49
Salah satu ciri sampel bertujuan adalah pemilihan sampel secara berurutan, artinya setiap satuan berikutnya dapat dipilih untuk memperluas informasi
yang telah diperoleh terlebih dahulu sehingga dapat dipertentangkan atau diisi adanya kesenjangan informasi yang ditemui. Dari mana atau dari
siapa ia mulai tidak menjadi persoalan, tetapi bila hal itu sudah berjalan, maka pemilihan berikutnya tergantung pada apa keperluan peneliti.
Moleong 2000, h.165. Alasan dipergunakannya teknik ini karena yang diambil sebagai data hanya
tuturan-tuturan yang disampaikan oleh para guru saat mengajar di dalam kelas saja, sedangkan tuturan-tuturan imperatif yang disampaikan oleh para guru di luar
kelas tidak diambil sebagai data. Di kedua lokasi penelitian ini ditemukan tuturan- tuturan imperatif yang disampaikan oleh para guru saat mengajar di luar kelas,
yaitu pada pelajaran olah raga dan kesehatan jasmani. Alasan tidak diambilnya tuturan-tuturan itu sebagai data, karena peneliti mengalami kesulitan untuk
mengadakan perekaman serta pencatatan. Hal ini disebabkan oleh tingginya mobilitas guru, sehingga saat bertutur volume suara guru tidak dapat terekam
dalam recorder dan tidak terdengar oleh peneliti. Selain itu, dalam pelajaran tersebut selalu diiringi dengan suara musik yang diputar melalui tape besar yang
ditempatkan di luar kelas.
F. Data Penelitan
“Data merupakan bahan jadi penelitian yang ada karena proses pemilihan dan pemilahan dari berbagai macam tuturan. Data tidak hanya sekedar sebagai
sesuatu yang telah disediakan oleh alam, namun sebenarnya data ada karena
50
adanya proses interaksi antara peneliti dengan sumber data penelitian” Sudaryanto 1990, h.3. Data dalam penelitian ini adalah tuturan lisan yang terkandung makna
atau maksud pragmatik imperatif dalam bahasa Indonesia yang dituturkan oleh para guru kelas B di kedua lokasi dalam penelitian ini saat proses belajar-
mengajar di dalam kelas. Perlu diingat meskipun data-data yang diambil adalah imperatif bahasa Indonesia, namun dalam data kadang kala ditemukan sisipan-
sisipan kosakata atau istilah dari beberapa bahasa serta dialek. Data-data yang disisipi tersebut tetap diambil sebagai data asal sisipan tersebut tetap mendukung
makna atau maksud pragmatik imperatif dalam bahasa Indonesia dan tidak menimbulkan makna atau maksud pragmatik imperatif yang baru.
Data dalam penelitian ini dapat berupa tuturan langsung maupun tuturan tidak langsung, dapat juga berupa tuturan literal maupun tuturan tidak literal.
Wijana berpendapat sebagai berikut. Bila seseorang berpikir untuk menuturkan maksud tuturan imperatifnya,
apakah dengan menggunakan bentuk imperatif atau non imperatif, maka seseorang itu telah berada dalam kelangsungan dan ketidaklangsungan.
Sementara apabila seseorang berpikir apakah maksud tuturannya itu sama atau tidak sama dengan kata-kata yang dituturkan, maka orang itu
berada dalam keliteralan dan ketidakliteralan 1996 : h.30-32. Data dalam penelitian ini diperoleh dengan cara mengumpulkan tuturan-
tuturan yang berbentuk dialog dan atau transdialog, yang didalamnya terkandung makna atau maksud pragmatik imperatif dalam bahasa Indonesia yang dituturkan
oleh para guru kelas B di kedua lokasi penelitian ini pada saat proses belajar- mengajar di dalam kelas. “Transdialog merupakan pasangan monolog imperatif
yang wujudnya tidak berupa monolog jawab yang bersifat lingual, melainkan
51
langsung berupa tindakan” Sudaryanto 1990 : h.9. “Tindakan tersebut dapat bersifat kial dan tidak kial. Kial adalah bermacam-macam gerak tubuh manusia
yang dilakukan saat berkomunikasi dan lazim digunakan untuk menekan maksud sebuah informasi atau pesan dan komunikasi. Berkenaan dengan itu maka kial
sering disebut bahasa tubuh” Sudaryanto 1996: h.7. Untuk mengetahui identitas data-data penelitian mengandung makna atau
maksud pragmatik imperatif dalam bahasa Indonesia, maka tuturan itu akan disertai dengan tanggapan dari peserta tutur yang lain. Tanggapan itu sendiri dapat
berasal dari siswa sebagai mitra tutur atau guru sebagai mitra tutur. Perlu diperhatikan jika guru sebagai mitra tutur, maka tuturan yang disampaikannya jika
mengandung makna atau maksud pragmatik imperatif dalam bahasa Indonesia tetap akan diambil sebagai data. Adapun tanggapan yang muncul dapat berupa
tanggapan secara verbal, nonverbal, atau gabungan antara verbal dan nonverbal.
G. Teknik Pengumpul Data