lokasi berada pada daerah yang memiliki gelombang yang relatif lebih tinggi dan kedalaman  yang  lebih  dangkal.  Kondisi  pasut  ikut  mempengaruhi  nilai  TSS.
Kondisi perairan dalam keadaan pasang menyebabkan massa air di daerah pesisir diencerkan  oleh  massa  air  laut  yang  datang,  sehingga  konsentrasi  TSS  yang
terukur lebih kecil. Zat  padat  tersuspensi  mempengaruhi  keberadaan  radionuklida  alam  dalam
kolom perairan, dimana semakin banyak zat padat tersuspensi maka semakin luas permukaan partikel dalam  mengadsorbsi  ion-ion radionuklida alam dalam kolom
perairan  sehingga  konsentrasi  radionuklida  primordial  terlarut  dalam  air  laut berkurang. Radionuklida yang teradsorpsi zat padat tersuspensi tersebut kemudian
dideposisikan  ke  sedimen  perairan  sehingga  konsentrasinya  meningkat  di sedimen.
S ta s iu n
1 2
3 4  p e m b a n d in g
T SS
m g
l
2 0 8 0
1 6 ,2 1 5 ,2
1 7 ,2 1 9 ,7
Gambar 21.  Nilai TSS mgl pada stasiun pengamatan, Juni-Juli 2010
4.3.2 Tekstur dan bahan organik total sedimen
Tipe sedimen dilokasi pengamatan adalah pasir berlanau Stasiun 1 dan 2 dan pasir Stasiun 3 dan pembanding Gambar 22 dan Lampiran 11.  Penamaan jenis
sedimen berdasarkan diagram Shepard.  Fraksi pasir mendominasi pada Stasiun 3 dan  pembanding  90.  Seluruh  stasiun  pengamatan  berada  di  daerah
pesisirpantai  sehingga  tipe  sedimennya  didominasi  fraksi  pasir,  karena  adanya pengaruh  arus  di  daerah  pantai,  dimana  partikel  berukuran  lebih  kecil  akan
terbawa kembali oleh arus ke daerah laut sedangkan partikel berukuran lebih besar
Baku Mutu ≤
80 mgl Kepmen LH  No. 51 Th. 2004
Stasiun
St. 1 St. 2
St. 3 St. kontrol
T e
ks tu
r s
e d
im en
20 40
60 80
100
sand silt
clay
akan terendapkan di daerah pantai.  Daerah pantai tergolong dalam High Energy Environment
HEE. Jenis  sedimen  substrat  dasar  perairan  dapat  menjadi  faktor  pembatas  bagi
penyebaran  organisme  bentik  karena  jenis  sedimen  berhubungan  dengan kandungan  oksigen  dan  ketersediaan  unsur  hara  dalam  sedimen.    Fraksi
liatlempung  mampu  mengikat
226
Ra  dan
232
Th  5  kali  lebih  tinggi  dibandingkan fraksi pasir dan lanau UNSCEAR 1993.
Gambar 22.  Sebaran rata-rata fraksi sedimen pada stasiun pengamatan, Juni-Juli 2010
Kandungan bahan organik total TOM dalam sedimen yang terukur di lokasi
pengamatan  dapat  dilihat  pada  Gambar  23.    TOM  dalam  sedimen  berkaitan  erat dengan  jenis  sedimen.  Semakin  halus  fraksi  sedimen,  kemampuan  dalam
mengakumulasi  bahan  organik  semakin  besar.    Bahan  organik  berkaitan  erat dengan  unsur  hara.    Bahan  organik  tinggi  berarti  unsur  hara  tinggi  juga.    Pada
sedimen  berpasir  umumnya  miskin  zat  hara  dan  begitu  sebaliknya  substrat  yang lebih  halus  kaya  akan  unsur  hara.    Sedimen  dengan  fraksi  pasir  mendominasi
biasanya berada pada wilayah dengan kekuatan energi gelombang dan arus  lebih besar  high  energy  environment  sehingga  mencuci  bahan  organik  dan  polutan
lain dalam sedimen. Stasiun-stasiun  yang  memiliki kandungan TOM rendah seperti Stasiun 3 dan
kontrol  dicirikan  pada  wilayah  dengan  tipe  sedimen  yang  didominasi  oleh  pasir. Stasiun  1  dan  2  yang  memiliki  kandungan  lanau  dan  lempung  lebih  tinggi
St. 4 pembanding
memiliki kandungan TOM yang lebih tinggi.  Sedimen yang mengandung jumlah mineral lempung clay dan bahan organik tinggi akan cenderung mengakumulasi
logam  berat  maupun  radionuklida  primordial  lebih  tinggi,  karena  senyawa- senyawa tersebut memiliki sifat mengikat logam berat dan radionuklida alam.
Stasiun
S t. 1 S t. 2
S t. 3 S t. kontrol
T O
M
0.00 5.00
10.00 15.00
20.00
12.60 15.65
7.93 6.56
Gambar 23.  Kandungan TOM  dalam sedimen pada stasiun pengamatan, Juni-Juli 2010
4.4  Radionuklida Alam
238
U dan
232
Th dalam Air dan Sedimen 4.4.1 Konsentrasi
238
U dan
232
Th dalam air
Konsentrasi radionuklida alam
238
U dan
232
Th pada kolom air perairan Pulau Panjang  maupun  lokasi  pembanding  diukur  baik  total  maupun  yang  terlarut.
Konsentrasi  radionuklida  alam
238
U  dan
232
Th  teradsorpsi  pada  partikel tersuspensi dapat dihitung secara matematis dengan cara mengurangi konsentrasi
total dengan terlarut Lampiran 19. Konsentrasi  radionuklida
238
U  baik  total,  teradsorpsi  materi  tersuspensi  dan terlarut  pada  lokasi  pengamatan  tidak  terdeteksi  atau  dibawah  batas  deteksi  alat
yaitu  sebesar  0,1749  Bql  Lampiran  9.    Konsentrasi
232
Th  total,  teradsorpsi materi tersuspensi dan terlarut pada lokasi penelitian disajikan oleh Gambar 24.
Konsentrasi
232
Th total dalam air berkisar antara 0,0790–0,1299 Bql dengan rata- rata 0,1103 Bql,  lebih tinggi daripada  lokasi pembanding 0,0671 Bql, dengan
konsentrasi tertinggi pada Stasiun 1.  Konsentras
232
Th tersuspensi berkisar antara 0,0167–0,0433  Bql  dengan  rata-rata  0,0290  Bql,  lebih  rendah  daripada  lokasi
pembanding  0,0338  Bql,  dengan  konsentrasi  tertinggi  pada  Stasiun  1.
St. 4 pembanding