Pasar tenaga kerja dikatakan timpang jika proporsi perempuan pekerja formal lebih kecil dari laki-laki. Atau sebaliknya, proporsi perempuan pekerja
informal lebih besar dari laki-laki. Artinya, dibandingkan laki-laki, perempuan lebih banyak terserap sebagai pekerja dengan upah rendah tanpa fasilitas
tunjangan dan asuransi. Kajian teoritis dan empiris menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi
meningkatkan penyerapan tenaga kerja total, tetapi tenaga kerja perempuan cenderung terserap sebagai pekerja informal dan kurang terwakili sebagai pekerja
formal dibandingkan laki-laki. Demikian juga dengan Indonesia, pertumbuhan ekonomi yang terbukti mampu meningkatkan penyerapan tenaga kerja terindikasi
memunculkan ketimpangan gender di pasar tenaga kerja. Terkait dengan pengeluaran pemerintah, pemerintah memiliki andil besar
dalam memperbaiki ketimpangan gender di pasar tenaga kerja tersebut, terutama melalui kebijakan pengeluarannya. Melalui Inpres No 9 Tahun 2000 tentang
pengarusutamaan gender, seharusnya kebijakan pengeluaran pemerintah akan lebih responsif gender, yaitu lebih memperhatikan dampak pengeluaran
pemerintah tersebut terhadap kebutuhan laki-laki dan perempuan termasuk kebutuhan dalam hal pekerjaan. Oleh karena itu, pengeluaran pemerintah yang
responsif gender tersebut akan memberikan dampak terhadap perbaikan ketimpangan gender di pasar tenaga kerja Indonesia. Pengeluaran pemerintah
yang responsif gender seharusnya mampu meningkatkan kesempatan perempuan untuk berpartisipasi dalam ekonomi formal.
Inpres No 9 Tahun 2000 menguraikan dengan jelas tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional Indonesia dimana setiap
program pembangunan harus mengintegrasikan gender menjadi satu dimensi integral dari perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi
atas kebijakan dan program pembangunan nasional.
3.2. Hipotesis
1. Pertumbuhan ekonomi lebih banyak menyerap tenaga kerja informal
dibandingkan formal. 2.
Pertumbuhan ekonomi menimbulkan adanya ketimpangan gender gap, karena proporsi perempuan pekerja informal lebih besar daripada laki-laki.
3. Pengeluaran pemerintah menimbulkan adanya ketimpangan gender gap,
karena proporsi perempuan pekerja informal lebih besar daripada laki-laki. Akan tetapi, pengeluaran pemerintah mampu mengurangi ketimpangan
gender yang telah terjadi sebelumnya di pasar tenaga kerja.
IV. METODE PENELITIAN
4.1. Lokasi Penelitian, Jenis dan Sumber Data
Penelitian dilakukan pada lingkup Indonesia. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa tabel SNSE Indonesia Tahun 2008 dari BPS. SNSE tersebut
kemudian dimodifikasi agar sesuai dengan tujuan penelitian. Perbedaan utama antara SNSE Indonesia dan modifikasi adalah terletak pada pembagian faktor
produksi tenaga kerja. SNSE modifikasi membagi tenaga kerja berdasarkan gender laki-lakiperempuan, jenis pekerjaan formalinformal dan tingkat
pendidikan rendah, sedang, tinggi seperti yang terlihat pada Lampiran 1.
4.2. Metode Analisis
Simulasi kebijakan dilakukan untuk menganalisis hasil penelitian. Tujuan penelitian pertama adalah menganalisis dampak tercapainya target pertumbuhan
ekonomi terhadap penyerapan tenaga kerja di Indonesia. Sedangkan tujuan penelitian kedua adalah menganalisis dampak tercapainya target pertumbuhan
ekonomi terhadap ketimpangan gender di pasar tenaga kerja di Indonesia. Tujuan pertama dan kedua tersebut akan dijawab dengan melakukan empat simulasi
yaitu: 1.
Kejutan eksternal external shock di sektor pertanian untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi sektor pertanian.
2. Kejutan eksternal external shock di sektor industri untuk mencapai target
pertumbuhan ekonomi sektor industri. 3.
Kejutan eksternal external shock di sektor jasa untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi sektor jasa.
4. Kejutan eksternal external shock di seluruh sektor untuk mencapai target
pertumbuhan ekonomi total. Ketika simulasi pencapaian target pertumbuhan ekonomi dilakukan,
selanjutnya dianalisis dampaknya terhadap peningkatan pendapatan tenaga kerja, penyerapan tanaga kerja, dan ketimpangan gender di pasar tenaga kerja Indonesia.
Tingkat pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan dalam simulasi diambil dari RKP 2013 seperti pada Tabel 10. Target pertumbuhan ekonomi berdasarkan
RKP ditetapkan pemerintah dalam persentase, sehingga untuk mencari nilai