Kesadaran Akan Produk yang Dihasilkan

4.2.2.3 Adanya Kerjasama

Jika kesan dan produk yang dihasilkan sebagai tolak ukur tidak mendapatkan hasil yang begitu baik, maka sama pula dengan kerjasama yang terjalin. Beberapa informan mengatakan bahwa belum adanya koordinasi yang intens antara KPI dengan lembaga lainnya maupun masyarakat tertentu sehingga KPI yang pada dasarnya tidak bisa bekerja sendiri harus merasakan kesulitan. Hal itu dinyatakan oleh MA, bahwa kerjasama maupun koordinasi dari KPI kepada masyarakat, praktisi penyiaran, akademisi, mahasiswa, stake holder dan banyak lagi lainnya belum terjalin begitu erat. Begitu juga menurut AP bahwa KPI hanya melakukan kerjasama dengan orang-orang kalangan atas, sementara masyarakat kalangan bawah seharusnya menjadi target utama karena mereka adalah sebenar-benarnya korban dalam tayangan-tayangan yang tidak sehat.

4.2.2.4 Kesadaran Akan Produk yang Dihasilkan

Banyak informan yang sadar akan kehadiran KPI tetapi pada kenyataannya masyarakat banyak yang belum mengerti itu. Hal itu dikarenakan kurangnya sosialisasi KPI terhadap masyarakat kalangan bawah dan lebih mengutamakan masyarakat kalangan atas yang pada dasarnya sudah lebih mengenal KPI. Masyarakat tidak sadar bahwa penyiaran diatur dan diawasi oleh KPI sehingga segala tayangan yang tidak sehat dan tidak bermutu yang diterima masyarakat tidak ditindaklanjuti dan diadukan kepada KPI. MA berpendapat bahwa, masyarakat tidak menyadari apa itu KPI dan apa- apa saja yang menjadi tugas KPI. Sebagai lembaga yang seharusnya menjadi pemerhati dunia penyiaran KPI belum terlalu dikenal menurut MA karena tingkat sosialisasinya sangat rendah, oleh karena itu isu keberadaan KPI lama kelamaan menjadi isu yang terbelakang dalam kehidupan masyarakat dikarenakan banyak isu lain seperti isu ekonomi yang menjadi perhatian mereka. Hal itu juga disampaikan oleh RR selaku informan mahasiswa, RR berpendapat bahwa tidak banyak masyarakat yang sadar akan KPI, sehingga produk yang dihasilkan pun tidak tampak begitu jelas, menurut RR hanya segelintir orang tertentu yang menyadari keberadaan KPI serta produk yang mereka hasilkan seperti salah satunya P3SPS. Universitas Sumatera Utara Hakikatnya penyiaran diselenggarakan dengan tujuan untuk memperkukuh integrasi nasional, terbinanya watak dan jati diri bangsa yang beriman dan bertakwa, mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum, dalam rangka membangun masyarakat yang mandiri, demokratis, adil dan sejahtera, serta menumbuhkan industri penyiaran Indonesia. Sementara KPI lahir berdasarkan undang-undang memiliki dua semangat utama yaitu pengelolaan sistem penyiaran harus bebas dari berbagai kepentingan karena penyiaran merupakan ranah publik dan digunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan publik pula. Kemudian semangat untuk menguatkan entitas lokal dalam semangat otonomi daerah dengan pemberlakuan sistem siaran yang berjaringan. KPI sebagai lembaga independen adalah untuk melindungi hak masyarakat secara lebih merata, mempertegas sistem penyiaran adalah ranah publik dimana harus dikelola oleh lembaga yang bebas dari intervensi modal maupun kepentingan kekuasaan. Agar tidak terjadi seperti masa lalu dimana pengelolaan sistem penyiaran berada di tangan pemerintah sehingga melanggengkan kepentingan kekuasaan dan mengambil keuntungan segelintir penguasa dan pengusaha. Hal tersebut di atas seperti fungsi adanya penyiaran maupun KPI dan hal-hal yang seharusnya sudah dilakukan KPI tidak terlihat ada di dalam benak empat orang informan, artinya empat informan tersebut tidak meyakini bahwa KPI sebagai lembaga yang meregulasi penyiaran telah melakuakn poin-poin tersebut secara maksimal sehingga membuat citra KPI tidak begitu baik. Meski pun mereka sadar bahwa hal-hal tersebut bukan lah kesalahan KPI seutuhnya tetapi ada hal-hal lain yang menghambat kerja KPI sehingga KPI terlihat tidak maksimal. Citra tidak bisa terbentuk begitu saja, ada prosesi yang harus dilalui sehingga akhirnya membentuk satu kesatuan makna dan pandangan. Karenanya, apa yang telah diungkapkan informan tidak melulu pendapat subjektif tetapi didasari oleh pengalaman yang ada sebelumnya.

4.2.2.5 Citra yang Dihasilkan