Efek Upah terhadap Alokasi Waktu Rumahtangga

adapun fungsi permintaan input rumahtangga untuk melakukan aktivitas produksi dapat dilihat pada persamaan berikut: B w = B w p u , p L , p v, Y; w = L, V ........................................................3.20

3.2. Efek Upah terhadap Alokasi Waktu Rumahtangga

Bryant 1990 menyatakan bahwa upah individu dapat menguasai pasar tenaga kerja dengan harga leisure, yaitu sejumlah uang rumahtangga yang dikorbankan untuk mengkonsumsi waktu leisure. Ketika upah berubah yang disebabkan oleh harga leisure yang berubah dan salah satu keluarga dapat menduga untuk merespon dengan merubah permintaannya untuk leisure. Upah juga merupakan bagian integral dari produktivitas individu dalam mendapatkan barang-barang yang dibeli, yaitu wp menunjukkan kuantitas market goods yang dapat diperoleh dengan melakukan setiap jam market work dan menggunakan penghasilannya untuk membeli barang. Suatu perubahan di dalam upah juga merubah produktivitas pasar individu yang relatif terhadap produktivitas rumahtangga. Memodifikasi penjualan, pada akhirnya berdampak pada distribusi waktu kerja antara produksi pasar dan rumahtangga Gambar 1. DEBT adalah garis total budget rumahtangga untuk merubah upah. Upah terhadap individu adalah w dan dikarenakan slope dari DE adalah wp. Kepuasan yang maksimal dari rumahtangga pada titik P, dimana individu menghabiskan jam Olp per minggu dalam aktivitas leisure, jam HL di dalam pasar tenaga kerja, dan jam TH di dalam aktivitas kerja rumahtangga. Bila terjadi perubahan perilaku individu karena adanya respon terhadap peningkatan upah dari w ke w’, maka hal-hal yang terjadi adalah hubungan antara produktivitas pasar individu wp dan produktivitas rumahtangga g h berubah. Dengan meningkatnya w jumlah barang yang dapat dibeli dengan menggunakan satu jam pertama pada pasar kerja wp akan lebih besar dibandingkan jumlah barang yang dapat dihasilkan pada satu jam terakhir yang digunakan pada aktivitas rumahtangga pada titik E, dimana p w g E h . Sebagai konsekuensinya rumahtangga dapat menghasilkan lebih banyak barang dengan curahan waktu kerja yang sama jika jumlah waktu yang digunakan untuk aktivitas rumahtangga dikurangi dan waktu yang digunakan untuk bekerja ditingkatkan. Peningkatan upah akan menyebabkan individu mensubtitusi pasar kerja dengan aktivitas rumahtangga sepanjang jumlah total waktu kerja adalah konstan. Substitusi pasar kerja terhadap aktivitas rumahtangga ditunjukkan oleh pergeseran total anggaran rumahtangga dari DEBT ke D’E’BT, dimana penurunan waktu kerja rumahtangga dari TH e ke TH e ’ dan meningkatnya jam kerja dari H e ke H e ’. Sebelum adanya peningkatan upah, titik E adalah titik persinggungan antara fungsi produksi rumahtangga AB dan garis anggaran DE. Pada titik E, E h g p w = . Ketika w meningkat ke w’, E h g p w dan individu akan mensubtitusi kerja dengan aktivitas rumahtangga, sehingga equilibrium rumahtangga yang baru ada pada titik E’, dimana E h g p w = dan garis anggaran yang baru adalah D’E’ dan slopenya adalah w’p. Proses subtitusi ini disebut efek subtitusi produksi. Ketika upah meningkat dari wp ke w’p, harga leisure menjadi relatif lebih mahal terhadap harga barang. Bila kepuasan rumahtangga dianggap konstan, maka rumahtangga akan mensubtitusi barang yang harganya lebih murah dengan leisure yang harganya lebih mahal. Hal ini terjadi bila terjadi peningkatan jam kerja individu dan menggunakan kelebihan pendapatan yang diperoleh untuk meningkatkan konsumsi keluarga terhadap barang. Hal ini disebut dengan efek subtitusi konsumsi karena subtitusi terjadi pada aktivitas konsumsi, bukan pada aktivitas produksi. Efek subtitusi ini dapat dilihat pada persinggungan antara garis anggaran yang baru D’E’ dengan kurva indiferen awal U o . JJ adalah garis yang bersinggungan dengan U o pada titik Q. Dimana JD’ adalah jumlah pendapat real yang harus dihasilkan rumahtangga untuk meningkatkan kepuasannya pada tingkat upah yang baru seperti pada tingkat upah yang lama. Dengan kata lain dengan adanya efek subtitusi konsumsi karena adanya peningkatan upah mengakibatkan terjadi penurunan kuantitas leisure yang dikonsumsi dari 0L p ke 0L q dengan asumsi kepuasannya adalah konstan. Efek subtitusi total dengan adanya peningkatan upah adalah penjumlahan dari efek subtitusi produksi dan efek subtitusi konsumsi. Adanya peningkatan upah mengakibatkan terjadi peningkatan real income rumahtangga sehingga akan meningkatkan permintaan rumhtangga terhadap barang maupun leisure sepanjang keduanya adalah barang normal. Efek pendapatan dengan adanya peningkatan upah ditunjukkan oleh pergeseran dari JJ ke D’E’ yang mengakibatkan terjadi peningkatan permintaan terhadap leisure dari 0L q ke 0L r dan equilibrium rumahtangga bergeser dari titik Q ke titik R. Hal ini berarti terjadi penurunan penawaran tenaga kerja dan terjadi peningkatan permintaan terhadap leisure, tetapi waktu kerja untuk aktivitas rumahtangga tidak mengalami penurunan. Efek total upah pada pasar kerja merupakan penjumlahan dari efek subtitusi produksi, efek subtitusi konsumsi dan efek pendapatan, yang ditunjukkan oleh persamaan berikut: L r H e ’- L p H e = H e H e ’ + L p L q + L q L r ......................................................3.21 dimana kedua efek subtitusi mengakibatkan terjadi peningkatan jam kerja di luar aktivitas rumahtangga sedangkan efek pendapatan mengakibatkan jam kerja menurun, sehingga efek total upah bisa positif maupun negatif, tergantung pada besar kecilnya masing-masing efek yang ditimbulkan. Dimana kurva penawaran tenaga kerja bisa positif seperti umumnya dengan tingkat upah yang tinggi, penawaran tenaga kerja meningkat atau backward bending dan bisa juga negatif dengan tingkat upah yang tinggi, penawaran tenaga kerja rendah. Goods C+G B T D’ J D A V U 1 J U R Q P E E’ L q L r L p H e H e’ T Sumber : Bryant, 1990 Gambar 1. Efek Upah pada Penggunaan Waktu Rumahtangga Efek total upah pada aktivitas rumahtangga merupakan efek subtitusi produksi. Dimana pada saat upah meningkat, waktu yang dicurahkan untuk aktivitas rumahtangga berkurang dan tenaga kerja rumahtangga yang ada berpindah ke pasar tenaga kerja. Hal ini ditunjukkan oleh H e H e ’. Sedangkan efek total upah pada leisure terdiri dari efek pendapatan dan efek subtitusi konsumsi. Ketika harga relatif leisure meningkat terhadap harga barang, maka rumahtangga akan mensubtitusi leisure dengan barang. Selain itu bila tingkat upah meningkat maka real income rumahtangga juga meningkat sehingga permintaan terhadap leisure akan meningkat, dimana: L r L p = L p L q + L q L r ...............................................................................3.22

3.3. Efek Pendapatan Rumahtangga terhadap Perilaku Kerja