BAB V FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PROGRAM
KELUARGA HARAPAN
Program penanggulangan kemiskinan, khususnya PKH tidak terlepas dari berbagai faktor yang memperngaruhi jalannya program. Faktor-faktor tersebut,
ada yang mendukung jalannya program, bahkan ada pula yang menghambat program. Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari internal pemberi program,
seperti koordinasi perencanaan dan pelaksanaan program, kemampuan pendamping dalam menjalankan tugasnya, dan kriteria peserta program yang
ditetapkan. Selain berasal dari internal pemberi program faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja dapat juga berasal dari eksternal pemberi program seperti
kondisi tempat pelaksanaan program dan tingkat pendidikan penerima program.
5.1 Faktor Internal PKH
5.1.1 Kemampuan Pendamping PKH
Pendamping PKH memiliki serangkaian tugas yang harus dijalankan dalam pelaksanaan program. Berbagai tugas ini saling terkait satu sama lain untuk
mensukseskan pelaksanaan PKH. Adapun beberapa tugas yang harus dijalankan oleh pendamping PKH seperti tugas persiapan program yang dilaksanakan
sebelum pembayaran pertama diberikan kepada peserta PKH. Tugas persiapan tersebut meliputi penyelenggaraan pertemuan awal dengan seluruh peserta PKH.
Pertemuan awal ini hampir di hadiri oleh seluruh peserta PKH. Adapun yang tidak hadir pada pertemuan ini, diwakilkan dengan melalui surat kuasa, seperti Ibu Ash
49 tahun yang diwakilkan oleh suaminya. Apabila memang tidak hadir dan tidak diwakilkan juga, calon penerima PKH tersebut didatangi oleh pendamping PKH
ke rumahnya, seperti yang terjadi pada Ibu Aln 49 tahun. Kunjungan ke rumah calon peserta PKH merupakan salah satu tugas dari pendamping PKH.
Pada pertemuan awal tersebut, pendamping PKH menjelaskan mengenai program kerja PKH kepada calon penerima PKH. Selain itu dibentuk pula empat
kelompok PKH untuk memudahkan koordinasi antar pendamping PKH dengan semua peserta PKH. Setiap kelompok dipilih satu ketua kelompok untuk
mewakilkan anggota kelompoknya. Sehingga segala informasi mengenai PKH
dari pendamping PKH, akan disampaikan melalui ketua kelompok setelah itu disampaikan kepada anggota kelompok yang lain. Selain itu pada pertemuan awal
tersebut, pendamping pun membantu calon peserta PKH untuk mengisi formulir dan penandatangan persetujuan ikut PKH oleh peserta PKH.
Koordinasi pelaksanaan awal untuk kunjungan ke puskesmas serta mendaftarkan anak peserta PKH ke sekolah tidak dilakukan oleh pendamping
PKH. Pendamping hanya memberitahukan saja kepada peserta PKH, bahwa peserta PKH harus mendaftarkan anaknya ke sekolah, dan pergi ke puskesmas
secara rutin untuk memeriksakan kesehatan sebagai kewajiban yang harus dilakukan oleh peserta PKH. Pertemuan awal ini yang seharusnya dihadiri oleh
pihak puskesmas sebagai salah satu mitra PKH pun tidak terlaksana, karena pendamping tidak mengundang pihak puskesmas dalam acara pertemuan awal
tersebut. Pendamping pun memliki tugas rutin yang harus dijalankan dalam
mensukseskan program PKH seperti melakukan pertemuan dengan seluruh peserta PKH setiap enam bulan sekali, melakukan pertemuan dengan ketua
kelompok setiap bulan, dan melakukan pertemuan dengan pihak pelayanan kesehatan dan pendidikan setiap satu, tiga, dan enam bulan sekali. Namun dari
semua tugas pertemuan tersebut belum pernah dilakukan oleh pendamping selama PKH berlangsung di Desa Petir. Untuk kunjungan rutin ke setiap rumah peserta
PKH pun tidak dilaksanakan dengan baik oleh pendamping. Pendamping PKH hanya berkunjung ke ketua kelompok dan sebagian peserta PKH saja. Akibatnya
ada peserta PKH yang belum pernah dikunjungi oleh pendamping PKH selama PKH berlangsung.
Berbagai permasalahan peserta PKH tidak dapat disampaikan secara langsung kepada pendamping PKH karena tidak adanya pertemuan tersebut. Baik
itu permasalahan adanya peserta PKH yang tidak mendapatkan uang bantuan, uang bantuan yang diterima terlalu kecil, maupun permasalahan pemotongan oleh
ketua kelompok kepada setiap anggotanya. Untuk permasalahan peserta PKH yang tidak menerima bantuan lagi seperti yang dialami oleh Ibu Och 52 tahun,
“saya udah ga dapet bantuan PKH lagi a, ga tau kenapa, ga ada penjelasan dari pendamping, makanya saya pengen banget ketemu
langsung sama pendamping, tapi belum kesampean soalnya pendampingnya ga pernah dateng kerumah saya”
Terkait masalah pemotongan uang bantuan PKH oleh ketua kelompok, tidak banyak dari anggota kelompok yang berani melaporakannya kepada
pendamping PKH, hal ini dikarenakan ketua kelompok telah mengancam kepada anggota kelompoknya, jika hal ini diberi tahu ke pendamping maka status mereka
sebagai peserta PKH akan dicabut sehingga para anggota kelompok ini kebanyakan tidak berani untuk melaporkan kejadian ini ke pendamping PKH. Hal
ini seperti yang dialami oleh Ibu Awg 62 tahun, “ketua kelompok suka minta potongan kalo uang PKH turun, dia pun
bilang kesaya, jangan ngelapor ke pendamping, kalo dilapor nanti saya cabut jadi peserta PKH, katanya.”
Permasalahan pemotongan oleh ketua kelompok ini sebagian kecil anggota kelompok PKH menentang, bahkan mereka ingin melaporkan ke pendamping.
Namun dikarenakan sulitnya bertemu dengan pendamping, anggota kelompok yang menentang ini belum menyampaikan permasalahan tersebut, terlebih
pendamping tidak pernah berkunjung kerumah anggota tersebut. Hal ini seperti yang di alami oleh Ibu Nyi 53 tahun,
“saya ga ngasih a ke ketua kelompok, selain uang yang saya terima makin kesini makin kecil, suami juga ngelarang saya buat ngasih keketua
kelompok, bahkan saya sama suami pengen minta kejelasan mengenai pemotongan ini langsung dari pendamping, tapi belum kesampean, soalnya
pendamping ga pernah dateng kerumah saya, padahal kan kalo dateng ke rumah ketua, pasti ngelewatin rumah saya.”
Permasalahan pemotongan oleh ketua kelompok ini pada dasarnya sudah diketahui oleh pendamping. Bahkan pendamping telah mengingatkan kepada
seluruh ketua kelompok untuk tidak memungut biaya apapun ke pada anggotanya, namun pemotongan ini masih tetap berlangsung.
5.1.2 Kriteria Peserta PKH