Berdasarkan hal-hal di atas, maka perlu dilakukan kajian dampak lepasan radionuklida alam
238
U dan
232
Th dari PLTU-batubara ke lingkungan. Penelitian ini dimaksudkan menentukan status dan sebaran radionuklida alam
238
U dan
232
Th di kawasan pesisir sekitar industri non-nuklir.
1.2 Perumusan Masalah
Pengoperasian PLTU-batubara pada kondisi normal berpotensi melepaskan sejumlah radionuklida alam seperti
238
U dan
232
Th ke lingkungan perairan pesisir di sekitarnya melalui fly ash abu terbang dan bottom ash, selain itu aktivitas
pemasokan bahan bakar batubara ke PLTU dengan menggunakan kapal-kapal tongkang juga memberikan kontribusi terhadap pelepasan radionuklida alam ke
perairan. Adanya rencana pemerintah membangun PLTU-batubara guna memenuhi kebutuhan energi listrik yang terus meningkat dalam mendorong
pembangunan nasional, secara tidak langsung menyebabkan meningkatnya emisi radionuklida alam ke lingkungan perairan pesisir di sekitarnya. Beberapa PLTU-
batubara yang direncanakan kebanyakan berlokasi di pesisir. Radionuklida alam tersebut dapat larut dalam kolom air dan terdeposit ke dalam sedimen sehingga
dapat mempengaruhi kehidupan komponen biotik di perairan pesisir tersebut. Radionuklida alam tersebut akan terakumulasi dalam tubuh biota dan tumbuhan
sehingga melalui jalur rantai makanan radionuklida alam tersebut akan sampai ke manusia. Asupan terhadap biota dan tumbuhan yang mengandung
238
U dan
232
Th oleh manusia dapat menimbulkan paparan radiasi interna dalam tubuh manusia.
Kerusakan biologis yang timbul akibat terpapar radiasi ini misalnya kerusakan materi inti sel, khusunya pada DNA dan kromosom sehingga berpotensi
menyebabkan kanker. Kasus pencemaran radionuklida alam primordial
238
U dan
232
Th oleh industri “non-nuklir” khususnya PLTU-batubara masih belum banyak diketahui oleh
sebagian besar masyarakat Indonesia. Kasus tersebut dapat dianggap penting karena dampak yang diakibatkannya serius.
1.3 Kerangka Pemikiran
Pembangunan pembangkit listrik PLTU-batubara dimaksudkan untuk memenuhi
kebutuhan energi
nasional guna
mendorong peningkatan
perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Namun, di sisi lain dapat menimbulkan pelepasan sejumlah radionuklida alami
238
U dan
232
Th ke lingkungan perairan di sekitarnya. Pelepasan sejumlah radionuklida alam ke
lingkungan dapat meningkatkan paparan radiasi yang membahayakan komponen di lingkungan.
Sebagai komponen abiotik perairan, air, padatan tersuspensi dan sedimen adalah media perantara berpindahnya radionuklida alam ke tanaman dan biota
perairan, melalui mekanisme akumulasi. Dampak radiologi akibat kegiatan PLTU-batubara terhadap manusia yaitu meningkatnya paparan radiasi interna
melalui konsumsi hasil laut ikan, kerang dan rumput laut yang terkontaminasi radionuklida alam. Skema alur kerangka pemikiran ditunjukkan pada Gambar 1.
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian