105 wacana yang saling berkaitan. Konsumsi sejauh ini mengandung maksud tertentu,
yang merupakan suatu tindakan penggunaan tanda secara sitematis. Hal inilah yang dilihat dari perubahan fungsi kopi dari sisi penyajian, perbedaaan antara
penyajian tradisonal dan penyajian modern adalah sebuah totalitas yang dilakukan sebagai tanda tentang perubahan fungsi kopi gayo tersebut.
4.3. Kopi GayoSebagai Ekspresi Identitas
Makna Kopi Gayo selain sebagai komoditasjugadapatdilihatsebagai ruang ekspresi. Ekspresi disini biasanya terkait dengan kesenian, namun kali ini ekspresi
berkaitan dengan ruang ekspresi yang lebih luas seperti identitas Kopi Gayosebagai ruang ekspresi memberikan masyarakat Desa BlangTampu untuk
berkespresi dalam kehidupan sehari harinya. Ketika mereka bergaul, meminum kopi dengan cara gaya khas Gayo dan menggunakan simbol-simbol Gayo yang
tercipta dalam kebiasaan meminum Ruang ekspresi disini tidak selalu kaku, yakni ekspresi yang selalu
terstruktur dengan aturan yang baku, namun ekspresi ini merupakan ekspresi bebas tentang apa yang mereka rasakan benar, jadi dengan kata lain ekspresi
tersebut selalu ada tawar menawar antara memakai nilai budaya yang ada dalam Kopi. Seperti pendapat Auge 1995 berikut ini :
Kebudayaan merupakan
teks bebas
yang dapat
diinterpretasikan oleh siapa saja. Tentang apa yang baku namun terkadang penerapannya tidak selalu kaku dengan
masing masing cara mereka. Inilah ekspresi budaya.
Pendapat Auge diatas menjelaskan bahwa ekspresi budaya tersebut bersifat bebas tergantung siapa yang ingin menginterpretasikannya. Ruang
Universitas Sumatera Utara
106 ekspresi Kopi Gayo yang mengalamirekosntruksi dapat dikatakan sebagai
ekspresi budaya yang menggambarkan tentang kebebasan interpretasi tersebut.. Identitas selalu memliki bentuk yang terkadang mudah dipahami karena
melekat dengan ciri khas sebuah kelompok atau masyarakat. Ciri khas inilah yang membedakan sebuah kelompok dengan kelompok lain. dengan ciri khas ini pula
sebuah kelompok dapat berinteraksi di masyarakat baik masyarakat tempat identitas itu berada maupun tempat identitas lain.
Bagan 4.4. Ekspresi Identitas Kopi Gayo
Kopi Gayo juga mencerminkan tentang jati diri etnis Gayo secara khusus masyarakat Desa BlangTampu sebagai pemiliknya. Saat itulah Kopi Gayo
menjadi sebuah identitas yang pada satu sisi memang berharga dan dijunjung tinggi. Hal ini bukan saja tentang kopi Gayo yang memang melekat dalam
kebiasan masyarakat, namun sebagai bentuk manifestasi keterwakilan etnis Gayo. Kopi Gayo sebagai ekspresi identitas Gayosesuai dengan pemahaman
identitas yaitu sebagai image. Image menjelaskan bahwa identitas sebagai sesuatu yang tampak dan melekat pada sesuatu tersebut, dimana sesuatu tersebut merasa
nyaman dan menikmati identitas yang melekat tersebut.
Universitas Sumatera Utara
107 Asano 2005 : 33 menjelaskan tentang identitas sebagai berikut :
The concept of identity, whether it is of an ethnic or a religious community or both for that matter, is, on one
hand, rather abstract. It is, on the other hand, loaded with emotion and spoken of in terms of material objects and
manners of life. Konsep identitas apakah itu suatu etnis atau komunitas agama atau keduanya , di satu sisi
terlihat abstrak dan di sisi lain sarat dengan emosi dan dibicarakan objek materi dan prilaku hidup.
Mengurai dari pandangan Asano, maka mendeskripsikan Kopi Gayo sebagai ekspresi identitas akan terjebak pada deskripsi yang abstrak apabila
deskripsi yang dilakukan hanya sebatas tentang nilai. Hal ini karena identitas memiliki sisi yang lain yakni sisi yang sarat dengan emosi. Sisi inilah yang
menambahkan deskripisi tentang identitas secara lebih jelas. Kejelasan tersebut terlihat ketika kopiGayo dipertahankan sebagai sesuatu yang menjadi simbol etnis
Gayo di BlangTampu. Masyarakat menggunakan cara untuk menggambarkan identitasnya lewat keseharian mereka beraktifitas. Saat itulah masyarakat
menggunakan emosi dalam menginterpretasikan. Kopi tidak lagi sebagai komoditas tapi bagian dari hidup yang mencirikan mereka dalam lingkungan
hidup mereka.
Universitas Sumatera Utara
108
BAB V PENUTUP
5.1. KESIMPULAN
Lazimnya suatu perjalanan panjang pasti memiliki perhentian dan titik akhirnya. Perjalanan panjang dalam rangka penelusuran perubahan fungsi sosial
kopi gayo ini juga telah sampai pada titik perhentiannya, meskipun garis tugas yang disusun sejak semula belum atau tidak seara sempurna terikuti,dengan
demikian juga tidak mampu menyingkap keseluruhan persoalan dengan tuntas. Sebagaimana layaknya sebuah perjalanan yang sudah tiba di perhentian akan
mencoba menarik kesimpulan sebagai hasil keseluruhan yang diperoleh sepanjang perjalanan.
Menarik kesimpulan dari sebuah perjalanan atau dalam hal ini penelitian dengan menyeluruh bukan pekerjaan yang ringan. Bisa jadi ia tidak mewakili
seluruh persoalan yang disimpulkan. Oleh karena itu apa yang disimpulkan dari studi ini juga sebaiknya dipandang sebagai sebuah alternatif dari sekian banyak
kemungkinan. Kesimpulan dari penelitian tersebut terlihat dari kemampuan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Kemampuan tersebut berdasarkan penjabaran
ataupun deskripsi yang telah diperoleh. Berikut beberapa kesimpulan yang coba dijabarkan.
1. Perubahan-perubahan terhadap fungsi sosial kopi gayo terkait dengan
perubahan- perubahan terhahap tekhnologi yang semakin modern,sehingga membawa masyarakat mengubah cara pikirnya yang semakin maju, berkat
perubahan tekhnologi yang semakin modern tersebut membuat suatu pemikiran untuk menciptakan hal baru yang lebih maju lagi dari sebelumnya,khusunya
Universitas Sumatera Utara