Air  laut  yang  telah  disaring  maupun  yang  tidak  disaring  diuapkan menggunakan  kompor  elektrik  dari  volume  5  L  hingga  diperoleh  residu  kering
garam.    Residu  kering  garam  dari  contoh  air  diabukan  menggunakan  tanur pada suhu ±500
o
C selama 4 jam.  Abu kemudian dimasukkan ke dalam kantong polietilen, kemudian dibungkus aluminium foil dan dimasukkan ke dalam kapsul
irradiasi  serta  siap  diaktivasi  di  reaktor  menggunakan  neutron  IAEA  1989; Hutagalung dan Setiapermana 1994.
3.4.2 Sedimen
Sebanyak  ±1  kg  permukaan  sedimen  ±2  cm  diambil  menggunakan Geological  Grabs
dari  tiap  satsiun,  selanjutnya  contoh  dimasukkan  ke  dalam wadah polyetilen. Di laboratorium, sampel sedimen dibersihkan dari pengotornya,
kemudian  sedimen  bobot  basah  dipindahkan  ke  dalam  gelas  piala  untuk dikeringkan  dalam  oven  pada  suhu  100
o
C,  hingga  kering  dan  bobot  tetap  ±24 jam.  Setelah kering sampel sedimen digerus halus dan diayak hingga berukuran
2  mm  serta  ditimbang  sebanyak  ±0,2  mg  dan  dimasukkan  ke  dalam  kantong polietilen.  Kantong  polietilen  kemudian  dibungkus  aluminium  foil,  lalu
dimasukkan ke dalam kapsul irradiasi dan dipersiapkan untuk aktivasi neutron di reaktor IAEA 1989.
3.4.3  Padatan tersuspensi
Pengukuran  konsentrasi  radionukilda  alam
238
U  dan
232
Th  pada  partikel tersuspensi  dapat  menggambarkan  fatenya  di  akuatik.    Konsentrasi  radionukilda
alam
238
U dan
232
Th pada partikel tersuspensi ditentukan berdasarkan perhitungan matematik yaitu mengurangi konsentrasi
238
U dan
232
Th total dalam air laut Bql dengan  konsentrasi
238
U  dan
232
Th  terlarut  Bql.  Kapasitas  adsorpsi  KA
238
U dan
232
Th dalam perairan diukur dengan persamaan Chester 1990:
= × 100
..................................................  8 Keterangan:
E
S
= Elemen kimia teradsorpsi partikel Bql E
l
= Elemen kimia terlarut Bql
3.4.4  Biota kerang dan ikan teri
Pengambilan  contoh  kerang  organisme  bentik  dilakukan  menggunakan Ekman  Grab
dengan  bukaan  mulut  20
×
20  cm
2
400  cm
2
akan  tetapi  untuk perairan yang relatif dangkal dilakukan hand sorting.  Contoh ikan teri diperoleh
dari  bagan  tancap  maupun  hasil  tangkapan  nelayan  dari  sekitar  perairan  Pulau Panjang, Banten.  Contoh kerang dan ikan teri dimasukkan dalam kantong plastik
dan cool box. Dilakukan  uji  determinasi  untuk  identifikasi  jenis  spesies  di  Laboratorium
Produktivitas dan Lingkungan Proling dan Laboratorium Ikhtiologi, Departemen Manajemen  Sumber  Daya  Perairan  MSP,  FPIK-IPB,  Bogor.    Di  laboratorium,
contoh  kerang  dipisahkan  daging  dari  cangkangnya,  kemudian  bersama  contoh ikan teri dicuci di bawah air keran dan dibilas dengan akuades.  Keringkan dalam
oven pada suhu ±80
o
C hingga bobot konstan ±24 jam. Contoh kering kemudian dihaluskan  hingga  lolos  ayakan  dengan  diameter  lubang  2  mm.    Selanjutnya,
sebanyak  ±0,2  mg  dimasukkan  ke  dalam  kantong  polietilen.    Kantong  polietilen kemudian  dibungkus  aluminium  foil,  lalu  dimasukkan  ke  dalam  kapsul  irradiasi
dan dipersiapkan untuk aktivasi neutron di reaktor IAEA 1989.
3.4.5 Tumbuhan rumput laut
Contoh rumput laut diambil dari tempat pembudidayaan rumput laut maupun yang tumbuh alami di perairan Pulau Panjang dan Teluk Lada, Banten, kemudian
dikumpulkan  dalam  wadah  kantong  plastik  dan  segera  disimpan  dalam  cool  box untuk  dibawa  ke  laboratorium.    Dilaboratorium,  contoh  dicuci  dengan  air  keran,
lalu  dibilas  dengan  aquabidest.    Dilakukan  identifikasi  kualitatif  untuk mengetahui  jenisnya.  Selanjutnya,  dikeringkan  menggunakan  oven  pada
temperatur 80-100
o
C hingga bobot konstan ±24 jam.  Contoh kering kemudian dihaluskan  hingga  lolos  ayakan  dengan  diameter  lubang  2  mm.    Sebanyak  ±0,2
mg  dan  dimasukkan  ke  dalam  plastik  polietilen.    Plastik  polietilen  kemudian dibungkus  aluminium  foil,  lalu  dimasukkan  ke  dalam  kapsul  irradiasi  dan  siap
diaktivasi di reaktor menggunakan netron IAEA 1989.
3.5 Pengukuran Radionuklida Alam