pengeluaran. Adapun 14 kriteria keluarga miskin yang dikeluarkan oleh BPS dalam Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Penerima Bantuan Iuran Jaminan
Sosial oleh Kementrian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat 2008 sebagai berikut:
1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m
2
per orang. 2. Jenis lantai tempat tinggal terbuat dari tanahbambookayu murahan.
3. Jenis dinding tempat tinggal dari bamboorumbiakayu berkualitas rendahtembok tanpa diplester.
4. Tidak memiliki fasilitas buang air besarbersama-sama dengan rumah tangga lain.
5. Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik. 6. Sumber air minum berasal dari sumurmata air tidak terlindungsungaiair
hujan. 7. Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakararangminyak
tanah. 8. Hanya mengkonsumsi dagingsusuayam satu kali dalam seminggu.
9. Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun. 10. Hanya sanggup makan sebanyak satudua kali dalam sehari.
11. Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di puskesmaspoliklinik. 12. Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah: petani dengan luas lahan
500 m
2
, buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan, dan pekerjaan lainnya dengan pendapatan di bawah Rp600.000,00 per bulan.
13. Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga: tidak sekolahtidak tamat SDhanya tamat SD.
14. Tidak memiliki tabunganbarang yang mudah dijual dengan minimal Rp500.000,00 seperti sepeda motor kreditnon kredit, emas, ternak, kapal
motor, atau barang modal lainnya.
2.1.4 Penanggulangan Kemiskinan
Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia No 15 tahun 2010, mengenai percepatan penanggulangan kemiskinan pasal 1 pada poin 1 dan 2,
dijelaskan bahwa penanggulangan kemiskinan adalah kebijakan dan program
pemerintah dan pemerintah daerah yang dilakukan secara sistematis, terencana, dan bersinergi dengan dunia usaha dan masyarakat untuk mengurangi jumlah
penduduk miskin dalam rangka meningkatkan derajat kesejahteraan rakyat. Sedangkan program penanggulangan kemiskinan yaitu kegiatan yang dilakukan
oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, dunia usaha, serta masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui bantuan sosial,
pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan usaha ekonomi mikro dan kecil, serta program lain dalam rangka meningkatkan kegiatan ekonomi.
Priyarsono et al. 2006 secara umum upaya penanggulangan kemiskinan ada dua strategi utama yang ditempuh. Pertama, melakukan berbagai upaya
dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pokok dan melindungi keluarga dan kelompok masyarakat yang mengalami kemiskinan sementara akibat negatif krisis
ekonomi dan kemiskinan struktural. Kedua, melakukan berbagai upaya untuk membantu masyarakat yang mengalami kemiskinan struktural, antara lain,
memberdayakan mereka agar mempunyai kemampuan yang tinggi untuk melakukan usaha dan mencegah terjadinya kemiskinan baru.
Sebagai upaya menanggulangi kemiskinan perlu dilakukan pendekatan multisektor yang saling terkait. Kebijakan pengendalian stabilitas moneter dan
fiskal juga harus diperhatikan, guna menghindari adanya goncangan ekonomi secara mendadak, sehingga upaya penanggulangan kemiskinan di pedesaan
maupun di perkotaan, baik melalui kebijakan perbaikan produksi, harga, investasi, dan kebijakan lainnya bisa berjalan dengan baik Daryanto 2006.
Menurut Muttaqien 2006 beberapa kebijakan secara umum yang dijalankan oleh pemerintah pusat untuk menanggulangi kemiskinan pedesaan
adalah 1 mengusahakan pemenuhan kebutuhan konsumsi dasar seperti sembako gratis kepada rakyat miskin di pedesaan, 2 memberikan kredit usaha tani,
penyaluran kredit sebagai modal usaha, jaminan usaha serta KUD, 3 mengadakan sarana dan prasarana di pedesaan terutama yang menunjang
pertanian, 4 pelayanan kesehatan dengan mendirikan Puskesmas dan menyebarkan tenaga-tenaga kesehatan seperti dokter, bidan, dan perawat, 5
pendidikan dengan mendirikan sekolah-sekolah Inpres, 6 Listrik Masuk Desa
LMD, dan 7 melengkapi sarana kesehatan yang lain seperti sanitasi dan air bersih.
2.1.5 Program Keluarga Harapan