60
3.2. Makna Kopi Bagi Masyarakat Gayo
Menurut dari pendapat informan peneliti yang bernama Cik Sabran kopi Gayo memiliki makna yang cukup luas dan cukup sulit untuk dijelaskan,
menurutnya kopi Gayo merupakan minuman yang sudah ada sejak dari dulu, dan sudah menjadi minuman yang wajib bagi masyarakat Gayo, kenapa dikatakan
minuman yang wajib,mereka mengatakan bahwa kopi itu sudah seperti minuman yang mendarah daging bagi mereka, jadi ketika satu hari saja tidak minum kopi
seperti ada yang kurang, begitu juga jika ada tamu yang datang berkunjung kerumah,mereka wajib menyajikan minuman kopi untuk tamu terkecuali mereka
meminta minuman lain, mengapa harus kopi? Karenaselain kopi merupakan minuman yang wajib dan turun temurun, kopi juga memiliki makna yang khusus
bagi mereka alasannya jika kami sebagai tuan rumah hanya menyediakan air putih
kepada tamu. seperti diibaratkan kami tidak senang dengan kedatangan tamu tersebut bisa dikatakan pelit. Akan tetapi
jika kami menyajikan kopi kepada tamu kami tersebut, itu menandakan bahwa kami senang dengan kedatangan
mereka.
Menyajikan kopi kepada tamu yang datang sudah menjadi tradisi bagi masyarakat Gayo. Selain itu juga sebenarnya adanya keinginan hati untuk
menunjukkan kepada tamu yang datang bahwa kopi merupakan ciri khas dari daerah Gayo, maka dari itu wajib bagi masyrakat Gayo untuk selalu menyediakan
bubuk kopi di dalam rumah, walaupun pemilik rumah tidak menyukai atau tidak bisa minum kopi setidaknya persiapan bubuk kopi di dapur ada, tujuannya untuk
menjaga-jaga jika ada tamu luar yang datang. Gini loh ipak, kalau kami ada tamu yang berkunjung,
sebagai hidangan yang kami tawarkan pasti kopi. Kalau bukan kopi, pasti ada seperti rasa malu yang seolah
Universitas Sumatera Utara
61 disematkan sama kami, seperti menyindir kalau tuan
rumahnya itu pelit. Makanya ada yang kurang kalau tidak ada kopi.
Bagi orang Gayo khususnya masyarakat Desa Blang Tampu, menikmati kopi tidak sekedar menikmati wangi dan rasa yang nikmat. Namun menikmati
kopi berkaitan juga dengan cara mereka untuk menghormati tamu. Penghormatan ini tercermin dari cara mereka untuk memberikan sajian kopi ketika ada
kunjungan tamu. Kalau kami ipak dalam sajian kepada tamu disitulah
kehangatan akan terjadi. Kehangatan itu bukan saja kehangatan yang muncul ketika kami meminum kopi saja,
namun ketika proses menunggu kopi itu hingga hangat disitulah perbincangan, hangat, saling sapa dan bertukar
senyum terjadi.
Meminum kopi bagi orang gayo juga tidak hanya tentang bagaimana menikmati kopi. Namun ketika proses bertamu dan menghormati tamu,
kehangatan dalam perbincangan juga terjadi. Hal ini berjalan apa adanya tanpa proses yang dibuat-buat, disaat ada secangkir kopi yang tersaji maka akan tersaji
pula sebuah perbincangan yang tidak kalah hangatnya dengan secangkir kopi tersebut.
Bagi masyarakat Desa Blang Tampu ada waktu-waktu yang tepat untuk menikmati kopi. Waktu tersebut menjadi waktu yang tepat bagi mereka untuk
menimati sajian kopi waktu-waktu ini tidak seperti sebuah ritual yang mengharuskan bagaimana mereka menikmati kopi namun sebagai pilihan yang
tepat dari rentetan hari untuk sejenak menikmati kopi. Waktu tersebut adalah waktu pagi sebelum berangkat bekerja dan waktu senja atau sore ketika selesai
dari segala bentuk aktifitas.
Universitas Sumatera Utara
62 “Gini loh kalau sebelum kerja kalau gak minum kopi pasti
ada yang kurang kayak pusing-pusing, ngantuk, gak bersemangatlah ipak. Ibaratnya gini, kopi itu ibarat nasi
kalau nasi itu buat kenyang kalau kopi itu ya jadi pelengkap tapi
gak lengkap kalau gak ada kopi”. Bagi masyarakat Desa Blang Tampu menikmati kopi di pagi hari menjadi
sebuah keharusan. Terutama bagi bapak-bapak yang hendak bekerja. Mereka terbiasa menikmati kopi pagi untuk menghilangkan dinginnya pagi di dataran
tinggi Gayo. Udara yang menusuk kulit kala pagi akan sejenak hilang sehangat kopi yang mereka nikmati. Kopi juga menjadi penyemangat pagi mereka untuk
beraktifitas kembali, mengawali hari dan mempersiapkan perbekalan untuk bekerja.
Kalau dah capek kerja, buat ngembalikan semangatnya ya munum kopi lagi. Kalau di rumah minum kopi sambil nonton
tv sama keluarga, kalau di warung sama teman-teman sekalian cerita-ceritala
Meminum kopi di waktu sore adalah waktu ketika mereka selesai beraktifitas. Melepas lelah dengan meminum kopi bagi masyarakat Desa Blang
Tampu adalah pilihan yang tepat. Menikmati hangat kopi bersama keluarga ataupun dengan teman sejawat di warung adalah hal yang tersaji disudut-sudut
desa. Masyarakat Desa blang Tampu terbiasa meminum kopi setelah makan.
Mereka percaya meminum kopi sebelum makan bisa menyebabkan hilangnya selera makan, perut gembung dan rasa perih di perut. Untuk itu mereka terbiasa
untuk meminum kopi setelah makan sambil berbincang-bincang. Kebiasaan masyarakat Desa Blang Tampu memiunum kopi setelah makan
menjadikan tradisi minum kopi sebagai hidangan penutup. Masyarakat lazim menyebut dengan istilah “perapat” dalam prosesi jamuan makan. Kopi ini hadir
Universitas Sumatera Utara
63 sebagai menu penutup agar nasi yang sudah dimakan semakin padat dan
mengenyangkan. Dalam jamuan makan yang dihidangkan tamu, kopi sering
hadir sebagai hidangan penutup “perapat”. Hal ini berguna sebagai peluruh makanan yang sudah dimakan
agar semakin kenyang dan larut dalam perut. Minum kopi setelah makan akan muncul perasaan seperti kenyang,
selera makan berkurang dan rasa lapar yang tadinya tertahankan akan menjadi hilang.
Selain itu Kopi juga merupakan jenis minuman yang banyak di gemari oleh berbagai kalangan masyarakat, tidak memandang usia, status sosial, tua dan
muda, serta laki-laki ataupun perempuan, berbagai kalangan ikut serta dalam menikmati kopi, tidak sedikit masyarakat menjadi kecanduan dengan minuman
kopi ini, sehingga mereka tidak dapat begitu saja untuk meninggalkan kopi. Dan ini bukan hanya terjadi pada masyarakat Gayo saja, akan tetapi sudah terjadi
pada pecandu-pecandu kopi lainnya yang berada di luar desa Blang Tampu.
Bagan 3.1. makna kopi di Desa Blang Tampu
Bagi masyarakat desa Blang Tampu menikmati kopi merupakan suatu hal yang sangat menyenangkan, karena bagi mereka kopi merupakan salah satu
pengangkat derajat dan perekonomian keluarga mereka, bagi masyarakat Gayo
Universitas Sumatera Utara
64 wajib untuk mereka minum kopi setiap harinya baik itu pagi hari, siang hari
ataupun malam hari, kopi juga sudah diibaratkan identitas suku mereka.tidak heran jika kopi tetap menjadi primadona daerah Gayo. Menikmati kopi bebas
dilakukan oleh siapa saja Tidak memandang dari kelas sosial mana, dan juga tidak ada perbedaan antara perempuan dan laki- laki hampir seluruhnya baik itu
perempuan maupun laki-laki sangat menyukai kopi, bahkan anak-anak juga suka dengan kopi, tidak ada batasan dalam menikmati kopi. Kopi juga menjadi salah
satu minuman yang memiliki khasiat yang tinggi juga untuk kesehatan.dalam penelitian mengenai makna kopi Gayo berbagai macam pendapat dari masyarakat
mengenai kopi Gayo khususnya pada penikmat kopi Gayo. “Bagi saya kopi Gayo itu sudah menjadi teman baik,karena
kopi ini bisa membantu saya ketika saya akan melakukan ibadah pada malam hari, karena ketika saya minum kopi
pada malam hari saya tidak merasa ngantuk, nah ketikaitu lah saya bisa khusyuk dalam beribadah. Cik sabran, 34
tahun.
Bagi masyarakat Desa Blang Tampu, terdapat sebuah warisan turun
temurun terkait menikmtai kopi. Warisan ini ibarat sebuah kearifan lokal yang sangat berharga yang datang dari nenek moyang mereka. Warisan ini sering
mereka sebut dengan mantra kopi Bismillah.. siti kewe kunkahen ko urum kuyu tanoh kin
saksimu.. wih kin walimu.. lo kin saksi kalammu dengan nama Allah, siti kewesebutan bahasa gayo untuk kopi
kunikahkan dikau dengan angin. Tanah sebagai saksimu , air sebagai walimu, matahari sebagai saksi kalammu.
“Mantra kopi” merupakan wujud komunikasi para petani dengan tanaman kopi. Saat mereka mulai menanam dan memasukkan akar kopi ke dalam tanah,
mulailah mereka berkomunikasi. Mereka bergumam, bahkan ada yang
Universitas Sumatera Utara
65 mengucapkan dengan suara yang menggelegar. Membaca “mantra kopi” bukan
hanya sekali. Setiap menanam batang kopi, setiap saat itu pula mantra dibaca. Bagi masyarakat Desa Blang Tampu, tanaman kopi adalah makhluk hidup
yang memahami bahasa lisan, bahasa tubuh dan bahasa hati manusia. Berkomunikasi dan mencurahkan kasih sayang kepada tanaman kopi sama halnya
dengan merawat dan membesarkan anak. Inilah yang menjadi alasan mengapa mereka mem
baca mantra kopi. Dalam secangkir kopi panas mengalir “mantra kopi”. Dari cangkir tersebar aroma dan cita rasa istimewa. Inilah hasil pernikahan
penyerbukan kopi dengan angin Sampai saat ini kopi Gayo tetap menjadi minuman yang bisa diandalkan
dan dibanggakan, bayangkan saja setiap harinya mereka harus mengkonsumsi kopi, bahkan mereka rela pergi kekebun untuk memetik buah kopi, yang hanya
sebagian saja merah dan itu tidak banyak. Dalam satu pokok kopi tidak sampai 1 kilogram,karena belum waktunya musim panen, tapi karena keterpaksaan
memenuhi kebutuhan mereka yang harus menikmati kopi setiap harinya, membuat mereka memetik kopi dan mengelolahnya sendiri dengan peralatan yang ada.
Mereka merasa akan lebih baik memetik dan mengelolahnyya sendiri dibandingkan harus membeli bubuk kopi dikedai. Karena bagi mereka lebih baik
uangnya di belikan keperluan lain seperti keperluan dapur dan untuk uang saku untuk anak-anak mereka dibandingkan harus membeli bubuk kopi terkadang
bubuk yang dibeli di kedai tidak begitu nikmat, tidak seperti hasil kebun sendiri. Akan tetapi harus diingat, bahwa terlalu berlabihan mengkonsumsi kopi
juga membuat dampak negative bagi para penikmatnya, terlalu banyak mengkonsumsi kopi bisa berdampak kepada penyakit diabetes cik sabran, 34
Universitas Sumatera Utara
66 tahun. Ia mengatakan terlalu banyak mengkonsumsi gula yang berlebihan dapat
berpotensi penyakit diabetes dan juga bisa mengalami tekanan darah tinggi, dan juga tidak baik untuk ginjal.
Akan tetapi, jika kita sebagai penikmat mengkonsumsinya tidak terlalu berlebihan akan bisa menyembuhkan beberapa penyakit salah satunya,
menyembuhkan penyakit asam lambung, selama ini banyak yang orang ketahui bahwa seseorang yang memiliki penyakit lambung tidak boleh meminum kopi
karena akan berbahaya untuk lambungnya.tapi menurut dari informan peneliti seseorang yang memiliki penyakit lambung dapat mimun kopi. Untuk mengatasi
penyakit lambung ada takarannya, dengan 1 sdm bubuk kopi dan 2 sdm gula lalu dicampurkan dengan seduan air panas, pengobatan ini sudah di kenal sejak jaman
dahulu agar seseorang yang bermasalah dengan lambung dapt menikmati kopi. Dalam hal ini sudah dapat dilihat bahwa kopi memiliki fungsi yang baik
bagi para penikmatnya. Jadi tidak heran kalau sampai sekarang kopi tetap mempunyai tempat tersendiri di hati masyarakat. Dan ini juga yang membedakan
kopi dengan minuman yang lainnya, yang membuat para penikmatnya selalu rindu dengan khasnya aroma kopi dan cita rasa yang dihasilkan.Dan saat ini kopi sudah
menjadi suatu identitas yang melekat bagi masyarakat Gayo. Identitas yang melekat pada masyarakat gayo merupakan sebuah
gambaran bahwa kopi sudah menjadi salah minuman yang dapat menciptakan budayanya sendiri sehingga sulit untuk di pisahkan dari masyarakat gayo, hal ini
sudah terbukti dengan keseharian masyarakat gayo yang setiap harinya wajib untuk menikmati kopi serta menjadikan kopi sebagai salah satu sajian yang wajib
disungguhkan ketika ada tamu yang berkunjung kerumah masyarakat gayo.ketika
Universitas Sumatera Utara
67 kedua hal ini sudah terjadi maka tidak heran jika orang awam langsung muncul
satu pikiran ketika mengenal suku gayo langsung teringat dengan kopi nya. “ Tidak jarang dari banyak orang mengenal suku gayo
karena ciri khas dari kopinya menurut kami itu hal yang wajar sih, memang kopi adalah salah satu minuman
andalan kami, dan merupakan satu-satunya minuman kebanggaan masyarakat gayo jadi tidak masalah jika
mengenal suku gayo berawal dari kopi nya malah itu
yang membuat kami sangat bangga”. Kebanggaan akan kopi membuat masyarakat gayo semakin tertarik untuk
lebih memperkenalkan kopi gayo kepada banyak orang, dan ini menjadi hal yang positif bagi perkembangan kopi gayo, kopi yang terlihat sederhana tapi memiliki
nilai yang tinggi di hati masyarakat. “Memang susah saya rasa untuk meninggalkan kopi
ini ntah kenapa,Saya juga sudah pernah sakit karna kebanyakan minum kopiTapi tetap saja kopi tidak bisa
saya
kurangi, sudah
kecanduan sekali
sebanarnya.Kopi ini sudah bersahabat dilidah saya, maklum lah udah dari jaman orok sampai saat ini
yang jadi minuman favorite itu ya kopi ini ipak”.
Ternyata ketika lidah sudah menyatu dengan kopi, apapun bisa dilakukan untuk dapat menikmatinya, keinginan yang besar yang membuat penikmatnya
selalu ingin menikmati nya dan membuat penikmat kopi selalu terhanyut dalam setiap degukan kopi yang masuk ke dalam mulut. Seolah-olah kopi adalah
minuman yang paling nikmat hinga mengalahkan minuman-minuman yang lainnya. Dan para penikmatnya selalu setia terhadap minuman kopi ini, dan ini
suatu kebiasaan yang luar biasa, dengan waktu belasan tahun bisa ataupun puluhan tahun selalu setia terhadap minuman kopi dan tidak ada rasa jenuh
ataupun bosan dalam menikmatinya.
Universitas Sumatera Utara
68
3.3. Budaya Ngopi Masyarakat Gayo