Lembaga Pelayanan Kesehatan Koordinasi Perencanaan dan PelaksanaanProgram PKH

Sama halnya dengan aparat Desa Petir, keterlibatan RT pada kegiatan PKH baru dirasakan ketika PKH sudah berjalan tiga tahun. Pada pencairan dana pada bulan Maret 2011 ini ketua RT mulai dilibatkan, yaitu memberikan surat keterangan kepada peserta PKH bahwa ketua RT setempat mengetahui akan ada penurunan dana bantuan langsung yang diterima peserta PKH oleh salah satu dari warganya.

5.1.3.4 Lembaga Pelayanan Kesehatan

PKH memiliki beberapa lembaga yang membantu dalam menjalankan dan mensukseskan kegiatan PKH. Program penanggulangan kemiskinan ini merupakan program lintas kementerian dan lembaga, salah satunya dengan lembaga pelayanan kesehatan. Sesuai dengan tujuan PKH yaitu untuk meningkatkan status kesehatan RTSM, maka diperlukanlah lembaga pelayanan kesehatan seperti puskesmas, puskesmas keliling, posyandu, bidan desa, dan pelayanan kesehatan lainnya. Lembaga pelayanan kesehatan memiliki beberapa kewajiban yang harus dijalankan dalam PKH, yaitu melakukan koordinasi dengan sektor terkait dalam pemberian pelayanan kesehatan, menetapkan jadwal kunjungan pemanfaatan pelayanan kesehatan bagi peserta PKH, memberikan pelayanan kesehatan bagi peserta PKH, dan mengisi formulir komitmen peserta PKH kesehatan. Sosialisasi pada program PKH ini tidak berjalan dengan baik, khususnya bagi tataran pelaksana. Seperti yang terjadi pada Puskesmas Desa Petir, dalam pelaksanaan PKH mereka tidak mendapatkan sosialisasi terlebih dahulu terkait program penanggulangan kemiskinan ini. Pihak puskesmas tidak tahu apa yang menjadi tanggung jawab mereka terkait dalam mensukseskan PKH di Desa Petir. Selain itu koordinasi antara pendamping PKH dengan puskesmas pun tidak berjalan dengan baik. Hal ini terlihat pada pertemuan awal yang dilakukan oleh pendamping PKH dengan seluruh peserta PKH, yang seharusnya melibatkan pihak puskesmas setempat, hal ini tidak dilakukan. Hal ini pun sesuai dengan pernyataan Bapak Iwn 41 tahun petugas Puskesmas Desa Petir, bahwa pihak puskesmas tidak pernah mendapatkan koordinasi dari pihak PKH terkait dengan kegiatan PKH dengan pihak puskesmas. “pihak PKH tidak pernah berkoordinasi dengan kami terkait adanya program PKH ini, kami hanya mendapatkan formulir yang harus kami isi sesuai dengan apa yang diminta oleh dinas sosial setiap 3 bulan sekali” Jadwal kunjungan yang seharusnya dibuat oleh pihak puskesmas pun tidak terlaksana, hal ini dikarenakan pihak puskesmas tidak mengatahui tugas apa saja yang harus dilakukan. Namun dalam pelaksanaan dari bidang kesehatan, puskesmas tetap memberikan pelayanan kesehatan kepada siapa pun yang membutuhkan, tanpa ada pengecualian. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Ibu Tti 43 tahun, “kami tidak pernah membedakan mana peserta PKH, mana bukan PKH, bagi kami sama saja, lagipula kami tidak tahu mana peserta PKH mana yang bukan, karena peserta PKH ketika berobat tidak pernah memberitahukan kepada kami, bahwa mereka merupakan peserta PKH. Masalah jadwal kami tidak membuatnya, karena kami tidak tahu masalah tersebut” Fungsi dari kartu PKH yang dapat digunakan untuk berobat gratis ke lembaga kesehatan pun tidak tersosialisasikan dengan baik. Akibatnya pihak puskesmas tetap menarik sejumlah uang sesuai dengan ketentuan puskesmas setiap kali peserta PKH berobat. Selain itu fungsi dari kartu PKH ini pun tidak tersosialisasikan dengan baik pula kepada peserta PKH. Mereka tidak mengatahui bahwa kartu tersebut memiliki fungsi yang sama seperti jaminan kesehatan masyarakat Jamkesmas. Sehingga ketika berobat para peserta PKH pun tetap mengeluarkan sejumlah uang.

5.1.3.5 Lembaga Pelayanan Pendidikan

Dokumen yang terkait

Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Usahatani Padi Sawah Petani Penyewa Lahan (Studi Kasus : Desa Pematang Sijonam, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai)

13 169 79

Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Buruh Harian Panen Jeruk Di Kabupaten Karo (Kasus : Desa Sukanalu Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo)

7 72 70

Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Alokasi Pengeluaran Keluarga (Studi Kasus di Desa Sudirmara Barat Kecamatan Ciledug, Kabupaten Tangerang, Provinsi Jawa Barat)

0 4 107

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Kemandirian Petani Melalui Penyuluhan (Kasus di Desa Ciherang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

0 12 155

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Komunikasi dalam Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (Kasus pada KSM di Kelurahan Loji, Kota Bogor, Jawa Barat)

1 3 141

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEJAHTERAAN KELUARGA SUBJEKTIF PENERIMA PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH)

0 9 15

Analisis Implementasi Kebijakan Program Keluarga Harapan terhadap Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pendidikan Keluarga (Kasus Desa Tegal Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat)

5 23 215

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Oleh Petani Padi Di Desa Ciherang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

2 25 123

Cover Proseding FH UB

0 0 1

PERAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KECAMATAN KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO PROVINSI GORONTALO

0 0 163