51
langsung berupa tindakan” Sudaryanto 1990 : h.9. “Tindakan tersebut dapat bersifat kial dan tidak kial. Kial adalah bermacam-macam gerak tubuh manusia
yang dilakukan saat berkomunikasi dan lazim digunakan untuk menekan maksud sebuah informasi atau pesan dan komunikasi. Berkenaan dengan itu maka kial
sering disebut bahasa tubuh” Sudaryanto 1996: h.7. Untuk mengetahui identitas data-data penelitian mengandung makna atau
maksud pragmatik imperatif dalam bahasa Indonesia, maka tuturan itu akan disertai dengan tanggapan dari peserta tutur yang lain. Tanggapan itu sendiri dapat
berasal dari siswa sebagai mitra tutur atau guru sebagai mitra tutur. Perlu diperhatikan jika guru sebagai mitra tutur, maka tuturan yang disampaikannya jika
mengandung makna atau maksud pragmatik imperatif dalam bahasa Indonesia tetap akan diambil sebagai data. Adapun tanggapan yang muncul dapat berupa
tanggapan secara verbal, nonverbal, atau gabungan antara verbal dan nonverbal.
G. Teknik Pengumpul Data
Teknik pengumpul data dalam penelitian ini adalah teknik rekam dan teknik catat. “Teknik rekam merupakan pemerolehan data dengan cara merekam
pemakaian bahasa lisan yang bersifat spontan, sedangkan teknik catat merupakan pemerolehan data yang relevan dengan cara mencatat data dalam kartu data sesuai
dengan sasaran dan tujuan penelitian” Subroto 1992, h.36. Langkah pertama yang peneliti lakukan untuk mendapatkan data adalah
dengan menghadiri pembelajaran yang berlangsung di masing-masing lokasi
52
penelitian ini mulai pukul 08.00 sampai dengan 09.30 WIB. Selama waktu itu peneliti menempatkan tape recorder mini merk Sony yang berpita kaset ukuran
standar pada tempat yang peneliti perkirakan dapat merekam tuturan-tuturan yang disampaikan oleh guru saat proses belajar-mengajar.
Selain mengandalkan rekaman, peneliti juga menggunakan kartu data. Pencatatan pada kartu data tersebut sengaja peneliti fokuskan hanya pada tuturan
yang mengandung makna atau maksud pragmatik imperatif bahasa Indonesia saja. Kartu data tersebut juga peneliti gunakan untuk mencatat tanggapan-tanggapan
dari mitra tutur yang dipergunakan sebagai konteks tuturan, serta digunakan pula untuk mencatat isyarat para linguistik yang mengiringi guru saat menuturkan
data-data yang kesemuanya itu tidak dapat terekam oleh kaset. Penggunaan kedua teknik pengumpul data tersebut peneliti lakukan untuk
membuat agar data valid. “Upaya untuk membuat agar data benar-benar valid dapat dilakukan dengan teknik triangulasi baik triangulasi data; triangulasi
sumber; dan triangulasi teknik atau metode” Subroto 1992, h.35. Kedua teknik tersebut peneliti pergunakan secara bersamaan untuk saling mengecek, mengisi,
melengkapi, serta mendukung pengumpulan data. Hal ini disebabkan data bisa saja tidak terekam oleh tape recorder karena pada saat-saat tertentu, misalnya saat
siswa mengerjakan tugas dan guru asyik mengerjakan sesuatu di meja guru, atau guru ke kantor, atau juga suasana kelas yang terlalu gaduh sehingga suara guru
tidak mampu terekam secara jelas dalam pita kaset, maka tape recorder terpaksa peneliti matikan untuk efisiensi penggunaan kaset. Pada saat-saat tersebut bisa
saja secara tiba-tiba muncul tuturan yang merupakan data yang peneliti butuhkan, tapi tidak sempat terekam dalam pita kaset sehingga peneliti mengatasinya dengan
jalan mencatat data yang muncul tiba-tiba tersebut pada kartu data.
53
Langkah selanjutnya, data dari pita kaset tersebut ditranskripsikan dengan menggunakan transkripsi ortografis yang berguna untuk memudahkan peneliti
memilih tuturan yang diambil sebagai data. Adapun langkah yang peneliti lakukan adalah
mendengarkan secara
berulang-ulang rekaman
itu sambil
mentranskripsikan ke dalam bentuk tulisan dari tuturan-tuturan yang peneliti ambil sebagai data penelitian. Setelah selesai mentranskripsikan data tersebut,
data yang terkumpul dari teknik rekam serta data yang terkumpul dari teknik catat dicocokkan satu persatu lalu dinomerisasi untuk memudahkan peneliti dalam
melakukan klasifikasi. Kemudian data yang sudah dinomerisasi tersebut
diklasifikasikan menjadi Tindak Tutur Langsung TTL dan Tidak Tutur Tidak Langsung TTTL, lalu diklasifikasikan lagi menjadi Tindak Tutur Literal
TTLit dan Tindak Tutur Tidak Literal TTTLit. Untuk membaca masing-
masing data dalam penelitian ini akan disajikan beberapa contoh seperti dibawah ini.
1RCTTLTTTLit, dibaca data nomer satu data itu terdapat dalam teknik
rekam dan teknik catat termasuk dalam tindak tutur langsung termasuk pula dalam tindak tutur literal.
306RTTTLTTTLit, dibaca data nomer tiga ratus enam data itu hanya
terdapat dalam teknik rekam termasuk dalam tindak tutur tidak langsung termasuk pula dalam tindak tutur
tidak literal.
312CTTTLTTTLit, dibaca data nomer tiga ratus dua belas data itu hanya
terdapat dalam teknik catat termasuk dalam tindak tutur tidak langsungtermasuk pula dalam tindak tutur
tidak literal.
54
Keterangan: 1, 306, 312
: Nomer urut data R
: Teknik Rekam
C : Teknik Catat
TTL : Tindak Tutur Langsung
TTTL : Tindak Tutur Tidak Langsung
TTLit : Tindak Tutur Literal
TTTLit : Tindak Tutur Tidak Literal
H. Metode Analisis Data