Sistem Bisnis Perikanan Pengembangan Usaha Perikanan Tenggiri di Kabupaten Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Suatu Pendekatan Sistem Bisnis Perikanan

Pengkajian biomassa stok ditujukan untuk membuat prediksi kuantitatif tentang reaksi dari populasi ikan yang bersifat dinamis terhadap sejumlah alternatif pengelolaan dengan menggunakan sejumlah metode dan penghitungan statistik serta matematik. Prediksi kuantitatif misalnya terhadap batas produksi yang diperbolehkan, resiko yang dapat ditimbulkan oleh penangkapan yang berlebihan overfishing atas sejumlah populasi yang tengah memijah spawning dan perlunya memberikan kesempatan ikan untuk tumbuh mencapai ukuran tertentu yang diinginkan sebelum dieksploitasi Widodo 2002. Pendugaan biomassa ikan dipermudah menggunakan suatu model yang dikenal dengan model surplus produksi. Model ini diperkenalkan oleh Graham tahun 1935, tetapi lebih sering disebut sebagai model Schaefer Sparre and Venema 1999. Tujuan penggunaan model ini adalah untuk menentukan tingkat upaya optimum, yaitu suatu upaya yang dapat menghasilkan suatu hasil tangkapan maksimum yang lestari tanpa mempengaruhi produktivitas biomassa secara jangka panjang, dan biasa disebut hasil tangkapan maksimum lestari maximum sustainable yield. Model Schaefer lebih sederhana, karena hanya memerlukan data yang sedikit, sehingga sering digunakan dalam estimasi biomassa ikan di perairan tropis. Model Schaefer dapat diterapkan apabila tersedia data hasil tangkapan total berdasarkaan spesies dan catch per unit effort CPUE per spesies serta CPUE berdasarkan spesies dan upaya penangkapannya dalam beberapa tahun Sparre and Venema 1999. Pertambahan biomassa ikan dalam waktu tertentu di suatu wilayah perairan merupakan parameter populasi yang disebut produksi. Biomassa yang diproduksi diharapkan dapat menggantikan biomassa yang hilang akibat kematian, penangkapan maupun faktor alami. Apabila kuantitas biomassa yang diambil sama dengan yang diproduksi, maka perikanan tersebut berada dalam keadaan seimbang equilibrium Azis 1989. Menurut Schaefer 1954 diacu dalam Fauzi 2006, laju pertumbuhan populasi merupakan fungsi dari pertumbuhan biomassa yang dipengaruhi oleh ukuran kelimpahan stok x, daya dukung alam k dan laju pertumbuhan intrinsik r. Laju pertumbuhan alami biomassa ikan yang tidak dieksploitasi atau disebut sebagai fungsi pertumbuhan density dependent growth dapat dinyatakan dalam persamaan berikut : 5 x f dt dx =       − = k x r x 1 . Keterangan : dt dx = Laju perlumbuhan biomassa fx = Fungsi pertumbuhan populasi biomassa x = Ukuran kelimpahan biomassa r = Laju pertumbuhan alami intrinsik k = Daya dukung alam carrying capacity Persamaan di atas dalam literatur perikanan dikenal dengan pertumbuhan logistik logistic growth model yang pertama kali dikemukakan oleh Verhulst tahun 1989. Persamaan tersebut dapat digambarkan pada Gambar 3. Gambar 3 Kurva pertumbuhan logistik Schaefer 1954 diacu dalam Fauzi 2006 Menurut Schaefer 1954 diacu dalam Fauzi 2006, kurva pertumbuhan logistik menggambarkan kondisi perikanan yang tidak mengalami eksploitasi. Untuk mengeksploitasi suatu perairan diperlukan berbagai sarana yang merupakan faktor input yang disebut sebagai effort dalam perikanan. Effort merupakan indeks dari berbagai input seperti tenaga kerja, kapal, trip dan alat tangkap yang dibutuhkan saat penangkapan ikan. Hasil tangkapan yang diperoleh nelayan bergantung pada tingkat upaya penangkapannya effort. Effort dibedakan menjadi dua berdasarkan satuan pengukurnya, yaitu effort nominal dan effort efektif. Effort nominal diukur berdasarkan jumlah nominalnya meliputi, satuan . jumlah kapal, alat tangkap atau jumlah trip yang telah distandarisasikan, sedangkan Effort ditentukan berdasarkan besarnya dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan penangkapan f x x k ½ k MSY