1.3 Kerangka Pemikiran
Pembangunan  pembangkit  listrik  PLTU-batubara  dimaksudkan  untuk memenuhi
kebutuhan energi
nasional guna
mendorong peningkatan
perekonomian  dan  kesejahteraan  masyarakat.    Namun,  di  sisi  lain  dapat menimbulkan  pelepasan  sejumlah  radionuklida  alami
238
U  dan
232
Th  ke lingkungan  perairan  di  sekitarnya.    Pelepasan  sejumlah  radionuklida  alam  ke
lingkungan  dapat  meningkatkan  paparan  radiasi  yang  membahayakan  komponen di lingkungan.
Sebagai  komponen  abiotik  perairan,  air,  padatan  tersuspensi  dan  sedimen adalah  media  perantara  berpindahnya  radionuklida  alam  ke  tanaman  dan  biota
perairan,  melalui  mekanisme  akumulasi.    Dampak  radiologi  akibat  kegiatan PLTU-batubara  terhadap  manusia  yaitu  meningkatnya  paparan  radiasi  interna
melalui  konsumsi  hasil  laut  ikan,  kerang  dan  rumput  laut  yang  terkontaminasi radionuklida alam.  Skema alur kerangka pemikiran ditunjukkan pada Gambar 1.
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk: 1.  Mengkuantifikasi konsentrasi radionuklida alam
238
U dan
232
Th di lingkungan abiotik air, padatan tersuspensi dan sedimen di perairan Pulau Panjang dan
Pesisir  Teluk  Lada  lokasi  pembanding,  Banten  sekitar  kawasan  PLTU- batubara.
2.  Mengkuantifikasi konsentrasi radionuklida alam
238
U dan
232
Th di lingkungan biotik  yaitu rumput laut, ikan teri Stolephorus  sp. dan kerang Codakia di
perairan Pulau Panjang dan Pesisir Teluk Lada lokasi pembanding, Banten sekitar kawasan PLTU-batubara.
3.  Menghitung faktor konsentrasi
238
U dan
232
Th pada rumput laut, ikan teri dan kerang  di  perairan  Pulau  Panjang  dan  Pesisir  Teluk  Lada  lokasi
pembanding, Banten sekitar kawasan PLTU-batubara. 4.  Memperkirakan  dosis  interna  yang  berpotensi  diterima  penduduk  melalui
konsumsi ikan teri dan kerang laut dari perairan Pulau Panjang, Banten. Manfaat penelitian  ini adalah  sebagai data dasar  yang  memberikan  informasi
tentang  seberapa  jauh  kontribusi  PLTU-batubara  terhadap  bahan  pencemar
radionuklida alam ke lingkungan perairan pesisir.  Informasi ini dapat digunakan sebagai  pengetahuan  bagi  para  pengambil  kebijakan  untuk  membuat  kebijakan
dengan  mempertimbangkan  masalah  lingkungan  kemampuan  lingkungan  dalam menerima  kontaminan  radionuklida  dalam  regulasi  tentang  zonasi  atau  rencana
tata  ruang  kawasan,  sehingga  kegiatan-kegiatan  yang  tak  terelakkan keberadaannya  dalam  pembangunan  tersebut  dapat  ditata  lebih  baik  dan  tidak
saling  mempengaruhi  untuk  mengurangi  dampak  dan  melestarikan  lingkungan perairan.
Keterangan:                  = langsung
Gambar 1. Diagram kerangka pemikiran Pengoperasian PLTU-Batubara
Pelepasan Radionuklida Alam
238
U dan
232
Th
Komponen Perairan Pesisir
Peningkatan Paparan Radiasi
Air Sedimen
Tersebar Terdeposisi
Hewan dan Tumbuhan Akumulasi
Laju pemanfaatan konsumsi
Manusia Efek Kesehatan
Padatan tersuspensi
= ruang lingkup penelitian = tidak langsung
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Karakteristik Fisika Kimia Radionuklida