Tabel 3 Data sekunder yang diambil dalam penelitian
No. Uraian data
Tahun terbit
Sumber 1.
Bangka dalam Angka tahun 2002-2006 2006
BPS Kabupaten Bangka
2. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten
Bangka menurut lapangan usaha tahun 2002-2006
2006 BPS Kabupaten
Bangka
3. Rencana Strategik Kabupaten Bangka
2006-2010 2006
Pemerintah Kabupaten Bangka
4. Data Perikanan Kabupaten Bangka 2002-
2006 2005
DKP Kab. Bangka 5.
Laporan Tahunan DKP Kabupaten Bangka 2002-2006
2006 DKP Kab. Bangka
6. Direktori program kegiatan DKP
Kabupaten Bangka 2002-2006 2005
DKP Kab. Bangka 7.
Data pengiriman hasil perikanan dari PPP Sungailiat 2005
2006 DKP Kab. Bangka
8. Inventarisasi pabrik es dan cold storage di
Kabupaten Bangka 2005
DKP Kab. Bangka 9.
Laporan Tahunan PPP Sungailiat 2006
PPP Sungailiat 10.
Statistik Perikanan PPP Sungailiat 2006
PPP Sungailiat
3.5 Metode Analisis Data
Kajian mengenai pengembangan usaha perikanan tenggiri di Kabupaten Bangka dengan bersandar pada prinsip bisnis perikanan perlu memperhatikan
langkah-langkah seperti penentuan potensi sumberdaya ikan tenggiri di Kabupaten Bangka dengan menggunakan analisis bio-teknik dan analisis bio-
ekonomi. Musim penangkapan ikan dianalisis dengan pendekatan metode rata- rata bergerak moving average. Penentuan daerah penangkapan ikan dilakukan
secara deskriptif berdasarkan data-data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan nelayan. Pemasaran ikan dilakukan secara deskriptif dengan mengetahui
saluran pemasaran baik lokal mau pun ekspor. Pada margin pemasaran dilakukan dengan analisis harga pada masing-masing pelaku sistem untuk
mengetahui margin dari masing-masing pelaku sistem. Mutu ikan diketahui dengan menggunakan uji organoleptik dan hedonicscale scoring dengan panelis
yang berasal dari konsumen dan pedagang secara langsung, sedangkan kelayakan usaha perikanan tenggiri dianalisis dengan analisis finansial. Analisis
sensitivitas. Kondisi dan ketersediaan infrastruktur yang menunjang usaha perikanan tenggiri dilakukan secara deskriptif.
3.5.1 Sub sistem potensi sumberdaya ikan 3.5.1.1 Standarisasi alat tangkap
Standarisasi dimaksudkan untuk menyeragamkan kemampuan tangkap gillnet dengan pancing ulur. Kedua alat tersebut merupakan alat tangkap yang
digunakan nelayan di Kabupaten Bangka untuk menangkap ikan tenggiri. Standarisasi perlu dilakukan karena kemampuan pancing dan jaring
insang dapat berbeda-beda tergantung pada dimensi alat, metode pengoperasian, alat bantu dan faktor-faktor lainnya. Dalam proses standarisasi
ditentukan alat tangkap standar berdasarkan kriteria nilai CPUE rata-rata tertinggi. Penggunaan kriteria tersebut didasarkan pada hipotesis bahwa alat
tangkap yang memiliki nilai CPUE rata-rata terbesar pasti memiliki kemampuan tangkap yang lebih baik dibandingkan dengan alat tangkap lainnya.
Perbandingan kemampuan tangkap antar alat tangkap selanjutnya dinyatakan dalam bentuk indeks yang disebut Fishing Power Index FPI. Output
akhir dari proses standarisasi adalah diperolehnya nilai CPUE standar dan nilai effort standar. Nilai-nilai tersebut akan menjadi input bagi perhitungan parameter
biologi selanjutnya. Rumus yang digunakan untuk standarisasi adalah sebagai berikut:
CPUEs CPUEi
FPIs Estd
Cstd CPUEs
= =
;
CPUEs CPUEi
FPIi Ei
Ci CPUEi
= =
;
∑
=
=
n i
Estd
1
FPI
i
x effort ke-i Keterangan:
Ct
std
: Hasil tangkapan catch alat tangkap standar,
E
std
: Upaya penangkapan effort alat tangkap standar, C
i
: Hasil tangkapan tahun ke-i jenis alat tangkap lain, E
i
: Upaya tangkap tahun ke-i jenis aiat tangkap lain, CPUE
s
: Hasil tangkapan per upaya penangkapan alat tangkap standar; CPUE
i
: Hasil tangkapan per upaya penangkapan alat tangkap i, F P I
s
: Fishing power index alat tangkap standar, F P I
i
: Fishing power index alat tangkap lain. 28
4 4
4 4
2 2
2
2 2
2 2
2 2
rk kq
rk q
h h
h E
E h
msy
= =
= −
=
−
= −
=
β α
β α
β α
β α
β β
α α
β α
3.5.1.2 Analisis bio-teknik
Terjadi atau tidak gejala penangkapan lebih biological overfishing dapat dianalisis dengan menggunakan analisis bio-teknik. Penentuan gejala tersebut
dilakukan dengan menentukan jumlah hasil tangkapan yang diperbolehkan JTB dan kondisi optimum tingkat upaya penangkapan ikan tenggiri. Model produksi
Schaefer yang menghubungkan antara upaya tangkap E dengan hasil tangkapan per upaya CPUE, diperoleh dari hubungan antara upaya tangkap E
dengan hasil tangkapan h yang kedua sisanya dibagi dengan upaya tangkap E, yaitu:
E CPUE
E r
k q
qk E
h E
r k
q qkE
h
β α −
=
−
= −
=
2 2
2
dimana :
qk =
α
dan
r q
2
= β
Upaya tangkapan yang dilakukan pada saat perolehan maksimam lestari , didapatkan pada saat
2
E E
h β
α − =
= E
h δ
δ
maka E
h ,
= δ
δ
β α
β α
2 2
= =
−
msy
E E
=
q r
Ekq qrk
2
2
=
Hasil tangkapan maksimum lestari, yaitu: 29