5.1.2.3 Daerah penangkapan ikan tenggiri
Penentuan daerah penangkapan ikan tenggiri oleh nelayan berpedoman pada indikasi alam. Biasanya nelayan melihat tanda seperti ada tidaknya
gemercik air, air berbusa, burung-burung yang terbang dekat permukaan air, dan warna air yang lebih gelap. Selain itu nelayan juga melihat keberadaan karang-
karang besar yang biasanya di sekitar karang tersebut banyak terdapat ikan tenggiri.
Daerah penangkapan dengan alat tangkap gillnet dan pancing ulur dilakukan di Perairan Kabupaten Bangka. Lokasi jalur penangkapan kapal jaring
insang dan pancing yang memiliki panjang rata-rata 8 m adalah pada jalur penangkapan 1 pada perairan dari pantai sampai 6 mil dengan kondisi perairan
tidak keruh, arus tidak kuat dan dekat terumbu karang. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Tribawono 2002 dan Keputusan Menteri Pertanian Nomor
392 Kpts IK.120 4 99, mengenai Wilayah Perikanan Republik Indonesia yaitu jalur penangkapan ikan I. Berdasarkan Pasal 3, jalur penangkapan ikan I meliputi
perairan pantai diukur dari permukaan air laut pada surut terendah pada setiap pulau sampai dengan 6 mil laut ke arah laut dengan alat penangkap ikan yang
menetap, alat penangkap ikan yang tidak menetap dan tidak dimodifikasi, dan kapal perikanan tanpa motor dengan panjang tidak lebih dari 10 meter.
Daerah penangkapan ikan tenggiri oleh nelayan Belinyu, Merawang, Riau Silip, Sungailiat umumnya berada di sekitar Laut Cina Selatan dan Laut Natuna.
Lama perjalanan untuk masing-masing nelayan tidak sama tergantung jauh dan dekatnya daerah tangkapan dari lokasi fishing base-nya. Nelayan di Kecamatan
Sungailiat melakukan perjalanan menuju lokasi penangkapan biasanya di perairan Kabupaten Bangka selama 5-7 jam perjalanan, sedangkan nelayan
Belinyu daerah penangkapannya di Perairan Kabupaten Bangka sebelah Timur dengan lama perjalanan 2-3 jam dan sebelah Utara Pulau Bangka dengan lama
perjalanan 4 jam. Daerah penangkapan ikan tenggiri oleh nelayan di Kecamatan Puding
Besar dan Mendo Barat melakukan operasi penangkapan di sekitar Selat Bangka. Lama perjalanan menuju lokasi penangkapan tergantung jauh dekatnya
daerah penangkapan yaitu antara 2-4 jam. Lebih jelasnya daerah penangkapan ikan tenggiri dan konsentrasi nelayan di Kabupaten Bangka dapat dilihat pada
Lampiran 9 dan Lampiran 10. 73
5.1.2.4 Metode unit penangkapan ikan tenggiri
Aktivitas penangkapan ikan t
enggiri
di Kabupaten Bangka merupakan aktivitas yang meliputi upaya persiapan, penangkapan dan penyimpanan. Upaya
persiapan adalah kegiatan untuk memperlancar dan mendukung kegiatan penangkapan yang terdiri atas persiapan perbekalanransum makanan,
persiapan penyediaan dan perbaikan alat penangkapan jaring, pancing dan lain sebagainya dan sarana penangkapan kapal, persiapan bahan bakar,
persiapan penyediaan es. Aktivitas penangkapan dilakukan di PPP Sungailiat dan tempat-tempat lain yang merupakan tempat konsentrasi nelayan hanya saja
jumlah konsentrasi nelayan di Kecamatan Sungailiat yang relatif besar dan lebih lengkapnya fasilitas pendukung kegiatan perikanan di PPP Sungailiat
dibandingkan dengan tempat lain seperti di Tanjung Gudang, Penyusuk, Air Jukung, Remodong, Pejem, Pesaren di Kecamatan Belinyu, Tuing, Mapur di
Kecamatan Riau Silip, Dusun Mudel, Pagarawan di Kecamatan Merawang dan nelayan di Desa Penagan, Kota Kapur Kecamatan Mendo Barat dan Puding.
1 Gillnet
Operasi penangkapan ikan tenggiri dengan gillnet dilakukan di Laut Natuna, Selat Bangka dan Laut Cina Selatan. Fishing base yang diambil
sebagian besar adalah PPP Sungailiat dengan posisi fishing base berada pada lintang 06
42’ 09’ LS dan pada bujur 111 19’ 57” BT.
Pelaksanaan kegiatan operasi penangkapan ikan tenggiri dengan gillnet di Kabupaten Bangka dilakukan 3-5 hari tergantung pada musim penangkapan
dan selanjutnya dapat diuraikan sebagai berikut : 1 Kapal dengan persiapan kebutuhan logistik yang cukup berangkat dari fishing
base menuju daerah penangkapan dengan nakhoda nelayan juragan sekaligus berperan sebagai fishing master. Keberangkatan kapal yaitu pada
saat air mulai mengalami pasang. 2 Waktu yang digunakan untuk menempuh jarak dari fishing base menuju ke
daerah penangkapan di Laut Cina Selatan dan Laut Natuna berkisar antara 5 hingga 7 jam, sedangkan pada daerah penangkapan Selat Bangka yang
merupakan suatu perairan yang berada diantara Pulau Bangka dan Pulau Sumatera hanya berkisar 2-4 jam tergantung jauh dekatnya jarak yang
ditempuh dan juga pada kondisi perairan saat itu. Penentuan daerah 74
penangkapan dilakukan berdasarkan pengalaman selama berprofesi sebagai nelayan.
3 Setelah kapal sampai di daerah penangkapan yang telah ditentukan, kapal bergerak pelan di bawah angin, mengikuti arus sambil menurunkan
pelampung bertanda bendera hingga tali selambar yang berada pada ujung pelampung terakhir, dimana penurunan jaring ini disesuaikan dengan
kecepatan memundurkan kapal. Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan setting jaring di laut, yaitu sejak turunnya pelampung tanda yang
pertama, sampai pelampung terakhir dan peregangan jaring secara sempurna oleh tali selambar dari kapal, keseluruhannya memerlukan waktu
antara 35 sampai dengan 50 menit. Lamanya setting jaring tergantung pada kemampuan ABK dalam menurunkan jaring serta kestabilan fishing master
dalam mengoperasikan kapal. Sebagaian besar nelayan gillnet melakukan setting pada pukul 17.00-18.00 WIB.
4 Setelah seluruh jaring diturunkan, mesin kapal dimatikan dan dibiarkan mengapung mengikuti arah dan gerakan arus. Waktu yang dibutuhkan jaring
hingga diangkat kembali yaitu 4-5 jam tergantung pada munculnya bulan. Selama waktu tersebut, aktivitas yang dilakukan nelayan adalah
mempersiapkan makan malam, membersihkan dek kapal dan istirahat. 5 Pada saat bulan terlihat yaitu pukul 22.00-23.00 WIB, penarikan jaring
hauling mulai dilakukan. Penarikan jaring dilakukan diawali dengan penarikan tali selambar hingga diakhiri oleh pelampung tanda. Penarikan
dilakukan dengan kondisi mesin kapal hidup dengan posisi kapal bergerak ke depan. Waktu yang dibutuhkan untuk menarik jaring yaitu 3-5 jam tergantung
banyaknya hasil tangkapan yang diperoleh. 6 Penanganan hasil tangkapan dilakukan setelah ikan yang sudah terlepas dari
jaring secara keseluruhan kemudian dimasukkan dalam cool box yang telah disiapkan. Sebelum dimasukkan ke dalam cool box, ikan disiram dengan air
laut kemudian disortir bedasarkan jenis dan ukurannya. Perbandingan antara ikan dengan es di dalam cool box yaitu 40:60. Hal ini bertujuan agar kualitas
ikan tetap terjaga. Pada saat ikan mengalami musim puncak, penaganan yang dilakukan kurang optimal karena pemberian es tidak dilakukan secara
total, hanya diperuntukkan bagi ikan yang memiliki harga jual yang tinggi. 75