4.2.2 Unit penangkapan ikan
Unit penangkapan ikan terdiri atas tiga unsur, yaitu alat tangkap yang digunakan, kapal penangkapan ikan dan tenaga kerja yang mengoperasikan
komponen-komponen tesebut, yaitu nelayan.
4.2.2.1 Alat tangkap
Alat tangkap merupakan salah satu faktor pendukung dalam kegiatan penangkapan ikan selain nelayan dan armada penangkapan ikan di laut yang
mempunyai pengaruh, tidak hanya terhadap besar kecilnya hasil tangkapan ikan tetapi juga kepada macam spesies ikan yang dapat ditangkap. Beberapa macam
alat tangkap yang digunakan oleh nelayan di Perairan Kabupaten Bangka meliputi jaring insang gillnet, jaring udang trammel net, pancing ulur hand
line, payangpukat kantong surrounding net, pukat pantai beach seine, bagan apung boat lift net, bagan tetap dan sero Tabel 6.
Tabel 6 Perkembangan alat tangkap di perairan Kabupaten Bangka tahun 2001- 2005
Tahun Alat tangkap unit
Payang Jaring
insang Jaring
udang Pukat
pantai Pancing
Bagan apung
Bagan tancap sero
Jumlah unit
2001 132
2.141 1.546
366 2.166
79 715
70 7.084
2002 133
1.454 3.576
250 2.368
70 288
187 8.326
2003 135
1.476 3.629
254 2.402
72 293
189 8.450
2004 141
1.483 3.641
262 2.413
73 295
191 8.499
2005 147
1.492 3.667
289 2.425
78 311
198 8.607
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bangka 2006.
Alat tangkap yang digunakan oleh nelayan di Perairan Kabupaten Bangka dari yang paling banyak dipakai sampai yang paling sedikit digunakan berturut-
tururt adalah : jaring udang, pancing, jaring insang, bagan tancap, pukat pantai, payang, sero dan bagan apung. Faktor teknik dan ekonomi lah yang menentukan
dalam pemilihan alat tangkap mana yang akan digunakan atau dioperasikan oleh nelayan setempat.
Pada tahun 2001 sampai dengan tahun 2005, penggunaan alat tangkap oleh nelayan Bangka mengalami peningkatan sebesar 8.607 pada tahun 2005.
Alat tangkap jaring insang, jaring udang dan pancing merupakan alat tangkap yang dominan dioperasikan oleh nelayan, sehingga dengan adanya peningkatan
penggunaan alat tangkap berpengaruh terhadap pada produksi perikanan di Kabupaten Bangka.
4.2.2.2 Kapal
Kapal penangkap ikan merupakan salah satu faktor pendukung utama dalam melakukan penangkapan ikan di laut. Kapal yang digunakan dalam dalam
usaha penangkapan ikan di Kabupaten Bangka terdiri atas kapal motor, motor tempel dan perahu tanpa motor. Kapal penangkapan ikan di Kabupaten Bangka
masih didominasi kapal berukuran kecil, yaitu berukuran kurang dari 5 GT dengan teknologi penangkapan tradisional, sehingga kemampuan untuk
menjangkau daerah penangkapan terbatas pada perairan pantai Tabel 7. Tabel 7 Perkembangan jumlah kapal penangkapan ikan di Kabupaten Bangka
tahun 2001-2005
No. Tahun
Ukuran kapal GT 5 unit
5-10 unit 10-20 unit
20-30 unit Jumlah
unit 1.
2001 387
94 17
4 501
2. 2002
391 108
18 4
521 3.
2003 369
65 1
8 443
4. 2004
1.442 125
2 1
1.570 5.
2005 1.615
121 2
1 1.739
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bangka 2006.
Tabel 7 menunjukkan bahwa armada penangkapan ikan pada tahun 2003 mengalami penurunan, yaitu sebesar 443 unit. Hal ini disebabkan oleh adanya
modifikasi dan perubahan fungsi kapal yang semula untuk kegiatan
penangkapan ikan menjadi kapal penambang inkonvensional TI timah yaitu 423 unit. Perkembangan armada penangkapan ikan pada tahun 2004 mengalami
peningkatan, yaitu sebesar 1.570 unit. Peningkatan armada penangkapan ikan antara lain disebabkan penggunaan kapal yang ukurannnya 5 GT. Hal ini
dibuktikan dengan meningkatnya frekuensi kunjungan kapal yang berukuran 5 GT. Dengan semakin berkembangnya jumlah armada penangkapan diharapkan
dapat memanfaatkan potensi perikanan laut lebih optimal dan meningkatkan produksi perikanan.
4.2.2.3 Nelayan
Masyarakat nelayan di Kabupaten Bangka merupakan masyarakat pesisir yang menggantungkan hidupnya pada usaha penangkapan ikan, pengolahan
dan pemasaran ikan. Perkembangan jumlah nelayan yang ada di Kabupaten Bangka dapat dilihat pada Tabel 8.