48 Pembuatan lubang tanam yang bertujuan untuk mempersiapkan tempat
untuk menanam kopi. Lubang tanam itu digali dengan ukuran 60 m x 60 m x 60 m. setelah digali, tanah hasil galian dicampur dengan pupuk lalu lubang tersebut
ditutup terlebih dahulu. Sekitar 3-6 bulan berikutnya baru proses penanaman dilakukan. Bibit yang akan ditanam akar tungganya terlebih dahulu dipotong dan
daunya juga dipotong untuk mengurangi penguapan. Setelah penanaman selesai setiap minggunya kebun tersebut diperiksa untuk mengetahui apakah tanamannya
hidup semua atau ada yang mati. Apabila ada yang mati, tanaman yang mati tersebut diganti dengan bibit yang baru agar perkebunan kopi tersebut penuh
dengan tanaman kopi.
2.7.3. Masa Panen
Masa panen kopi Gayo dua kali dalam setahun untuk panen besar nya baiasanya masa panen besar pertama mulai bukan maret, april, mei dan juni dan
panen besar kedua pada bulan September, Oktober, November di masa panen besar kopi ini bisanya seluruh petani kopi tidak ada yang di rumah mereka semua
pergi ke kebun untuk memetik buah kopi, biasanya buah kopi yang siap di petik yang sudah bewarna merah seperti buah cherry merah bentuknya,
Menurut informan peneliti yang keempat yang bernama Cik Payudi dia adalah seorang karyawan yang bekerja di koperasi petani kopi askogo assosiation
kopi Gayo dan kebetulan juga dia juga berprofesi sebagi petani kopi, Cik Payudi berusia 30 tahun dan sudah memiliki satu orang anak perempuan dan seorang
istri. Pada saat peneliti melihat Cik Payudi sedang duduk santai sehabis pulang
Universitas Sumatera Utara
49 bekerja, peneliti langsung menjumpainya karena memang sudah membuat janji
sebelumnya. Ketika penulis menanyakan tentang masalah hasil panen kopi petani mau
dibawa kemana, jawaban Cik Payudi hasil panen kopi tersebut tergantung pada petani kopi dan juga tergantung pada koperasi yang di pakainya, kalau koperasi
askogo setelah di panen lansung di bawa ke koperasi masih dalam bentuk gelondongan, cherry merah gelondong di giling baru di permentasikan satu
malam, setelah itu di cuci dengan air bersih sampai hilang lumut dan setelah itu di jemur, lamanya waktu penjemuran tergantung pada cuaca setelah itu tumbuk
hingga jadi labu, labu adalah biji kopi setelah di kuliti, atau yang biasa di sebut dengan uler gabah menjadi labu kalau pulprer gelondong jadi gabah. Setelah
gabah menjadi labu tadi maka jadilah yang di sebut dengan green been asalan kopi asalah adalah kopi yang dari gelondong dan menjadi gabah kemudian
menjadi labu. Setelah menjadi asalan lalu koperasi menyerahkan kopi tadi ke agen
disini agen lah yang memiliki peran penting mau dimana kopi ini dibawa, setelah kopi tadi sudah di karungi, kopi-kopi tersebut di bawa ke Medan tepatnya di
Patumbak setelah sampai di Patumbak kopi tersebut di depe dipilih kembali jadi sampai di Patumbak kopi asalan tersebut di sortir satuu per satu, kopi yang bagus
di pisahkan dengan kopi yang kurang bagus, karena kopi-kopi yang bagus akan di ekspor keluar negeri dan biasanya kopi yang kurang bagus di masukkan ke dalam
pabrik-pabrik kopi itu lah yang olah orang pabrik untuk dijadikan produk sasetan. Seperti minuman kopi, capucino, coffe mix, kapal api, dll. Seperti itulah proses
setiap tahunnya jika sedang panen besar apalagi 5 tahun belakangan ini
Universitas Sumatera Utara
50 permintaan kopi dari luar semakin meningkat jadi mau tidak mau kopi yang
diekspor pun semakin banyak. Secara umum dikenal dua cara mengolah buah kopi menjadi biji kopi,
yakni proses basah dan proses kering. Selain itu ada juga proses semi basah atau semi kering, yang merupakan modifikasi dari kedua proses tersebut. Setiap cara
pengolahan mempunyai keunggulan dan kelemahan, baik ditinjau dari mutu biji yang dihasilkan maupun komponen biaya produksi.
Setelah buah kopi dipanen, segera lakukan sortasi. Pisahkan buah dari kotoran, buah berpenyakit dan buah cacat. Pisahkan pula buah yang berwarna
merah dengan buah yang kuning atau hijau. Pemisahan buah yang mulus dan berwarna merah buah superior dengan buah inferior berguna untuk membedakan
kualitas biji kopi yang dihasilkan. Kupas kulit buah kopi, disarankan dengan bantuan mesin pengupas.
Terdapat dua jenis mesin pengupas, yang diputar manual dan bertenaga mesin. Selama pengupasan, alirkan air secara terus menerus kedalam mesin pengupas.
Fungsi pengaliran air untuk melunakkan jaringan kulit buah agar mudah terlepas dari bijinya. Hasil dari proses pengupasan kulit buah adalah biji yang masih
memiliki kulit tanduk, atau disebut juga biji kopi. Lakukan fermentasi terhadap biji yang telah dikupas. Terdapat dua cara,
pertama dengan merendam biji dalam air bersih. Kedua, menumpuk biji basah dalam bak semen atau bak kayu, kemudian atasnya ditutup dengan karung goni
yang harus selalu dibasahi.
Universitas Sumatera Utara
51 Lama proses fermentasi pada lingkungan tropis berkisar antara 12-36 jam.
Proses fermentasi juga bisa diamati dari lapisan lendir yang menyelimuti biji. Apabila lapisan sudah hilang, proses fermentasi bisa dikatakan selesai
. Langkah selanjutnya biji kopi hasil fermentasi dikeringkan. Proses
pengeringan bisa dengan dijemur atau dengan mesin pengering. Untuk penjemuran, tebarkan biji kopi di atas lantai jemur secara merata. Ketebalan
tumpukan biji sebaiknya tidak lebih dari 4 cm. Balik biji secara teratur terutama ketika masih dalam keadaan basah.Lama penjemuran sekitar 2-3 minggu dan akan
menghasilkan biji kopi dengan kadar air berkisar 16-17. Sedangkan kadar air yang diinginkan dalam proses ini adalah 12. Kadar air tersebut merupakan kadar
air kesetimbangan agar biji kopi yang dihasilkan stabil tidak mudah berubah rasa dan tahan serangan jamur.
Bagan2.2. Alur Pengolahan Biji Kopi Menjadi Bubuk Kopi
Universitas Sumatera Utara
52 Untuk mendapatkan kadar air sesuai dengan yang diinginkan lakukan
penjemuran lanjutan. Namun langkah ini biasanya agak lama mengingat sebelumnya biji kopi sudah direndam dan difermentasi dalam air.
Biasanya, pengeringan lanjutan dilakukan dengan bantuan mesin pengering hingga kadar air mencapai 12. Langkah ini akan lebih menghemat
waktu dan tenaga.
Gambar 2.3 biji kopi yang sudah di kupas kulitnya dan di jemur
Ini adalah gambar biji kopi yang sudah dikupas kulitnya dan ini adalah tahap penjemurannya, proses penjemurannya harus sedikit lebih tinggi dari
permukaan tanah supaya airnya dengan cepat akan turun dan tidak terkena kotoran dari tanah, biasa penjemuran ini dilakukan paling lama tiga hari
tergantung cuaca, biasanya kalau cuaca bagus 1 hari saja sudah kering. Penjemuran kopi dilakukan dalam porsi yang banyak biasanya mereka
menggunakan tenda yang dibentangkan di halaman rumah, kadang juga ada yang menjemurnya dilapangan, biasanya itu dilakukan kalau sudah panen besar,
makanya setiap panen besar tidak sedikit dari masyarakat gayo
Universitas Sumatera Utara
53 mengesampingkan semua perabotan rumah tangga mereka untuk tempat kopi
yang sudah kering dan di masukan ke dalam goni besar. Kalau sudah panen besar katanya rumah sudah seperti
kapal pecah, semua perabotan di tumpuk-tumpuk untuk tempat kopi, tidak ada di bagian sudut rumah yang tidak
terisi, makanya saya tidak mau terlalu banyak beli perlembgkapan rumah, repotnya ketika panen bingung
nyusun barangnya,
Rata-rata petani kopi gayo memiliki luas tanah paling sedikit 1 hektar, bayangkan saja ketika mereka panen besar berapa ton kopi yang harus mereka
simpan, dan untuk menyimpan itu semua membutuhkan ruang tempat yang cukup banyak, tidak heran jika rumah mereka kadang menjadi korban penyimpanan
kopi, tapi ada juga yang sengaja membuat gubuk kecil untuk penyimpanan kopi.akan tetapi itu tidak menjadi masalah bagi mereka, malah mereka sangat
senang jika hasil panennya sesuai dengan target setidaknya rasa lelah dan penantian yang ditunggu-tunggu tidak mengecewakan dan terbayar dengan
melihat hasil panen yang memuaskan.Bahkan karna sibuknya mereka untuk masak dan mengurus anak pergi kesekolah pun tidak lagi sempat mereka lakukan
karena para ibu- ibu rumah tangga ikut mmembantu suaminya memanen dan menjemur kopi dihalaman rumah.
Yaaa.. gimna lagi kasihan kalau suami kami mengerjakan kan semuanya sendiri jadi kami istri membantu suami, paling tidak
pekerjaan- pekerjaan ringannya dapat kami kerjakan. Sedikit banyaknya kan akan terbantu dan cepat selesai,kalau di bilang
capek ya jelas capek tapi demi untuk mencari uang untuk keluarga apapun pasti dilakukan
Kegiatan setelah pasca panen akan melibatkan berbagai pihak terutama keluarga untuk membantu memetik kopi dan menjemur kopi,keterlibatan keluarga
sangat dibutuhkan karna untuk mengerjakan semua sendiri tidaklah sanggup dan
Universitas Sumatera Utara
54 mengharapkan orang lain membantu secara Cuma-Cuma itupun tidak mungkin,
semua akan sibuk dengan hasil panen kopi nya masing-masing. Karena biasanya musim panen di gayo hampir secara bersamaan serentak panennya..
Universitas Sumatera Utara
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Budidaya tanaman kopi di Aceh berkembang begitu pesat dan begitu juga di dataran Tinggi Gayo kopi arabika di Tanah Gayo sebagaimana daerah lain
dikembangkan oleh pemerintah Kolonial Belanda, Hal tersebut dikarenakan tanaman kopi sangat sesuai dengan ketinggian tanah di Gayo. Bagi masyarakat
Gayo kopi dapat dikatakan sebagai sumber utama bagi kehidupan. Mayoritas petani dikabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah menanam kopi, baik yang
dikerjakan secara tradisional maupun modern. Semua keluarga dalam tradisi dan budaya Gayo memiliki peran dalam proses produksi kopi, mulai dari membuka
lahan, menanam, merawat hingga memanen kopi. Pertanian kopi merupakan tradisi yang merupakan bagian kehidupan sosial ekonomi masyarakat Gayo.
Gayo Menjadi salah satu penghasil kopi terbesar di Indonesia yaitu kopi arabica dan robusta. Produksi kopi yang di hasilkan sudah menempati posisi yang
khusus pada masyarakat Gayo sendiri hingga sampai saat ini kopi Gayo diakui sebagai salah satu kopi terbaik di dunia.
Terdapat beberapa perbedaan antara dua jenis kopi yang di tanam di dataran tinggi gayo. Kopi arabika adalah produk berkualitas yang banyak diekspor
ke luar negeri seperti Amerika, eropa, Jepang,dan Australia. Hal ini karena kopi jenis ini memiliki biji yang besar dan rasa asam yang khas yang berbeda dengan
kopi robusta. selain itu kopi arabika memiliki kadar caffein yang lebih rendah dari kopi robusta.
Universitas Sumatera Utara