Subjek Penelitian Unit Analisis Teknik Analisis Data

3.2 Objek Penelitian

Objek penelitian adalah sesuatu yang ditetapkan untuk diteliti. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah citra komisi penyiaran indonesia di mata publik eksternal yaitu praktisi penyiaran, akademisi dan mahasiswa Ilmu Komunikasi di Kota Medan.

3.3 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah informan yang diwawancarai berhubungan dengan apa yang hendak diteliti. Adapun subjek dari penelitian ini adalah praktisi penyiaran, akademisi dan mahasiswa Ilmu Komunikasi di Kota Medan yang masih berstatus aktif.

3.4 Unit Analisis

Unit analisis pada umumnya dilakukan untuk memperoleh gambaran yang umum dan menyeluruh tentang situasi dan sosial yang diteliti objek penelitian. Unit analisis dalam penelitian ini meliputi tiga komponen menurut Spradley Ruslan, 2010: 236: 1 Place, tempat dimana interaksi berlangsung 2 Actor, pelaku atau orang; yang sesuai dengan objek penelitian 3 Activity, kegiatan yang dilakukan actor dalam situasi sosial yang sedang berlangsung. Penelitian ini memakai dua dari tiga komponen yang disebutkan oleh Spardley yaitu aktor dan aktivitas saja. Adapun pelaku atau objek penelitian ini adalah praktisi penyiaran, akademisi dan mahasiswa Ilmu Komunikasi di Kota Medan yang masih berstatus aktif dan memiliki banyak pengetahuan seputar KPI. Unit analisis akan membantu untuk melakukan wawancara sebagai bahan dalam penelitian. Unit penelitian ini adalah bagaimana citra Komisi Penyiaran Indonesia di mata praktisi penyiaran, akademisi dan mahasiswa Ilmu Komunikasi di Kota Medan.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara-cara atau upaya yang ditempuh peneliti dalam mengumpulkan data-data yang relevan dengan masalah penelitian. Universitas Sumatera Utara

3.5.1 Metode Pengumpulan Data

Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Metode Wawancara Wawancara adalah sebuah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara, dimana sang pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama Bungin, 2010: 108. b. Penelitian Kepustakaan Penelitian ini dilakukan dengan cara mempelajari, dan mengumpulkan data melalui literatur dan sumber bacaan yang relevan untuk mendukung penelitian. Dalam hal ini, penelitian kepustakaan dilakukan dengan cara membaca atau mencari buku, majalah, surat kabar, jurnal, internet dan sebagainya yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam penelitian. c. Observasi non Partisipasi Merupakan gaya penelitian menggunakan analisis isi dengan bahan- bahan tertulis Taher, 2009: 74. Metode ini tidak melibatkan si peneliti dalam kegiatan yang dilakukan observer, peneliti hanya berlaku sebagai penonton untuk menyelidiki kejadian yang berlangsung.

3.5.2 Keabsahan Data

Penelitian kualitatif menghadapi persoalan penting mengenai pengujian keabsahan hasil penelitian. Banyak hasil penelitian kualitatif diragukan kebenarannya karena beberapa hal, 1 subjektivitas peneliti merupakan hal yang dominan dalam penelitian ; 2 alat penelitian yang diandalkan adalah wawancara dan observasi apapun bentuknya mengandung banyak kelemahan ketika dilakukan secara terbuka dan apalagi tanpa kontrol; 3 sumber data kualitatif Universitas Sumatera Utara yang kurang kredibel akan mempengaruhi hasil akurasi penelitian Bungin, 2008: 253. Adapun teknik keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Perpanjangan Keikutsertaan Kehadiran peneliti dalam setiap tahap penelitian kualitatif membantu peneliti untuk memahami semua data yang dihimpun dalam penelitian. Penelitian kualitatif adalah orang yang langsung melakukan wawancara dan observasi dengan informan-informannya. Karena itu peneliti kualitatif adalah peneliti yang memiliki waktu yang lama bersama dengan informan di lapangan, bahkan sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai Bungin, 2008: 254. 2. Ketekunan Pengamatan Hal yang perlu dilakukan untuk memperoleh derajat keabsahan yang tinggi adalah meningkatkan ketekunan dalam pengamatan di lapangan. Pengamatan bukanlah suatu teknik pengumpulan data yang hanya mengandalkan panca indra namun juga menggunakan semua panca indera termasuk pendengaran, perasaan, insting peneliti. Dengan meningkatkan ketekunan pengamatan di lapangan makan derajat keabsahan data telah ditingkatkan pula Bungin, 2008: 256.

3.6 Teknik Analisis Data

Peneliti melakukan pengumpulan data secara terus menerus hingga data terasa jenuh, kemudian menggunakan teknik analisis data dengan model yang disebutkan oleh Miles dan Huberman Sugiyono, 2007: 92 dengan langkah- langkah sebagai berikut: 1. Melakukan reduksi data yaitu merangkum, memilih hal yang pokok, memfokuskan hal yang dianggap penting untuk penelitian. Data yang diperoleh di lapangan memiliki jumlah yang cukup banyak sehingga diperlukan analisis data melalui teknik reduksi. Setelah itu akan terlihat jelas gambaran dari penelitian yang bertujuan untuk mempermudah peneliti dalam melakukan pengumpulan data selanjutnya bila diperlukan. Universitas Sumatera Utara 2. Penyajian data yaitu data yang didapatkan dari pengamatan dan metode lainnya akan disajikan dalam bentuk berupa teks naratif, grafik chart dan lain sebagainya. 3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat dan mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada awal didukung oleh data-data yang valid maka kesimpulan yang dikemukakan adalah kesimpulan yang valid. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil 4.1.1 Proses Penelitian Pada bab ini, peneliti akan membahas mengenai hasil penelitian yang telah dijalankan terhadap beberapa informan yang telah ditetapkan, Penelitian ini berlangsung selama lebih kurang tiga bulan dari bulan Februari hingga Mei 2016. Penelitian ini dilakukan terhadap masyarakat di Kota Medan yang terdiri dari bagian praktisi penyiaran, akademisi dan mahasiswa Ilmu Komunikasi. Langkah pertama yang peneliti lakukan setelah peneliti disetujui untuk terjun ke lapangan adalah mengurus surat riset ke bagian pendidikan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik FISIP USU. Peneliti mulai mencari informan dari ketiga bagian tersebut dan juga sesuai dengan kriteria yang peneliti inginkan. Adapun kriteria dari informan yang akan dijadikan subjek penelitian diantaranya melek terhadap KPI, mengerti tentang KPI serta turut aktif mengikuti perkembangan KPI itu sendiri. Pembuatan karakteristik informan menjadi tiga bagian karena ada latar belakang masing-masing, seperti praktisi penyiaran sengaja dipilih karena para praktisi dianggap mampu memberikan penilaian dan pandangan tentang citra yang KPI telah tampilkan, apalagi KPI memang saling berhubungan dengan dunia penyiaran terutama televisi. Begitu juga dengan akademisi dikarenakan para orang-orang yang berpendidikan tinggi layaknya akademisi mampu memberikan penilaian dan pandangannya mengenai citra KPI karena akademisi dianggap mampu berpikir kritis mengenai hal tersebut. Sementara itu yang terakhir adalah mahasiswa, pemilihan mahasiswa sebagai informan dikarenakan mahasiswa mampu berpikir lebih kritis terutama mahasiswai Ilmu Komunikasi yang memang mempelajari media, dan penyiaran sehingga dapat diyakini bahwa mahasiswa Ilmu Komunikasi mengerti terhadap KPI dan citra yang ditampilkannya. Setelah itu, peneliti pun memulai serangkaian pelaksanaan penyusunan skripsi. Sebelum melakukan wawancara, peneliti terlebih dahulu melakukan survei pengetahuan peneliti mengenai KPI melalui pengalaman dan bertanya Universitas Sumatera Utara