“Keluarga  sih  awalnya  terkejut  dan  kecewa  saat  saya  di  tahan  dan  di masukkan ke LPKA kak, tapi akhirnya kelurga juga tetap mendukung kok kak.
Biasanya  hari  sabtu  kelurga  sayang  datang  untuk  menjenguk  dengan membawa makanan atau cemilan.”
Sebelum  mengakhiri  wawancara  peneliti  juga  menanyakan  harapan  AM setelah  berada  di  LPKA,  ia  mengatakan  bahwa  harapannya  adalah  agar  bisa  cepat
keluar setelah di bina di LPKA, tidak melakukan kesalahan yang sama lagi dan dapat mengikuti pembinaan dengan baik. Berikut penuturannya:
“Ya harapan aku sih kak agar bisa cepat-cepat keluar aja kak setelah dibina di LPKA  ini  semoga  juga  masa  hukuman  ku  tidak  terlalu  lama  ,dan  semoga
setelah aku dibina di sini aku sadar dengan perbuatan yang udah aku lakukan dan tidak mengulanginya lagi kalau udah keluar dari LPKA ini.”
5.2.5. Informan Utama 2
1. Nama
: FJ
2. Umur
: 17 Tahun
3. Pendidikan
: Tamat SD
4. Jenis Kelamin
: Laki-Laki
5. Agama
: Islam
6. Suku
: Jawa
Peneliti  pertama  kali  bertemu  dengan  informan  FJ  didampingi  dan  diarahkan oleh  petugas  menuju  ruangan  wawancara  yang  berada  di  kawasan  kamar  para
narapidana. FJ sudah berada di LPKA sekitar 1 tahun 3 bulan dengan masa tahanan 3
Universitas Sumatera Utara
tahun  dan  memiliki  sisa  hukuman  1  tahun  9  bulan  lagi.  FJ  berada  di  LPKA disebabkan oleh kasus pembunuhan. Berikut penuturannya:
“Aku  di  sini  karena  kasus  pembunuhann  kak.  Ceritanya  kan  kak  lagi  ada bentrok  sesama  teman,  jadi  aku  waktu  itu  bela  kawanku  kan  kak.  Kami
keroyoklah dia kak habis itu kutikam dia sampe mati. Setelah itu kawan-kawan ku  kabur  kak,  jadilah  aku  ke  tangkap  sendiri.  Aku  dijatuhi  hukuman  3  tahun
sekarang  aku udah 1 tahun 3 bulan  di sini, ya kira-kira  1 tahun  9 bulan lagi lah kak aku baru keluar, tapi aku juga coba n
gajuin PB” Peneliti  menanyakan  kegiatan  atau  program  pembinaan  apa  saja  yang  ada  di
LPKA  dan  yang  diikuti  FJ.  FJ  menjelaskan  bahwa  ada  banyak  kegiatan  ataupun program  pembinaan  di  LPKA  namun  ia  hanya  mengikuti  beberapa  kegiatan  atau
program  pembinaan  seperti  sekolah,  pengajian,  dan  sepak  bola.  Berikut penuturannya:
“Kalau program pembinaannya sih ada banyak kak, kalo yang aku ikuti cuma sekolah,  ngaji  dan  sepak  bola  sama  keterampilan  aku  ikut  pembuatan  sabun
cuci piring sih kak, kalo sekolah itu basanya hari kamis dan sabtu, terus kalo ngaji hampir setiap hari kak, biasanya yang ngajarin di datangkan dari luar,
kalau  sepak  bola  itu  pelatihnya  juga  di  datangkan  dari  luar  kak,  siapa  yang berbakat nantinya bisa di masukkan ke PSMS Junior kak, makanya aku sangat
bersemangat  dengan  kegiatan  sepak  bola  ini,  siapa  tahu  nanti  bisa  masuk PSMS Junior. Kalau pembuatan sabun itu kan nanti di ajari sama petugas di
sini kak terus hasil nya di jual kak di lingkungan LPKA ini biasanya sih satu botol di jual Rp.5000
.” Selanjutnya  peneliti  menanyakan  apa  manfaat  yang  diterima  oleh  FJ  selama
mengikuti  pembinaan  di  LPKA.  Ia  mengatakan  bahwa  dengan  mengikuti
Universitas Sumatera Utara
pembinaan di LPKA setidaknya membuat nya sadar akan kesalahannya serta tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama lagi. Berikut penuturannya:
“Menurutku sih kak manfaat nya banyak kak setelah aku dibina di sini, aku jadi  sadar  dengan  kesalahanku,  terus  dengan  mengikuti  pendidikan
keagamaan membuatku lebih rajin lagi beribadah serta membuat ku jadi lebih bisa mengontrol emosi apabila berhadapan dengan orang banyak. Setelah aku
ikut  kegiatan  ataupun  program  pembinaan  MTSN  aku  jadi  bisa  sekolah  lagi kak,  soalnya  aku  kan  cuma  tamat  SD  sebelum  masuk  ke  LPKA  ini.  Kata
tamping kan kan nnti kita bisa di ikutkan ujian paket B, terus karena aku hobi bermain  sepak  bola  jadi  aku  sangat  senang  dengan  adanya  kegiatan  sepak
bola biar ga bosan dan membuat fisik sehat juga kan kak. Terus aku kan ikut juga  sama  pembinaan  keterampilan  pembuatan  sabun  cuci  miring  kak,  itu
sangat  bermanfaat  kak  siapa  tau  keluar  dari  sini  aku  bisa  bikin  usaha  kan kak
.” Peneliti menanyakan bagaimana hubungan FJ dengan narapidana yang lain dan
petugas di LPKA. FJ mengatakan bahwa hubungannya dengan narapidana yang lain dan petugas selama berada di LPKA cukup baik karena tidak pernah terlibat konflik.
Sikap petugas di LPKA juga baik mau mengarahkan dan peduli dengan FJ. Apabila terjadi konflik antara sesama warga binaan petugas mendamaikan, lalu megasingkan
mereka. Berikut penuturannya: “Hubunganku di sini baik kak, sama petugas maupun sama kawan yang lain
karena  aku  ga  pernah  berkonflik  di  sini  jadi  ya  baik-baik  aja  sih  kak.  Kalau misalnya  ada  yang  berantam  kak  dan  ketahuan  sama  petugas  mereka
dipisahkan  dibawa  keruangan  petugas  untuk  di  damaikan,  habis  itu  kak mereka  diasingkan  sementara.  Kalau  sikap  petugasnya  di  sini  juga  baik  kak
Universitas Sumatera Utara
mau membimbing dan mengarahkan kami apabila kami kurang paham dengan program pembinaan di LPKA.”
FJ  merupakan  anak  bungsu  dari  6  besaudara.  Orangtuanya  bekerja  sebagai tukang  becak  dan  ibunya  telah  meninggal  dunia.  Keluarga  sudah  mengetahui
masalah  dan  kasus  FJ  hingga  ia  masuk  di  LPKA.  Awalnya  keluarga  sedih  dan kecewa  dengan  FJ  namun  keluarga  tetap  kalau  mendukung  FJ.  Keluarga
mengunjungi  FJ  setiap  3  minggu  sekali  dengan  membawa  keperlusn  FJ.  Keluarga juga  mengusahakan  PB  untuk  FJ.  PB  adalah  Pembebasan  bersyarat  atau  cuti
menjelang bebas, yaitu proses pembinaan narapidan dan anak pidana diluar lembaga pemasyarakatan setelah menjalani sekurang-kurangnya 23 masa pidananya minimal
9 bulan. Berikut penuturan FJ: “Kalau  Ayah  aku  kan  kak  kerjanya  tukang  becak,  mamaku  udah  meninggal
kak.  Aku  anak  ke  6  kak  dari  6  bersaudara,  keluarga  ku  jenguk  biasanya  3 minggu  sekali  kak,  kalau  jenguk  biasanya  keluargaku  bawa  makanan  untuk
aku  kak.  Dari  awal  keluargaku  kan  kak  udah  tahu  tentang  kasus  ku  ini  yang aku nikam orang karena kan kak aku berantamnya memang di daerahku kak.
Inilah kak keluargaku lagi ngusahain ngurus PB supaya cepat keluar aku dari sini kak.”
Peneliti  juga  menanyakan  bagaimana  harapan  FJ  mengenai  pembinaan  di LPKA  dan  harapannya  setelah  keluar  dan  dibina  di  LPKA.  FJ  megatakan  bahwa
harapannya untuk pembinaan di  LPKA agar tetap berjalan dengan baik serta makin banyak lagi LSM-LSM yang mau bekerja sama. Mengenai harapan FJ setelah keluar
dari  LPKA,  ia  berharap  agar  dapat  kembali  bersekolah  dan  dapat  beraktivitas kembali dengan sewajarnya. Berikut Penuturan FJ:
Universitas Sumatera Utara
“Harapan aku kan kak kalau untuk pembinaan di LPKA ini supaya kegiatan atau  program  pembinaannya  berjalan  dengan  lebih  baik  lagi,  terus  makin
banyak  lagi  kak  yang  mau  bekerja  sama  dengan  LPKA,  kaya  LSM-LSM  gitu kak jadi lebih banyak lagi kegiatan di sini. Kalau harapan aku setelah keluar
dari  sini  kak  supaya  aku  nanti  bisa  lanjut  sekolah,  terus  biar  aku  dapat  di terima lagi sama lingkungan sekitarku.”
5.2.6. Informan Utama 3