6.1.2. Curahan Kerja Isteri pada Usahatani Padi
Berdasarkan hasil pendugaan curahan kerja isteri pada usahatani padi CKIUT menunjukkan bahwa semua tanda dugaan parameter sesuai dengan yang
diharapkan atau sesuai dengan hipotesis. Koefisien determinasi yang dihasilkan sebesar 0.7184, yang berarti bahwa keragaan curahan kerja isteri pada kegiatan
usahatani sebesar 71,84 persen dapat dijelaskan oleh variabel curahan kerja isteri pada non usahatani CKINU, tenaga kerja luar keluarga TKLK, luas lahan
LL, dan jumlah anak balita JABL yang terlihat pada Tabel 8. Tabel 8. Hasil Dugaan Parameter Persamaan Curahan Kerja Isteri pada
Usahatani Padi Variabel
Notasi Parameter Dugaan
Taraf Nyata
Elastisitas Intersep
INTERSEP 32.53730 .0001
Curahan Kerja Isteri pada Non Usahatani
CKINU -0.10598 0.0023 -0.32
Tenaga Keja Luar Keluarga
TKLK -0.01897 0.8367 -0.04
Luas Lahan LL
0.000298 0.001
0.06 Jumlah
Anak Balita
JABL -26.3586
.0001 -0.79 R
2
0.7184 Curahan kerja isteri pada kegiatan non usahatani berhubungan negatif dan
berpengaruh nyata pada taraf 2 persen terhadap curahan kerja isteri pada usahatani padi. Ada saling keterkaitan antara curahan kerja isteri pada kegiatan non
usahatani dengan curahan kerja isteri pada kegiatan usahatani padi. Hal ini berarti jika adanya peningkatan curahan kerja isteri pada non usahatani maka akan
menurunkan curahan kerja isteri pada kegiatan usahatani padi dan adanya keterbatasan waktu yang dimiliki mendorong isteri untuk cenderung
mengalokasikan kerjanya pada kegiatan yang dapat menghasilkan uang tunai yang lebih besar untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Respon curahan kerja
isteri pada usahatani padi tidak elastis terhadap curahan kerja isteri pada kegiatan non usahatani.
Tenaga kerja luar keluarga berhubungan negatif dan tidak berpengaruh terhadap curahan kerja isteri pada usahatani padi. Artinya jika tenaga kerja luar
keluarga yang digunakan petani bertambah maka curahan kerja isteri pada usahatani berkurang. Dengan bertambahnya tenaga kerja luar keluarga digunakan
dalam usahatani maka akan bertambah pula biaya yang dikeluarkan untuk membayar upah tenaga kerja luar keluarga dan curahan kerja isteri pada usahatani
padi makin berkurang. namun dengan bertambahnya pengggunaan tenaga kerja luar maka isteri mempunyai waktu lebih besar pada non usahatani. Petani lebih
memilih untuk mengeluarkan biaya untuk membayar upah tenaga kerja luar keluarga untuk bekerja pada lahan usahataninya dari pada petani tersebut yang
bekerja sendiri. Hal ini pada umumnya dilakukan pada saat pengolahan tanah, penanaman dan, panen. Respon curahan kerja isteri pada usahatani padi tidak
elastis terhadap curahan kerja tenaga kerja luar keluarga. Luas lahan berhubungan positif dan berpengaruh nyata pada taraf 1 persen
terhadap curahan kerja isteri pada usahatani padi. Ada saling keterkaitan antara luas lahan yang dimiliki dengan besarnya curahan kerja yang digunakan.
Semakin luas lahan yang dikelola maka secara langsung akan meningkatkan curahan kerja pada kegiatan usahatani tersebut. Hal ini disebabkan semakin luas
lahan yang dimiliki cenderung membutuhkan curahan kerja yang lebih besar pula. Hanya saja respon curahan kerja isteri pada usahatani padi tidak elastis terhadap
luas lahan yang diusahakan. Ini berarti bahwa meningkatnya luas lahan satu persen hanya meningkatkan curahan kerja isteri pada kegiatan usahatani padi
sebesar 0,06 persen. Hal ini diduga bahwa curahan isteri pada usahatani padi pada umumnya hanya ikut pada kegiatan tertentu dalam usahatani padi seperti
menanam dan panen sehingga curahan kerja isteri pada usahatani padi tidak elastis terhadap luas lahan yang diusahakan disamping itu pula bahwa pada umumnya
rumahtangga petani dalam berusahatani padi juga menggunakan tenaga kerja luar keluarga yang cenderung akan mengurangi penggunaan tenaga kerja dalam
keluarga rumahtangga petani. Jumlah anak balita berhubungan negatif dan berpengaruh nyata terhadap
curahan pada taraf 1 persen. Semakin banyak jumlah anak balita dalam rumahtangga petani, maka semakin berkurang curahan kerja isteri pada kegiatan
usahatani padi. Hal ini menggambarkan bahwa dengan adanya rumahtangga memiliki anak balita maka curahan kerja isteri akan lebih banyak dicurahkan
dalam kegiatan rumahtangga untuk mengasuh anak sehingga akan mengurangi curahan kerja isteri pada kegiatan usahatani padi.
6.1.3. Curahan Kerja Suami pada Non Usahatani