Informan Utama 2 Hasil Temuan 1. Informan Kunci 1

“Keluarga sih awalnya terkejut dan kecewa saat saya di tahan dan di masukkan ke LPKA kak, tapi akhirnya kelurga juga tetap mendukung kok kak. Biasanya hari sabtu kelurga sayang datang untuk menjenguk dengan membawa makanan atau cemilan.” Sebelum mengakhiri wawancara peneliti juga menanyakan harapan AM setelah berada di LPKA, ia mengatakan bahwa harapannya adalah agar bisa cepat keluar setelah di bina di LPKA, tidak melakukan kesalahan yang sama lagi dan dapat mengikuti pembinaan dengan baik. Berikut penuturannya: “Ya harapan aku sih kak agar bisa cepat-cepat keluar aja kak setelah dibina di LPKA ini semoga juga masa hukuman ku tidak terlalu lama ,dan semoga setelah aku dibina di sini aku sadar dengan perbuatan yang udah aku lakukan dan tidak mengulanginya lagi kalau udah keluar dari LPKA ini.”

5.2.5. Informan Utama 2

1. Nama : FJ 2. Umur : 17 Tahun 3. Pendidikan : Tamat SD 4. Jenis Kelamin : Laki-Laki 5. Agama : Islam 6. Suku : Jawa Peneliti pertama kali bertemu dengan informan FJ didampingi dan diarahkan oleh petugas menuju ruangan wawancara yang berada di kawasan kamar para narapidana. FJ sudah berada di LPKA sekitar 1 tahun 3 bulan dengan masa tahanan 3 Universitas Sumatera Utara tahun dan memiliki sisa hukuman 1 tahun 9 bulan lagi. FJ berada di LPKA disebabkan oleh kasus pembunuhan. Berikut penuturannya: “Aku di sini karena kasus pembunuhann kak. Ceritanya kan kak lagi ada bentrok sesama teman, jadi aku waktu itu bela kawanku kan kak. Kami keroyoklah dia kak habis itu kutikam dia sampe mati. Setelah itu kawan-kawan ku kabur kak, jadilah aku ke tangkap sendiri. Aku dijatuhi hukuman 3 tahun sekarang aku udah 1 tahun 3 bulan di sini, ya kira-kira 1 tahun 9 bulan lagi lah kak aku baru keluar, tapi aku juga coba n gajuin PB” Peneliti menanyakan kegiatan atau program pembinaan apa saja yang ada di LPKA dan yang diikuti FJ. FJ menjelaskan bahwa ada banyak kegiatan ataupun program pembinaan di LPKA namun ia hanya mengikuti beberapa kegiatan atau program pembinaan seperti sekolah, pengajian, dan sepak bola. Berikut penuturannya: “Kalau program pembinaannya sih ada banyak kak, kalo yang aku ikuti cuma sekolah, ngaji dan sepak bola sama keterampilan aku ikut pembuatan sabun cuci piring sih kak, kalo sekolah itu basanya hari kamis dan sabtu, terus kalo ngaji hampir setiap hari kak, biasanya yang ngajarin di datangkan dari luar, kalau sepak bola itu pelatihnya juga di datangkan dari luar kak, siapa yang berbakat nantinya bisa di masukkan ke PSMS Junior kak, makanya aku sangat bersemangat dengan kegiatan sepak bola ini, siapa tahu nanti bisa masuk PSMS Junior. Kalau pembuatan sabun itu kan nanti di ajari sama petugas di sini kak terus hasil nya di jual kak di lingkungan LPKA ini biasanya sih satu botol di jual Rp.5000 .” Selanjutnya peneliti menanyakan apa manfaat yang diterima oleh FJ selama mengikuti pembinaan di LPKA. Ia mengatakan bahwa dengan mengikuti Universitas Sumatera Utara pembinaan di LPKA setidaknya membuat nya sadar akan kesalahannya serta tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama lagi. Berikut penuturannya: “Menurutku sih kak manfaat nya banyak kak setelah aku dibina di sini, aku jadi sadar dengan kesalahanku, terus dengan mengikuti pendidikan keagamaan membuatku lebih rajin lagi beribadah serta membuat ku jadi lebih bisa mengontrol emosi apabila berhadapan dengan orang banyak. Setelah aku ikut kegiatan ataupun program pembinaan MTSN aku jadi bisa sekolah lagi kak, soalnya aku kan cuma tamat SD sebelum masuk ke LPKA ini. Kata tamping kan kan nnti kita bisa di ikutkan ujian paket B, terus karena aku hobi bermain sepak bola jadi aku sangat senang dengan adanya kegiatan sepak bola biar ga bosan dan membuat fisik sehat juga kan kak. Terus aku kan ikut juga sama pembinaan keterampilan pembuatan sabun cuci miring kak, itu sangat bermanfaat kak siapa tau keluar dari sini aku bisa bikin usaha kan kak .” Peneliti menanyakan bagaimana hubungan FJ dengan narapidana yang lain dan petugas di LPKA. FJ mengatakan bahwa hubungannya dengan narapidana yang lain dan petugas selama berada di LPKA cukup baik karena tidak pernah terlibat konflik. Sikap petugas di LPKA juga baik mau mengarahkan dan peduli dengan FJ. Apabila terjadi konflik antara sesama warga binaan petugas mendamaikan, lalu megasingkan mereka. Berikut penuturannya: “Hubunganku di sini baik kak, sama petugas maupun sama kawan yang lain karena aku ga pernah berkonflik di sini jadi ya baik-baik aja sih kak. Kalau misalnya ada yang berantam kak dan ketahuan sama petugas mereka dipisahkan dibawa keruangan petugas untuk di damaikan, habis itu kak mereka diasingkan sementara. Kalau sikap petugasnya di sini juga baik kak Universitas Sumatera Utara mau membimbing dan mengarahkan kami apabila kami kurang paham dengan program pembinaan di LPKA.” FJ merupakan anak bungsu dari 6 besaudara. Orangtuanya bekerja sebagai tukang becak dan ibunya telah meninggal dunia. Keluarga sudah mengetahui masalah dan kasus FJ hingga ia masuk di LPKA. Awalnya keluarga sedih dan kecewa dengan FJ namun keluarga tetap kalau mendukung FJ. Keluarga mengunjungi FJ setiap 3 minggu sekali dengan membawa keperlusn FJ. Keluarga juga mengusahakan PB untuk FJ. PB adalah Pembebasan bersyarat atau cuti menjelang bebas, yaitu proses pembinaan narapidan dan anak pidana diluar lembaga pemasyarakatan setelah menjalani sekurang-kurangnya 23 masa pidananya minimal 9 bulan. Berikut penuturan FJ: “Kalau Ayah aku kan kak kerjanya tukang becak, mamaku udah meninggal kak. Aku anak ke 6 kak dari 6 bersaudara, keluarga ku jenguk biasanya 3 minggu sekali kak, kalau jenguk biasanya keluargaku bawa makanan untuk aku kak. Dari awal keluargaku kan kak udah tahu tentang kasus ku ini yang aku nikam orang karena kan kak aku berantamnya memang di daerahku kak. Inilah kak keluargaku lagi ngusahain ngurus PB supaya cepat keluar aku dari sini kak.” Peneliti juga menanyakan bagaimana harapan FJ mengenai pembinaan di LPKA dan harapannya setelah keluar dan dibina di LPKA. FJ megatakan bahwa harapannya untuk pembinaan di LPKA agar tetap berjalan dengan baik serta makin banyak lagi LSM-LSM yang mau bekerja sama. Mengenai harapan FJ setelah keluar dari LPKA, ia berharap agar dapat kembali bersekolah dan dapat beraktivitas kembali dengan sewajarnya. Berikut Penuturan FJ: Universitas Sumatera Utara “Harapan aku kan kak kalau untuk pembinaan di LPKA ini supaya kegiatan atau program pembinaannya berjalan dengan lebih baik lagi, terus makin banyak lagi kak yang mau bekerja sama dengan LPKA, kaya LSM-LSM gitu kak jadi lebih banyak lagi kegiatan di sini. Kalau harapan aku setelah keluar dari sini kak supaya aku nanti bisa lanjut sekolah, terus biar aku dapat di terima lagi sama lingkungan sekitarku.”

5.2.6. Informan Utama 3

Dokumen yang terkait

Respon Narapidana Terhadap Program Pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan Klas-II A Anak Tanjung Gusta Medan

5 76 122

PELAKSANAAN PEMBINAAN ANAK DIDIK PEMASYARAKATAN DI LEMBAGA PEMBINAAN KHUSUS ANAK KELAS I-A TANJUNG GUSTA, MEDAN.

2 6 27

Pemenuhan Hak Atas Pendidikan Dalam Proses Pembinaan Terhadap Narapidana Anak Di Lembaga Pembinaan Khusus Anak ( Studi Kasus Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas I Medan )

0 0 10

Pemenuhan Hak Atas Pendidikan Dalam Proses Pembinaan Terhadap Narapidana Anak Di Lembaga Pembinaan Khusus Anak ( Studi Kasus Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas I Medan )

0 0 1

Pemenuhan Hak Atas Pendidikan Dalam Proses Pembinaan Terhadap Narapidana Anak Di Lembaga Pembinaan Khusus Anak ( Studi Kasus Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas I Medan )

0 0 24

Pemenuhan Hak Atas Pendidikan Dalam Proses Pembinaan Terhadap Narapidana Anak Di Lembaga Pembinaan Khusus Anak ( Studi Kasus Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas I Medan )

0 0 20

Pemenuhan Hak Atas Pendidikan Dalam Proses Pembinaan Terhadap Narapidana Anak Di Lembaga Pembinaan Khusus Anak ( Studi Kasus Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas I Medan ) Chapter III V

0 0 45

Pemenuhan Hak Atas Pendidikan Dalam Proses Pembinaan Terhadap Narapidana Anak Di Lembaga Pembinaan Khusus Anak ( Studi Kasus Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas I Medan )

0 0 5

Pemenuhan Hak Atas Pendidikan Dalam Proses Pembinaan Terhadap Narapidana Anak Di Lembaga Pembinaan Khusus Anak ( Studi Kasus Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas I Medan )

0 0 21

PERAN LEMBAGA PEMBINAAN KHUSUS ANAK DALAM PROSES PEMBINAAN ANAK PIDANA (Studi di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas II Bandar Lampung)

1 21 14