yang menangani pembinaan sedangkan anak yang dibina 457 anak kami juga di bantulah dek sama tamping-tamping untuk di megarahkan me
reka.” Peneliti juga menayakan apa yang menjadi hambatan-hambatan dalam
melaksanakan pembinaan di LPKA, Andre Silalahi menjelaskan bahwa hambatan- hambatannya adalah kurangnya Sumber Daya Manusia atau jumlah petugas, sarana
prasarana, serta daya tampung narapidana yang sudah melebihi batas. Berikut penuturan Andre Silalahi:
“Kalau hambatan dalam melaksankan pimbinaan yang pertama itu kurang nya petugas, sarana prasana juga kurang memadai, terus dengan banyaknya
narapidana di sini yang sudah melebihi batas daya tampung kami agak kesulitan juga untuk mengawasi mereka, makanya dengan penambahan SDM
seharusnya sangat penting untuk dilakukan, terus kamar seharusnya juga di pisahkan antara anak dan remaja biar tidak ada penekanan yang ujung nya
menimbulkan konflik.”
5.2.4. Informan Utama 1
1. Nama
: AM
2. Umur
: 17 Tahun
3. Pendidikan
: SMA
4. Jenis Kelamin
: Laki-Laki
5. Agama
: Islam
6. Suku
: Melayu
Peneliti pertama kali bertemu demgam informan utama didampingi dan diarahkan oleh petugas menuju ruangan wawancara yang berada di kawasan kamar
Universitas Sumatera Utara
para narapidana. Informan utama dalam penelitian ini terdiri dari anak binaan dengan kasus yang berbeda-beda, salah satunya AM dengan kasus perampokan.
AM berada di LPKA baru sekitar dua minggu. Ia mengaku masih sebagai tahanan polisi, itu membuatnya belum mengetahui mengenai masa hukuman yang
akan didapatnya. karena masih baru AM mengaku sama sekali belum mengikuti kegiatan ataupun pembinaan di LPKA. Berikut penuturannya:
“Aku di sini karena kasus perampokan kak, ya gitulah kak karena ikut-ikut kawan ya ujung-ujungnya ke tangkap deh. Aku di sini masih 2 minggu masih
sebagai tahanan polisi belum sidang jadi belum tau keputusan masa hukumannya kak. Jadi aku juga belum pernah mengikuti kegiatan ataupun
program pembinaan di LPKA ini.”
Peneliti tidak banyak mendapatkan informasi mengenai peran LPKA dalam pembinaan narapidana anak pada inforaman AM, karena ia masih baru di LPKA jadi
belum paham dan belum mengikuti kegiatan ataupun pembinaan di LPKA. Peneliti menanyakan bagaimana hubungan AM dengan narapidana yang lain
dan petugas di LPKA. AM mengatakan bahwa hubungannya dengan narapidana yang lain dan petugas selama berada di LPKA cukup baik. Berikut penuturannya:
“Kalau hubungan dengan napi yang lain sih cukup baik kak, petugasnya juga baik sangat peduli, kalau gak tahu kami di arahkan oleh mereka.”
Peneliti menanyakan bagaimana dukungan keluarga yang di berikan untuk AM selama berada di LPKA. Saat keluarga mengetahui AM di tahan polisi karena kasus
perampokan dan di masukkan ke LPKA, awalnya keluarga sangat terkejut dan kecewa dengan AM, namun keluarga tetap memberikan dukunganya kepada AM.
Keluarga menjenguk AM setiap hari sabtu. Berikut penuturannya:
Universitas Sumatera Utara
“Keluarga sih awalnya terkejut dan kecewa saat saya di tahan dan di masukkan ke LPKA kak, tapi akhirnya kelurga juga tetap mendukung kok kak.
Biasanya hari sabtu kelurga sayang datang untuk menjenguk dengan membawa makanan atau cemilan.”
Sebelum mengakhiri wawancara peneliti juga menanyakan harapan AM setelah berada di LPKA, ia mengatakan bahwa harapannya adalah agar bisa cepat
keluar setelah di bina di LPKA, tidak melakukan kesalahan yang sama lagi dan dapat mengikuti pembinaan dengan baik. Berikut penuturannya:
“Ya harapan aku sih kak agar bisa cepat-cepat keluar aja kak setelah dibina di LPKA ini semoga juga masa hukuman ku tidak terlalu lama ,dan semoga
setelah aku dibina di sini aku sadar dengan perbuatan yang udah aku lakukan dan tidak mengulanginya lagi kalau udah keluar dari LPKA ini.”
5.2.5. Informan Utama 2