sebesar 0,06 persen. Hal ini diduga bahwa curahan isteri pada usahatani padi pada umumnya hanya ikut pada kegiatan tertentu dalam usahatani padi seperti
menanam dan panen sehingga curahan kerja isteri pada usahatani padi tidak elastis terhadap luas lahan yang diusahakan disamping itu pula bahwa pada umumnya
rumahtangga petani dalam berusahatani padi juga menggunakan tenaga kerja luar keluarga yang cenderung akan mengurangi penggunaan tenaga kerja dalam
keluarga rumahtangga petani. Jumlah anak balita berhubungan negatif dan berpengaruh nyata terhadap
curahan pada taraf 1 persen. Semakin banyak jumlah anak balita dalam rumahtangga petani, maka semakin berkurang curahan kerja isteri pada kegiatan
usahatani padi. Hal ini menggambarkan bahwa dengan adanya rumahtangga memiliki anak balita maka curahan kerja isteri akan lebih banyak dicurahkan
dalam kegiatan rumahtangga untuk mengasuh anak sehingga akan mengurangi curahan kerja isteri pada kegiatan usahatani padi.
6.1.3. Curahan Kerja Suami pada Non Usahatani
Hasil dugaan parameter dan elastisitas curahan kerja suami pada non usahatani dapat dilihat pada Tabel 9.
Berdasarkan Tabel 9 menunjukkan bahwa hasil dugaan parameter persamaan curahan kerja suami pada non usahatani CKSNU semua tanda
dugaan parameter variabel penjelas sesuai dengan yang diharapkan atau sesuai dengan hipotesis. Koefisien determinasi yang dihasilkan sebesar 0.5717, ini
berarti bahwa keragaman curahan kerja suami pada non usahatani sebesar 57.17 persen dapat dijelaskan oleh variabel pendapatan suami dari non usahatani
PSNUT, curahan kerja suami pada usahatani padi CKSUT, pendidikan suami PDS.
Pendapatan suami non usahatani berhubungan positif dan berpengaruh nyata pada taraf 1 persen terhadap curahan kerja suami pada non usahatani. Ada
saling keterkaitan antara curahan kerja pada non usahatani dengan pendapatan suami pada kegiatan non usahatani. Ada indikasi bahwa semakin tinggi curahan
kerja suami pada kegiatan non usahatani maka semakin tinggi pula pendapatan yang diperoleh dari kegiatan non usahatani tersebut. Curahan kerja suami pada
non usahatani respon terhadap pendapatan suami pada kegiatan non usahatani. Hal ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa keputusan rumahtangga dalam hal
ini suami untuk bekerja pada non usahatani tergantung dari seberapa besar pendapatan yang diperoleh untuk memenuhi kebutuhan hidup rumahtangga petani
setiap hari, namun tidak menutup kemungkinan bahwa suami melakukan kegiatan non usahatani karena adanya kesempatan kerja untuk mengisi masa sepi pada
kegiatan usahatani padi seperti pada masa setelah tanam atau setelah panen. Tabel 9. Hasil Dugaan Parameter Persamaan Curahan Kerja Suami pada Non
Usahatani Variabel
Notasi Parameter Dugaan
Taraf Nyata
Elastisitas Intersep
INTERSEP 126.0442
0.0002 Pendapatan Suami dari
Non Usahatani PSNUT
1.105E-6
.00001 8.81 Curahan Kerja Suami
pada Usahatani padi CKSUT
-0.57406 0.0065 -0.64
Pendidikan Suami PDS
-2.28786 0.2794
-0.23 R
2
0.5717 Curahan kerja suami pada usahatani padi berhubungan negatif dan
berpengaruh nyata pada taraf 1 persen terhadap curahan kerja suami pada non usahatani. Ada saling keterkaitan antara curahan kerja suami pada non usahatani
terhadap curahan kerja suami pada usahatani padi. Ada indikasi bahwa semakin tinggi curahan kerja suami pada kegiatan non usahatani maka semakin tinggi pula
pendapatan yang akan diperoleh dari kegiatan non usahatani tersebut. Sedangkan respon curahan kerja suami pada non usahatani tidak elastis terhadap curahan
kerja suami pada usahatani padi. Pendidikan suami pada non usahatani berhubungan negatif dan
berpengaruh tidak nyata terhadap curahan kerja suami pada non usahatani. semakin tinggi pendidikan maka semakin tinggi pula pendapatan yang akan
diperoleh dari kegiatan non usahatani. Respon curahan kerja suami pada non usahatani tidak elastis terhadap pendidikan suami.
6.1.4. Curahan Kerja Isteri pada Non Usahatani