang dilakukan Thorbecke dan Hong-sang di Indonesia. Secara empiris, ekonomi Afrika selatan
lebih maju daripada Indonesia tetapi kemiskinan yang berlangsung lama terjadi pada kelompok masyarakat berwarna kulit hitam yang merupakan penduduk asli.
Oleh karena itu penelitian ini difokuskan pada kebijakan untuk pengentasan kemiskinan, khususnya di antara penduduk asli Afrika .
SNSE Afrika Selatan yang digunakan memiliki tiga faktor endogen yaitu faktor produksi, rumahtangga dan kegiatan produksi. Sedangkan faktor
eksogennya adalah pengeluaran pemerintah, kapital, dan rest of the world. Nilai tambah yang dihasilkan dalam kegiatan produktif didistribusikan
antara pemilik tanah, pemilik modal, kelompok pekerjaan yang dibagi berdasarkan ras. Pengelompokan berdasarkan ras ini bertujuan untuk menangkap
kebijakan masa lalu di mana pekerjaan banyak ditentukan oleh faktor ras. Untuk tujuan mempelajari hubungan antara pertumbuhan dan kemiskinan rumahtangga
dipisahkan menjadi tipe pedesaan dan perkotaan. Selanjutnya, dalam wilayah
perkotaan dan pedesaan, rumahtangga diklasifikasikan menjadi tinggi, menengah, dan rendah menurut status ekonomi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemiskinan pangsa pedesaan berpendapatan rendah dan sedang signifikan lebih tinggi dibandingkan empat
rumahtangga lainnya. Pada saat yang sama, kelompok berpenghasilan rendah perkotaan merupakan kantong kemiskinan di kawasan perkotaan.
Sektor pertanian dan pertambangan memberikan dampak paling besar terhadap pengurangan kemiskinan total diikuti oleh transportasi dan jasa, dan
manufaktur. Pengolahan makanan, tekstil, tenun, kulit dan kayu memiliki dampak pengentasan kemiskinan yang lebih besar dibandingkan kertas, listrik bahan
kimia, atau konstruksi. Ini kemungkinan besar merupakan refleksi dari perbedaan di antara sektor-sektor dalam hal keterkaitan ke belakang dan penggunaan tenaga
kerja tidak terampil di Afrika Selatan Pengentasan kemiskinan untuk beberapa sektor industri seperti konstruksi,
bahan kimia dan listrik sangat rendah hal ini disebabkan masyarakat miskin Afrika tidak dipekerjakan secara signifikan di sektor ini. Implikasi kebijakannya
adalah orang Afrika miskin harus dibawa ke dalam proses industrialisasi secara langsung. Oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan kualitas sumberdaya
manusia sehingga rekomendasi kebijakan jangka panjang yang diambil adalah pendidikan dan pelatihan kepada penduduk Afrika miskin.
Hafizrianda 2007, melakukan penelitian dengan judul Dampak Pembangunan
Sektor Pertanian
Terhadap Distribusi
Pendapatan dan
Perekonomian Regional Provinsi Papua dengan alat analisis SNSE. Ada tiga yang menjadi tujuan berbasis pertanian terhadap distribusi pendapatan di Provinsi
Papua, yaitu: 1 menganalisis peranan dari sektor-sektor ekonomi yang berbasis pertanian terhadap distribusi pendapatan di Provinsi Papua, 2 mengukur dan
menganalisis besarnya ketimpangan pendapatan antara sektor-sektor ekonomi, rumahtangga dan tenaga kerja di provinsi Papua, 3 menganalisis dampak
pembangunan sektor-sektor ekonomi berbasis pertanian terhadap penurunan ketimpangan pendapatan di Propinsi Papua. Alat analisis yang digunakan adalah
analisis multiplier SNSE, dekomposisi multiplier SNSE, structural path analysis SNSE, Theil-index dan L-index.