Cara kerja PLTU-batubara Pembangkit Listrik Tenaga Uap PLTU Batubara

unsur pengotor Mellawati 2009. Bila jenis batubara yang digunakan sebagai bahan bakar pada PLTU-batubara tergolong batubara muda atau brown coal lignite yang memiliki kadar air diatas 55 maka perlu dikeringkan terlebih dahulu dengan alat pengering Pre-Drying System seperti yang dilakukan pada PLTU Mulut Tambang Simpang Belimbing. Dari segi kuantitas, batubara termasuk cadangan energi fosil yang penting bagi Indonesia, karena jumlahnya berlimpah mencapai jutaan ton. Akan tetapi perlu penghematan pemaikaiannya sehingga juga dapat menekan lepasan polutannya CO 2 , SO 2 , NO x , C x H y , logam berat, dan radionuklida ke lingkungan Mellawati 2009. Gambar 4. Perkiraan cadangan batubara di Indonesia hingga tahun 2003

2.3.2 Cara kerja PLTU-batubara

Cara kerja PLTU-batubara dalam menghasilkan listrik ditunjukkan pada Gambar 5 Canadian Clean Power Coaltion 2004. Gambar 5. Cara kerja PLTU-batubara dalam menghasilkan listrik Keterangan: 1. Suplaipasokan batubara § Batubara dari pertambangan dikirim ke gerbongkontainer batubara, dimana batubara tersebut digilingdihancurkan sampai berukuran 5 cm 2 inch. § Batubara diproses dan dikirim menggunakan ban berjalan conveyor belt menuju instalasi pembangkit. 2. Mesin penghancurpenggiling pulverizer § Batubara kemudian dihancurkan sampai menjadi bubuk yang halus, dicampurkan dengan udara dan dialirkan menuju ketel uap bioler, atau tungku furnace untuk pembakaran. 3. Ketel uap boiler § Campuran batubaraudara dibakar pada boiler. § Jutaan liter air murni dipompa melewati pipa di dalam boiler. § Panas yang sangat kuat dari hasil pembakaran batubara mengubah air murni dalam tabung boiler menjadi uap, yang akan memutar turbin lihat nomor 4 untuk menghasilkan energi listrik. 4. Presipitator, tiang silinder stack § Pembakaran batubara menghasilkan gas karbondioksida CO 2 , sulfur oksida SO 2 dan nitrogen oksida NO x . § Gas-gas tersebut keluar dari boiler. § Abu dasar, yang membentuk fragmen-fragmen kasar yang jatuh ke dasar boiler, dibuangdibersihkan. § Abu terbang, yang sangat ringan, keluar dari boiler bersama dengan gas- gas bersuhu panas. § Presipitator elektrostatik saringan udara yang sangat besar memisahkan 99,4 abu terbang sebelum gas-gas dalam cerobong disebar ke atmosfer. 5. Turbin, generator § Air dalam tabung boiler membawa panas dari boiler dan bergerak dalam bentuk uap. § Uap dengan tekanan tinggi dari boiler dilewatkan ke dalam turbin drum pejal dengan ribuan lempeng baling-baling. § Ketika uap menabrak plat baling-baling, maka akan mengakibatkan turbin berputar dengan cepat. § Putaran turbin mengakibatkan tongkat rotating silinder panjang bergerakmenyala di dalam generator, menghasilkan arus listrik. 6. Kondensor pendingin uap dan sistem pendingin air § Air pendingin dibawa dialirkan ke dalam pembangkit dan disirkulasikan melewati kondensor , dimana uap dingin dilepaskan dari bagian turbin. § Uap dari bagian turbin juga dilewatkan melewati kondensor dalam pipa yang terpisah dari air pendingin. § Air dingin dipanasakan dengan penguap, dimana uap kembali ke dalam air murni dan disirkulasikan kembali ke boiler untuk memulai proses pembangkitan energi listrik kembali. § Air pendingin, yang telah menjadi hangat karena pertukaran panas di kondensor, dilepasdibuang dari pembangkit. 7. Instalasi pengelolaan air water treatment plant: pemurnian air § Untuk mengurangi korosi, air harus benar-benar murni untuk dapat digunakan dalam tabung boiler. § Sistem air limbah lain di dalam instalasi mengumpulkan air yang digunakan untuk membersihkan pipa-pipa dan peralatan lain, dan endapan lumpur hasil dari proses pemurnian air dan proses lainnya. § Air limbah dipompa ke luar dari instalasipembangkit dan menuju kolam penampungan. 8. Presipitator, sistem pengelolaan abu § Abu yang terbentuk pada lempengan presipitator dibersihkandijatuhkan dan dikumpulkan dalam bak besar. § Abu terbang dan abu dasar dibuang dari pembangkit dan dipindahkan dengan truk ke lokasi pembuangan ash lagoon. § Tergantung pada permintaan pasar, abu terbang yang dihasilkan dari TransAltas three plants dijual kepada industri semen untuk bahan konstruksi. 9. Substasiun, transformer, kabel transmisi § Ketika energi listrik dibangkitkan, transformer meningkatkan volttegangan listrik sehingga energi listrik dapat dibawa melalui kabel transmisi. § Ketika energi listrik terkirim ke substasiun di kota-kota, volttegangan yang ada dalam kabel transmisi dikurangi, dan dikurangi lagi ketika energi listrik didistribusikan ke pelanggan. PLTU-batubara kini menjadi sumber daya energi pembangkit listrik alternatif yang akan dikembangkan di Indonesia. PLTU juga merupakan industri yang paling banyak menggunakan batubara. Tercatat dari seluruh konsumsi batubara dalam negeri pada tahun 2005 sebesar 35,342 juta ton, 71,11 di antaranya digunakan oleh PLTU. Berdasarkan data dalam kurun waktu 1998-2005, penggunaan batubara di PLTU untuk setiap tahunnya meningkat rata-rata 13,00. Hal tersebut sejalan dengan penambahan PLTU baru sebagai dampak permintaan listrik yang terus meningkat rata-rata 7,67 per tahun Tim Kajian Batubara Nasional 2006. PLTU-batubara merupakan sistem pembangkit listrik yang relatif murah dengan biaya operasi sekitar 30 lebih murah dibandingkan dengan sistem pembanglkit listrik dengan bahan bakar yang lain dan dapat memberikan energi listrik cukup besar. Keunggulan PLTU-batubara adalah harga bahan bakarnya lebih murah dibandingkan minyak dan cadangan yang tersedia di Indonesia masih relatif banyak Mellawati 2009; Sutarman 2007. Hingga tahun 2005 telah dibangun sebanyak 11 unit PLTU yang tersebar di beberapa daerah di Indonesia, yaitu PLTU Labuhan Angin, PLTU Ombilin, PLTU Tanjung Enim, PLTU Tarahan, PLTU Suralaya, PLTU Cilacap, PLTU Tanjung Jati, PLTU Paiton, PLTU Asam-Asam, PLTU Lati, dan PLTU Amurang seperti yang disajikan pada Gambar 6 Mellawati 2009. PLTU Suralaya berkapasitas 3.400 MW, berfungsi untuk menyediakan energi listrik 50 produksi PT. Indonesia Power atau 25 dari kebutuhan energi listrik se Jawa - Bali. Untuk membangkitkan energi listrik tersebut PLTU Suralaya memerlukan batubara kurang lebih 32.000 tonhari. Batubara tersebut sebanyak 50 berasal dari daerah Sumatera Selatan dan 50 lagi berasala dari Kalimantan. PLTU Suralaya didesain untuk batubara yang mempunyai kekerasan rendah lunak Sukandarrumidai 2009. Gambar 6. Lokasi PLTU-batubara di Indonesia

2.4 Lepasan Radionuklida dari Pengoperasian PLTU-Batubara