Gambar 24 Aktivitas penangkapan ikan tenggiri dengan gillnet di daerah Tuing
2 Pancing ulur
Operasi penangkapan ikan tenggiri dengan pancing ulur dimulai dari tahap persiapan hingga penanganan hasil perikanan. Daerah penangkapan
dengan alat tangkap pancing ulur pada dasarnya hampir sama dengan alat tangkap gillnet yaitu Laut Natuna, Laut Cina Selatan dan Selat Bangka.
Pelaksanaan kegiatan operasi penangkapan ikan tenggiri dengan pancing ulur dilakukan dengan ABK sebanyak 3-4 orang. Uraian pelaksanaan kegiatan
operasi penangkapan adalah sebagai berikut : 1 Kapal berangkat dari fishing base setelah semua persiapan persiapan
pancing ulur, BBM untuk mesin penggerak serta ransum untuk keperluan di laut selesai dipersiapkan. Kapal berangkat saat air dalam kondisi pasang.
Jarak tempuh kapal menuju daerah penangkapan tergantung pada pengalaman fishing master yaitu sekitar 4-5 jam. Daerah target penangkapan
ikan tenggiri yaitu di sekitar perairan berkarang dan masih dalam wilayah Perairan Kabupaten Bangka.
2 Setelah sampai di daerah penangkapan, jangkar diturunkan agar kapal tidak terbawa arus. Operasi penangkapan dilakukan pada malam hari yaitu pukul
18.30-19.00 WIB hingga menjelang matahari terbit yaitu 04.00-05.00 WIB. Sebagai bahan penerangan sementara yaitu guna pemasangan umpan
digunakan lampu kapal. 3 Umpan yang digunakan dalam proses penangkapan ikan tenggiri dengan
pancing ulur merupakan umpan alami. Umpan ini diperoleh dari hasil pancingan yang diperoleh dengan jenis ukuran mata pancing yang berbeda.
Ikan yang menjadi umpan penangkapan ikan tenggiri yaitu jenis kurisi Nemipterus hexodon hidup.
4 Umpan kurisi yang telah ditangkap kemudian dikaitkan pada kedua mata pancing. Cara pemasangan umpan dilakukan dengan meletakkan kail pada
punggung ikan umpan. Setelah umpan selesai dipasang, pancing kemudian dilempar ke perairan agar jauh dari kapal dan memudahkan senar pancing
teregang dengan kedalaman pancing yang diulurkan yaitu 20-60 meter. Umpan hidup ini dimaksudkan untuk memikat dan menarik perhatian ikan
agar muncul di permukaan laut serta untuk menahan schooling ikan agar tetap berada di dekat lambung kapal Kaneda 1995.
5 Apabila umpan termakan, maka senar pancing ditarik hingga mendekati perahu. Setelah ikan tenggiri terlihat dan mudah dijangkau, kemudian dengan
alat bantu gancu ikan tenggiri diangkut ke atas dek kapal. Ikan tenggiri yang sudah mati kemudian dibersihkan darahnya, akibat terkena mata pancing dan
gancu, lalu dimasukkan ke dalam cool box yang telah diberi es sebagai tempat penyimpanan.
6 Jika daerah penangkapan tidak memberikan hasil yang memuaskan, maka kapal melakukan pencarian daerah penangkapan yang lain.
7 Setelah operasi penangkapan selesai jangkar dinaikkan ke perahu, kemudian melakukan perjalanan pulang menuju fishing base awal.
Gambar 25 Aktivitas penangkapan ikan tenggiri dengan pancing ulur di daerah Tuing.
5.1.2.5 Produktifitas dan produksi ikan tenggiri
Produktivitas merupakan kemampuan suatu alat tangkap untuk memperoleh hasil tangkapan. Produktivitas yang digunakan dalam unit
penangkapan ikan tenggiri adalah produksi per trip, produksi per kapal, produksi per nelayan, produksi per biaya operasional, produksi per biaya investasi Tabel
20. 77
Tabel 20 Produktivitas rata-rata komponen unit penangkapan ikan tenggiri bulanan 2001-2005
No. Komponen unit penangkapan
Produktivitas Gillnet
Pancing ulur 1.
Produksi per trip kg per trip 1,38
1,93 2.
Produksi per kapal kg per kapal 11,4
4,92 3.
Produksi per nelayan kg per orang 30,1
14,79 4.
Produksi per biaya operasional kg per Rp 0,03
0,02 5.
Produksi per biaya investasi kg per Rp 0,009
0,011 Sumber : Data diolah 2007.
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai produktivitas pada gillnet selama 5 tahun adalah sebesar 1,38 per trip gillnet, 11,40 per kapal dan 30,1 per
nelayan per bulan. Produktivitas menurut biaya operasional pada usaha perikanan tenggiri dengan gillnet dan pancing, yaitu sebesar 0,03 kg dan 0,02 kg
per rupiah. Hal ini berarti setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan dapat menghasilkan ikan sebanyak 0,03 kg per rupiah pada gillnet dan 0,02 kg per
rupiah pada pancing ulur. Produktivitas pada usaha perikanan tenggiri dengan gillnet dan pancing ulur menurut biaya investasi yaitu sebesar 0,01 kg dan 0,01
kg per rupiah. Hal ini berarti bahwa setiap satu rupiah biaya yang ditanamkan dapat menghasilkan ikan sebanyak 0,01 kg dan 0,01 kg.
5.1.3 Sub sistem pemasaran 5.1.3.1 Saluran pemasaran
Proses yang dilakukan untuk mengetahui saluran pemasaran yang ada di Kabupaten Bangka baik pasar ikan lokal untuk kebutuhan masyarakat maupun
perusahaan untuk tujuan pasar ekspor dalam sub sistem pemasaran pada usaha perikanan tenggiri yaitu dengan melakukan survei pasar. Pemasaran hasil
tangkapan usaha perikanan tenggiri dilakukan dalam 4 empat saluran, yaitu : 1 Dipasarkan secara langsung ke perusahaan perikanan dengan harga jual
yang telah ditentukan bersama kemudian didistribusikan untuk pasar eksportir.
2 Dipasarkan secara langsung ke pedagang pengumpul untuk selanjutnya dipasarkan langsung ke perusahaan perikanan selanjutnya untuk pasar
eksportir. 3 Dipasarkan secara langsung ke pedagang pengumpul kemudian dipasarkan
kembali ke pedagang pengecer dan didistribusikan ke konsumen pasar lokal yang berada di dalam maupun luar Kabupaten Bangka.
4 Dipasarkan secara langsung ke pedagang pengecer untuk selanjutnya dipasarkan langsung ke konsumen lokal baik yang berada di Kabupaten
Bangka maupun di luar Kabupaten Bangka Gambar 26. Pasca penangkapan aktivitas yang dilakukan umumnya meliputi bongkar
muat hasil tangkapan, pelelangan, penyimpanan, pemrosesan dan pemasaran. PPP Sungailiat biasanya tidak melakukan peyimpanan sebab ikan yang
diperoleh setelah dilelang semuanya disalurkan sesuai permintaan. Setelah dilelang biasanya sebagian ikan diproses atau dilakukan pengepakan terlebih
dahulu yang disediakan oleh pelabuhan dan sebagian didistribusi ke pasar- pasar. Untuk pemrosesan biasanya langsung diangkut ke Pangkalpinang untuk
dilakukan proses pendinginan di cold storage oleh perusahaan yang selanjutnya untuk diekspor melalui Jakarta ke Singapura, Malaysia, dan Jepang atau dikirim
antar pulau yaitu ke Lampung. Pemrosesan lain seperti pengolahan menjadi produk lain oleh home industri, ikan diangkut selain di sekitar Sungailiat juga
diangkut ke Belinyu.
Keterangan : I = Saluran pemasaran I nelayan-perushaan
II = Saluran pemasaran II nelayan –pengumpul-perusahaan III = Saluran pemasaran III nelayan-pengumpul-pengecer
IV = Saluran pemasaran IV nelayan pedagang pengecer
Gambar 26 Skema saluran pemasaran hasil tangkapan ikan tenggiri di Kabupaten Bangka
Aktivitas pemasaran ikan tenggiri melalui proses pelelangan hanya dilakukan di PPP Sungailiat. Daerah lainnya seperti di Kecamatan Belinyu
meliputi Tanjung Gudang, Penyusuk, Air Jukung, Pejam, Pesaren, Remodong; Kecamatan Riau Silip meliputi Tuing, Mapur, Kecamatan Belinyu meliputi
Nelayan Pedagang
pengumpul Perusahaan perikanan
Eksportir
Konsumen lokal
Pedagang Pengecer
II I
IV III