Agregasi Sistem Neraca Sosial Ekonomi

V. STRUKTUR PASAR TENAGA KERJA INDONESIA

Bab berikut membahas struktur pasar tenaga kerja yang ada di Indonesia. Tampak bahwa sebagian besar tenaga kerja Indonesia terserap di sektor jasa. Sektor jasa menyerap sekitar 47.72 persen tenaga kerja, diikuti oleh sektor pertanian dan industri masing-masing sebesar 38.35 persen dan 13.93 persen Tabel 12. Tabel 12. Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Lapangan Kerja Utama, Tahun 2010 Lapangan Kerja Utama Jumah Orang Persentase Pertanian 41 494 941 38.35 Industri 15 078 752 13.93 Jasa 51 634 074 47.72 Jumlah 108 207 767 100 Sumber: BPS, 2010 Dilihat dari formalitas pekerjaan, tampak bahwa sebagian besar tenaga kerja Indonesia terserap sebagai pekerja informal dengan proporsi rata-rata sebesar 60.98 persen Tabel 13. pekerja yang terserap sebagai pekerja formal hanya sebesar 39.02 persen. Umumnya tenaga kerja informal memiliki upah yang lebih rendah, sehingga ketika ada ada faktor pengganggu keuangan keluarga seperti kesehatan menyebabkan mereka rawan terhadap kemiskinan. Meskipun proporsi tenaga kerja informal mendominasi pasar tenaga kerja, tetapi tiap tahun proporsinya cenderung mengalami penurunan. Tahun 2007 proporsi pekerja informal adalah sebesar 62.13 persen, tetapi pada tahun 2010 turun menjadi 58.98 persen. Tabel 13. Proporsi Tenaga Kerja Formal dan Informal Indonesia, Tahun 2007- 2010 Tahun Proporsi Tenaga Kerja Total Formal Informal 2007 37.87 62.13 100 2008 38.74 61.26 100 2009 38.44 61.56 100 2010 41.04 58.96 100 Rata-rata 39.02 60.98 Sumber: BPS, 2007-2010 Menurunnya proporsi pekerja informal disebabkan karena pertumbuhan ekonomi Indonesia mampu menyediakan lebih banyak lapangan kerja bagi pekerja formal. Gambar 13 menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi di tahun 2010 sebesar 6.22 persen menyebabkan peningkatan penyerapan tenaga kerja formal baru sebesar 10.17 persen. Hal ini berdampak pada meningkatnya proporsi tenaga kerja formal menjadi 41.04 persen pada tahun 2010, yang sebelumnya hanya sebesar 37.87 persen di tahun 2007. Umumnya, ketika ekonomi tumbuh tinggi maka akan tersedia cukup banyak lapangan kerja formal, sehingga penyerapan tenaga kerja formal akan meningkat. Akan tetapi, ketika pertumbuhan ekonomi rendah, lapangan pekerjaan formal yang tercipta hanya sedikit. Kelebihan tenaga kerja akan tertampung sebagai pekerja informal. Sumber: BPS, 2007-2010 Gambar 13. Pertumbuhan PDB, Tenaga Kerja Formal dan Tenaga Kerja Informal Indonesia, Tahun 2007-2010 Dari sisi gender Tabel 14, tampak bahwa perempuan terwakili secara berlebih sebagai pekerja informal dibandingkan laki-laki. Hal ini merupakan indikasi adanya ketimpangan gender. Tampak bahwa rata-rata proporsi perempuan pekerja informal adalah sebesar 64.05 persen, sedangkan laki-laki hanya sebesar 59.14 persen. Tingginya keterwakilan perempuan pada kelompok pekerja informal menyebabkan rendahnya rata-rata proporsi perempuan pekerja formal, yaitu hanya sebesar 35.95 persen dibandingkan dengan laki-laki sebesar 40.86 persen. 6.01 4.63 6.22 5.00 1.45 10.17 1.18 2.77 -1.18 -2.00 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 2008 2009 2010 Per tu m b u h an Tahun PDB TK Formal TK Informal Tabel 14. Proporsi Tenaga Kerja Formal dan Informal Berdasarkan Jenis Kelamin di Indonesia, Tahun 2007-2010 Tahun Laki-laki Perempuan Formal Informal Total Formal Informal Total 2007 40.08 59.92 100 34.06 65.94 100 2008 40.68 59.32 100 35.53 64.47 100 2009 39.91 60.09 100 36.02 63.98 100 2010 42.75 57.25 100 38.20 61.80 100 Rata-rata 40.86 59.14 35.95 64.05 Sumber: BPS, 2007-2010 Tampaknya ketimpangan gender tidak hanya terjadi antara kelompok pekerja formal dan informal saja, dalam kelompok pekerja informal juga menunjukkan adanya ketimpangan. Tabel 15 menunjukkan bahwa laki-laki lebih banyak berada pada segmen pekerja informal yang memiliki upah lebih tinggi yaitu di segmen pekerjaan “berusaha sendiri” dan “berusaha dibantu buruh tidak tetapburuh tidak dibayar”. Pekerja Laki-laki pada segmen tersebut masing- masing sebesar 34.70 persen dan 30.87 persen, sedangkan perempuan hanya sebesar 6.99 persen dan 1.94 persen. Tabel 15. Tenaga Kerja Informal Berdasarkan Jenis Kelamin dan Status Pekerjaan Utama di Indonesia, Tahun 2010 Status Pekerjaan Utama Laki-laki Perempuan Jumlah orang Proporsi Jumlah orang Proporsi 1. Berusaha sendiri 13.400.298 34,70 6.882.074 27,33 2. Berusaha dibantu buruh tidak tetapburuh tidak dibayar 11.923.880 30,87 1.936.290 7,69 3. Berusaha dibantu buruh tetapburuh dibayar - - - - 4. BuruhKaryawanPegawai - - - - 5. pekerja Bebas di Pertanian 3.790.321 9,81 2.024.789 8,04 6. Pekerja Bebas di Nonpertanian 4.311.620 11,16 768.510 3,05 7. Pekerja Keluarga 5.194.398 13,45 13.570.255 53,89 Jumlah Tenaga Kerja 38.620.517 100,00 25.181.918 100,00 Sumber: BPS, 2010 Perempuan lebih banyak terserap pada segmen pekerja informal paling bawah, yaitu sebagai “pekerja keluarga”. Hasil yang sama disimpulkan Chen 2007, yang menyatakan bahwa perempuan terwakili secara berlebih pada jenis pekerjaan informal di segmen bawah yang memiliki pendapatan paling rendah, sementara laki-laki mendominasi segmen atas yang memiliki pendapatan tinggi.