4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4. 1 Kondisi Umum Daerah Penelitian 4.1.1 Letak geografis, administratif dan topografi Pulau Panjang, Banten
Pulau Panjang merupakan salah satu pulau yang terletak di Teluk Banten yang secara administratif merupakan bagian dari wilayah Kecamatan Bojonegara,
Kabupaten Serang, Propisi Banten. Pulau Panjang berada pada koordinat 6
o
25’18”-6
o
28’12” LS dan 106
o
22’9”-106
o
25’36” BT. Sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa, sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Bojonegara,
sebelah selatan berbatasan dengan Teluk Banten dan sebelah timur berbatasan dengan Pulau Pamujan Besar dan Pamujan Kecil Arfando 2008.
Pulau Panjang memiliki luas wilayah sekitar ±820 Ha dan merupakan pulau terbesar di perairan Teluk Banten bila dibandingkan dengan pulau-pulau lainnya,
seperti Pulau Semut, Gugusan Pulau Lima, Pulau Gedang, Pulau Kubur, Pulau Pamujan Besar dan Pamujan Kecil, Pulau Tarahan, dan Pulau Kali yang rata-rata
tidak berpenduduk Arfando 2008. Terdapat 5 kampung dusun yaitu Peres, Kebalen, Kampung Baru, Sukarela, Sukadiri, Penenganan dan Pasir Putih.
Panjang keliling Pulau Panjang kurang lebih 10 km dan 65 diantaranya ditumbuhi oleh hutang mangrove. Persebaran mangrove terdapat hampir di
seluruh wilayah pantai, yaitu pantai barat-timur, dan sedikit di pantai bagian utara Arfando 2008. Jenis mangrove yang tumbuh di Pulau Panjang adalah
Rhizophora apiculata , Rhizophora stylosa, Soneratia alba, Bruguira gymnorhiza,
Aviciena alba , Lumnitzera racemosa dan Aegiceras floridum Lestarina 2011.
Topografi Pulau Panjang sebagian besar merupakan dataran rendah dengan tingkat kelerengan antara 0-15 dan ketinggian yang hampir sejajar dengan
permukaan laut yaitu 0-2 meter di atas permukaan laut Lampiran 5.
4.1.2 Kondisi perairan potensi, kedalaman, pasang surut dan arus
Perairan Teluk Banten dengan kedalaman berkisar antara 5 sampai 13 meter dimanfaatkan bagi kegiatan perikanan tangkap oleh sekitar 28.660 jiwa Resmiati
at al. 2002. Perairan Pulau Panjang memiliki potensi yang cukup baik untuk
dikembangkan bagi kegiatan perikanan, mulai dari kegiatan perikanan tangkap, budidaya sampai pada pengolahan hasil perikanan. Salah satu komoditas
20 40
60 80
100 120
15- Jun-
10 16-
Jun- 10
17- Jun-
10 18-
Jun- 10
19- Jun-
10 20-
Jun- 10
21- Jun-
10 22-
Jun- 10
23- Jun-
10 24-
Jun- 10
25- Jun-
10 26-
Jun- 10
27- Jun-
10 28-
Jun- 10
29- Jun-
10 30-
Jun- 10
1- Jul
-10 2-
Jul -10
E le
v a
si cm
Tinggi Pasut
perikanan tangkap utama yang dihasilkan adalah ikan teri. Ikan teri yang dihasilkan di perairan Pulau Panjang memiliki kualitas ekspor. Selain itu, dengan
kondisi perairan yang memiliki terumbu karang, padang lamun, dan hutan mangrove yang cukup baik, perairan Pulau Panjang memiliki komoditas
perikanan yang lengkap. Perairan Pulau Panjang sering digunakan sebagai lokasi pemancingan. Sementara itu, potensi budidaya yang telah berkembang dengan
baik adalah budidaya rumput laut. Rumput laut dari perairan Pulau Panjang telah dikenal baik tidak hanya di wilayah Banten tetapi juga di daerah-daerah lain di
Indonesia Saifullah 2010. Gerakan pasang surut di perairan Pulau Panjang, Banten diprediksi
berdasarkan data elevasi muka laut selama 15 hari 16-30 Juni 2010 yang diterbitkan oleh Dishidros Dinas Hidro-Oseanografi TNI-AL di stasiun
pengamatan Suralaya stasiun terdekat dengan perairan Pulau Panjang Lampiran 6. Berdasarkan perhitungan, lokasi studi perairan Suralaya memiliki nilai
bilangan Fromzahl F sebesar 1,01 Lampiran 7. Menurut kriteria courtier range
perairan tersebut memiliki karakteristik pasut bertipe campuran dengan tipe campuran condong ke harian ganda mixed tide preavailing semidiurnal Gambar
9. Tipe pasut ini memiliki arti yaitu terjadi dua kali pasang dan dua kali surut selama 24 jam atau massa air akan bergerak menuju pasang selama 6 jam dan
akan berbalik pada 6 jam kemudian. Nilai tunggang pasut tidal range harian berkisar antara 10-70 cm.
Gambar 9. Grafik pasang surut cm di perairan Pulau Panjang , Banten, Juni 2010
Waktu
Pola sebaran arah dan kecepatan arus permukaan tiap bulan di Utara dan Barat Pulau Jawa diperoleh dari hasil analisis data arus permukaan yang bersumber dari
Japan Oceanographic Data Center JODC. JODC memperoleh data yang
diobservasi oleh Japan Guard Coast, Badan Meteorologi, Dinas Perikanan dan organisasi lainnya termasuk Badan Pertahanan, Lembaga Pemerintah Daerah,
universitas, dan industri swasta di Jepang. JODC juga memperoleh data melalui data oseanografi internasional dan sistem pertukaran informasi IODE. Data-data
tersebut mencakup wilayah geografi seluruh dunia dan periode waktu 1854-2010. Gambar 10 menunjukkan pola sebaran arah dan kecepatan arus permukaan
bulanan di Utara dan Barat Pulau Jawa yang dikelompokkan berdasarkan musim di Indonesia, yaitu a musim barat, b musim peralihan 1, c musim timur dan d
musim peralihan 2. Pola sebaran arah arus permukaan dipengaruhi oleh pola sebaran arah dan kecepatan angin.
Gambar 10a menunjukkan pola sebaran arah dan kecepatan arus permukaan pada musim barat Desember-Februari. Secara umum, arus di Utara dan Barat
Pulau Jawa bergerak relatif seragam menuju Timur. Arus bergerak dengan kecepatan relatif tinggi pada perairan Utara Jawa. Gambar 10b menunjukkan pola
sebaran arah dan kecepatan arus permukaan pada musim peralihan 1 Maret-Mei. Arus di Utara dan Barat Pulau Jawa bergerak tidak teratur, pada bulan Maret
menuju Timur dengan kecepatan lebih rendah dari bulan sebelumnya dan kemudian bergerak ke arah sebaliknya menuju Barat pada bulan Mei dengan
kecepatan yang rendah di Utara Jawa dan meninggi di Barat Jawa. Gambar 10c menunjukkan pola sebaran arah dan kecepatan arus permukaan pada musim timur
Juni-Agustus. Secara umum, arus di Utara dan Barat Pulau Jawa bergerak relatif seragam menuju Barat. Arus bergerak dengan kecepatan relatif tinggi pada
perairan Utara dan Barat Jawa pada awal musim Juni dan melemah khususnya di Utara Jawa pada akhir Agustus. Gambar 10b menunjukkan pola sebaran
arah dan kecepatan arus permukaan pada musim peralihan 2 September- November. Arus bergerak tidak teratur, pada bulan September arus menuju
Barat baik di Utara maupun Barat Pulau Jawa, kemudian pada bulan Oktober arah arus berubah menuju Timur di bagian Utara Jawa dan arus secara seragam
105 105.2
105.4 105.6
105.8 106
106.2 106.4
106.6 106.8
107
Bujur
-7 -6.8
-6.6 -6.4
-6.2 -6
-5.8 -5.6
-5.4 -5.2
-5
L in
ta n
g
Kecepatan Arus
0.1 ms 0.5 ms 1 ms 1.5 ms Sumber:
Diolah dari Japan Oceanographic Data Center
P. Sumatera
P. Jawa
105 105.2
105.4 105.6
105.8 106
106.2 106.4
106.6 106.8
107
Bu ju r
-7 -6.8
-6.6 -6.4
-6.2 -6
-5.8 -5.6
-5.4 -5.2
-5
L in
ta n
g
Kecepatan Arus 0.1 ms 0.5 ms 1 ms 1.5 ms
Sumber: Diolah dari
Japan Oceanographic Data Center
P. S umatera
P. Ja wa
105 105.2
105.4 105.6
105.8 106
106.2 106.4
106.6 106.8
107 Bujur
-7 -6.8
-6.6 -6.4
-6.2 -6
-5.8 -5.6
-5.4 -5.2
-5
L in
ta n
g
Sumber: Diolah dari
Japan Oceanographic Data Center P. Sumatera
P. Jawa
Kecepatan Arus 0.1 ms 0.5 ms 1 ms 1.5 ms
105 105.2
105.4 105.6
105.8 106
106.2 106.4
106.6 106.8
107 Bujur
-7 -6.8
-6.6 -6.4
-6.2 -6
-5.8 -5.6
-5.4 -5.2
-5
L in
ta n
g
Kecepatan Arus 0.1 ms 0.5 ms 1 ms 1.5 ms
Su mbe r: Diolah dari
J apan Oceano grap hic Data Center P. Sumatera
P. Jawa 105
105.2 105.4
105.6 105.8
106 106.2
106.4 106.6
106.8 107
Bujur -7
-6.8 -6.6
-6.4 -6.2
-6 -5.8
-5.6 -5.4
-5.2 -5
L in
ta n
g
Kecepatan Arus 0.1 ms 0.5 ms 1 ms 1.5 ms
Sumber: Diolah dari
Japan Oceanographic Data Center P. Sumatera
P. Jawa
bergerak menuju Timur baik di Utara maupun Barat Pulau Jawa dengan kecepatan yang lebih tinggi dari bulan sebelumnya.
Arus berperan dalam distribusi radionuklida alam yang jatuh ke permukaan perairan melalui fall out dari atmosfer maupun dari air hujan yang mencuci tempat
pembuangan abu milik PLTU-batubara yang kemudian mengalir menuju perairan pesisir. Berdasarkan pola pergerakan arus Gambar 10 perairan Pulau Panjang,
Banten memiliki peluang terdistribusi radionuklida alam hasil aktivitas PLTU Suralaya pada musim barat dan akhir musim peralihan 2.
105 105.2
105.4 105.6
105.8 106
106.2 106.4
106.6 106.8
107 Bujur
-7 -6.8
-6.6 -6.4
-6.2 -6
-5.8 -5.6
-5.4 -5.2
-5
L in
ta n
g
Kecepatan Arus: 0.1 ms 0.5 ms 1 ms 1.5 ms
P. Sumatera
P. Jawa
Sumber: Diolah dari
Japan Oceanographic Data Center
Desember Januari
Februari
Maret April
Mei
a Musim barat
b Musim peralihan 1
105 105.2
105.4 105.6
105.8 106
106.2 106.4
106.6 106.8
107 Bujur
-7 -6.8
-6.6 -6.4
-6.2 -6
-5.8 -5.6
-5.4 -5.2
-5
L in
ta n
g
Kecepatan Arus 0.1 ms 0.5 ms 1 ms 1.5 ms
Sum ber: Diolah dari
Japan Oceanographic Data Center P. Sumatera
P. Jawa
105 105.2
105.4 105.6
105.8 106
106.2 106.4
106.6 106.8
107 Bujur
-7 -6.8
-6.6 -6.4
-6.2 -6
-5.8 -5.6
-5.4 -5.2
-5
L in
ta n
g
Kecepatan Arus 0.1 ms 0.5 ms 1 ms 1.5 ms
Sum ber: Diolah d ari
J apan Oc eanographic Data Center P. Sumatera
P. Jawa
105 105.2
105.4 105.6
105.8 106
106.2 106.4
106.6 106.8
107 Bujur
-7 -6.8
-6.6 -6.4
-6.2 -6
-5.8 -5.6
-5.4 -5.2
-5
L in
ta n
g
RKecepatan Arus 0.1 ms 0.5 ms 1 ms 1.5 ms
Sum b er: Diolah da ri
Ja pan Oc eano graph ic Da ta Ce nter P. Sumatera
P. Jawa
105 105.2
105.4 105.6
105.8 106
106.2 106.4
106.6 106.8
107 Bujur
-7 -6.8
-6.6 -6.4
-6.2 -6
-5.8 -5.6
-5.4 -5.2
-5
L in
ta n
g
Kecepatan Arus 0.1 ms 0.5 ms 1 ms 1.5 ms
Sumber: Diolah dari
Japan Oceanographic Data Center P. Sumatera
P. Jawa
105 105.2
105.4 105.6
105.8 106
106.2 106.4
106.6 106.8
107 Bujur
-7 -6.8
-6.6 -6.4
-6.2 -6
-5.8 -5.6
-5.4 -5.2
-5
L in
ta n
g
Kecepatan Arus
0.1 ms 0.5 ms 1 ms 1.5 ms Su m be r:
Dio la h da ri J apa n Oce an ograp hic Da ta C ente r
P. Sumatera
P. Jawa
105 105.2
105.4 105.6
105.8 106
106.2 106.4
106.6 106.8
107 Bujur
-7 -6.8
-6.6 -6.4
-6.2 -6
-5.8 -5.6
-5.4 -5.2
-5
L in
ta n
g
Kecepatan Arus 0.1 ms 0.5 ms 1 ms 1.5 ms
Sumber: Diolah dari
Japan Oceanographic Data Center P. Sumatera
P. Jawa
Gambar 10. Pola sebaran arah dan kecepatan arus permukaan ms di Utara dan Barat Pulau Jawa berdasarkan penggolongan musim di Indonesia
a. musim barat, b. musim peralihan 1, c. musim timur dan d. musim peralihan 2
4.1.3 Klimatologi curah hujan, arah dan kecepatan angin