Informan Utama 3 Hasil Temuan 1. Informan Kunci 1

“Harapan aku kan kak kalau untuk pembinaan di LPKA ini supaya kegiatan atau program pembinaannya berjalan dengan lebih baik lagi, terus makin banyak lagi kak yang mau bekerja sama dengan LPKA, kaya LSM-LSM gitu kak jadi lebih banyak lagi kegiatan di sini. Kalau harapan aku setelah keluar dari sini kak supaya aku nanti bisa lanjut sekolah, terus biar aku dapat di terima lagi sama lingkungan sekitarku.”

5.2.6. Informan Utama 3

1. Nama : MI 2. Umur : 19 Tahun 3. Pendidikan : Tamat SMP 4. Jenis Kelamin : Laki-Laki 5. Agama : Islam 6. Suku : Melayu Peneliti pertama kali bertemu dengan informan MI didampingi dan diarahkan oleh petugas menuju ruangan wawancara yang berada di kawasan kamar para narapidana. MI sudah berada di LPKA sekitar 3 tahun 4 bulan dengan masa tahanan 5 tahun 1 bulan dan memiliki sisa hukuman 1 tahun 7 bulan lagi. MI berada di LPKA disebabkan oleh kasus narkoba. Berikut penuturannya: “Awal aku masuk sini itu karena inilah kak tergiur sama obat-obatan yang buat candu ini kak, waktu itu kan kak aku lagi mau ambil barang yang udah aku pesan sama bandarnya, kemaren itu kami janjian di warung dekat pengkolan rumah. Kondisinya aku ambil barang tunggu orang di rumahku tunggu pada tidur semua dulu kak, udah semua anggota rumahku tidur abis itu Universitas Sumatera Utara aku mulai diam-diam keluar rumah buat ketemuan sama kurir yang sebelumnya udah nunggu aku di warung pengkolan dekat rumah. Aku keluar rumah harus diam-diam kali kak, soalnya taulah kakak kalo aku ketauan bisa bahaya nanti kak soalnya kan orang rumah gatau kalo aku make. Soalnya sempat mereka tau aku make barang haram kaya gini bisa dihabisin aku ka sama mamaku, bahkan bisa-bisa diusir kali. Nah pas aku udah selesai transaksi sialnya hari itu tau-tau aku udah di ikuti sama intel. Apeslah kak aku ga ada mikir apa-apa, aku pikir yaelah palingan kaya biasanya ga bakal ketauan,transaksi berjalan kaya biasanya aja gitu ga bakal ketauan. Eh pas aku baru siap nerima barang pas mau bayar eh pas pula bisa ketauan. Aku pikir itu orang biasa mau beli makanan di warung pengkolan rumah. Tiba-tiba aja kejadiannya kak, tangan aku ditarik kebelakang sama juga digituin ke kurirnya, tangan kami berdua diborgol terus dibawa ke kantor polisi. Gitulah kak ceritanya kena hukuman 5 tahun lah aku jadinya kak.” Dengan kasus yang di alami MI, peneliti sempat menanyakan apakah MI pernah rehab sebelumnya atau tidak. MI mengatakan sebelum masuk dan dibina di LPKA ia mengaku bahwa belum pernah di rahabilitasi sama sekali dan MI mengaku memang baru pertama kali masuk ke LPKA. Berikut penuturan MI: “Awalnya sih aku cuma coba-coba aja kak, makin lama makin kesini aku jadi terbiasa make shabu, tapi aku ga pala sering kali aku make kak. Aku palingan make kalo lagi banyak pikiran, itupun aku makenya ngumpet-ngumpet di kamar. Ini dialah kak, kalo soal rehab aku belom pernah sama sekali, ya ini baru pertama kalilah ngerasain ditangkap kaya gini. Seumur-umur ga pernah ngerasain ditangkep kaya gini.” Universitas Sumatera Utara Peneliti juga menanyakan pada MI tentang kegiatan atau program pembinaan apa saja yang ada di LPKA, MI menjawab dengan sangat lancar saat di tanya karena ia sudah sangat lama berada di LPKA jadi setidaknya sudah sangat paham dengan kegiatan ataupun program pembinaan yang ada di LPKA. MI mengatakan bahwa hampir semua kegiatan ataupun program pembinaan ya ada ia ikuti, namun hanya beberapa kegiatan yang paling sering MI ikuti seperti kegiatan caritas yang memberikan penyuluhan tentang bahaya narkoba dan penyakit menular, penyuluhan agama islam dan MTSN. Berikut penuturan MI: “Karena aku udah lama ada di LPKA ini kak, jadi hampir semua aku ikutin kegiatan pembinaan disini, ya hitung-hitung sibuk-sibukin diri sendiri aja sih ka sekalian cari temen sambil adaptasi.Soalnya ini pengalaman pertama aku ada di lingkungan seperti ini, berada di lingkungan yang isinya orang-orang berhadapan dengan hukum semua. Kalo kakak nanya tentang kegiatan yang paling rutin aku ikutin sih itu kaya caritas, nah caritas itu LSM yang kasih penyuluhan tentang bahaya dari narkoba sama penularan penyakit melalui jarum suntik. Kegiatan yang lain penyuluhan agama Islam, kalo ini kegiatannya kaya siraman rohani kalo pembicaranya sih setau aku dibawa dari luar kak. Satu lagi yang paling aku sering ikutin MTSN, kalo ini sejenis kegiatan sekolah gitulah kak, disini kami diajarin pelajaran-pelajaran mulog kaya disekolahan biasa, cuma tempatnya aja yang beda kalo kami sekolahnya ya disini kak, sebenarnya ada kegiatan keterampilan juga sih cuma aku ga ikutin sih soalnya kurang punya bakat di bidang keterampilan sih kak. ” Selanjutnya peneliti menanyakan apa manfaat yang diterima oleh MI selama mengikuti pembinaan di LPKA. Ia mengatakan bahwa dengan mengikuti pembinaan di LPKA membuatnya sadar dengan apa yang telah diperbuatnya serta Universitas Sumatera Utara dengan adanya kegiatan mengaji membuatnya menjadi lebih sadar tentang agama, lalu dengan kegiatan penyuluhan narkoba membuatnya sadar tentang bahayanya narkoba dan dengan kegiatan MTSN mebuatnya ingin melanjutkan sekolah lagi setelah keluar dari LPKA. Berikut penuturannya: “Manfaat yang aku dapat setelah aku mengikuti berbagai macam kegiatan pembinaan disini aku ngerasain perubahan yang lumayan banyaklah kak, kaya misalnya dari kegiatan pembinaan caritas aku jadi tau bahaya narkoba, ternyata narkoba jahat kali kak bikin rusak pemakainya ya termasuk aku salah satunya, buat aku jadi peka dan sadar kalo narkoba itu benar-benar berbahaya dan buat aku jadi ga mau make itu lagi. Dengan kegiatan penyuluhan agama Islam, hal positif yang aku dapat dari kegiatan pembinaan ini iman aku semakin bertambah kak, aku tadinya terlalu percaya sama diri aku sendiri, setelah aku ikut siraman rohani aku jadi sadar kalo aku ini manusia yang lemah, aku jauh dari Tuhan, pengetahuan keagamaan aku juga kurang. Tapi setelah aku ikut kegiatan rohani aku jadi percaya diri menjadi manusia yang seutuhnya, aku tuh sama sekali ga berarti dengan keadaan aku yang bandel sekarang ini kak, aku merasa Allah baik kali mau mengampuni umatnya yang berdosa apalagi aku yang udah terjerumus sama barang haram ini kak. Aku bersyukur ikut acara siraman rohani ini, aku jadi sadar untuk menyayangi tubuhku, aku janji untuk ga make barang haram ini lagi kak. Dengan mengikuti kegiatan MTSN, aku semenjak disini ngerasa enggak ketinggalan mata pelajaran karena kami semua disini diperhatikan juga pola perkembangan pendidikan kami. Itu yang buat wawasan keilmuan aku bertambah.” Universitas Sumatera Utara Peneliti menanyakan bagaimana hubungan MI dengan narapidana yang lain dan petugas di LPKA. MI mengatakan bahwa hubungannya dengan narapidana yang lain dan petugas selama berada di LPKA cukup baik karena tidak pernah terlibat konflik. Sikap petugas di LPKA juga baik mau mengarahkan dan peduli dengan MI dan selalu mendengarkan keluh-kesah dan curhatan MI selama di LPKA. MI mengatakan bahwa petugas di LPKA sudah ia anggap seperti orang tua, teman maupun keluarga sendiri. Berikut penuturannya: “Aku sih sama temen-teman di sini ga pernah terlibat konflik kak jadi hubungan ku sama teman-teman dan juga petugas di sini baik-baik aja sih kak, ya pande-pande kita lah kak cemana bersosialisasi sama teman-teman yang lain, paling sih ya selisih paham aja sama teman yang lain, petugas nya juga baik-baik mau mengarahkan dam membimbing kami selama mengikuti pembinaan di sini, paling kalo marah juga karena kami yang salah kak, kalo petugas di sini sih udah aku anggap kek orang tua aku sendiri lah kak kadang kalo ada masalah aku juga cerita sama mereka nanti di kasih soslusilah kak sama mereka.” MI merupakan anak pertama dari dua bersaudara ayahnya telah meninggal dunia dan ibunya hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga. Awalnya ibu MI sangat terkejut dengan kasus yang menimpa anaknya ia tidak menyangka bahwa selama ini anaknya adalah seorang pemakai, dengan di tangkapnya MI dan di masukkan ke LPKA membuat ibunya sedih dan kecewa, namun ibu nya tetap mendukung MI tapi karena ibu MI sudah tua dan sakit-sakitan membuatnya jarang mengunjungi MI hanya adiknya yang lebih sering mengunjungi MI dengan membawa keperluan MI. Berikut penuturannya: Universitas Sumatera Utara “Waktu awal aku ditanggkap dan di masukkan ke LPKA sih ibu ku kaget kali kak terus kecewa kali lah kak sama aku sampe bisa berbuat kek gitu kan, tapi tetap didukungnya lah aku kak cuma ya karena udah tua ibuku dan sakit jadi jarang mengunjungi aku sih kak paling adekkulah yang sering datang ngunjungi aku dengan dengan membawa keperluan aku, biasanya bawa makanan gitu sih lebih sering nya kak, pokoknya nyesal kali lah aku kak ga mau lagi lah aku coba coba pake barang gitu lagi ” Peneliti juga menanyakan bagaimana harapan MI mengenai pembinaan di LPKA dan harapannya setelah keluar dan dibina di LPKA. MI megatakan bahwa harapannya untuk pembinaan di LPKA agar menjadi lebih baik lagi dan makin banyak LSM yang mau bekerja sama lagi dengan LPKA agar makin di tambah lagi kegiatan pembinaan di LPKA. Harapan MI sendiri setelah keluar dari LPKA adalah ia berharap agar tidak terjerumus kepada hal yang sama lagi dan dapat melanjutkan sekolah nya lagi. Berikut penuturan MI: “kalo untuk pembinaan di sini aku sih berharap jadi lebih baik lagi sih kak, menurut ku sekarang pun udah bagus dengan ikutiin pembinaan di sini banyak kali manfaat yang aku dapat, aku jadi nyesal kali kak dengan kesalahan yang aku perbuat, terus setelah aku keluar dari sini aku mau berubah jadi manusia yang lebih baik lagi dan diterima oleh masyarakat walaupun aku mantan narapidana anak, terus aku mau lanjutin sekolah lagi kak, yang sebelumnya aku cuma tamat SMP di LPKA aku bisa lanjut belajar lagi.” Sebelum mengakhiri wawancara MI juga mengatakan bahwa di LPKA juga tersedia perpustakaan untuk anak binaan di LPKA jadi anak-anak binaan bisa menambah wawasannya dengan membaca buku. LPKA bekerja sama dengan Badan Universitas Sumatera Utara Arsip Perpustakan Medan. Sebulan sekali buku-buku di perpustkaan LPKA di ganti dengan yang baru. Berikut penuturannya: “Di sini juga ada perpustakaan kok kak, itu kerja sama dengan badan arsip perpus medan setiap sebulan sekali bukunya juga ganti, jadi engga itu-itu aja bukunya kak, menurut ku bagus kali kan jadi semua anak binaan di sini bisa menambah wawasan mereka dengan membaca buku-buku di perpustakaan LPKA.”

5.2.7. Informan Utama 4

Dokumen yang terkait

Respon Narapidana Terhadap Program Pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan Klas-II A Anak Tanjung Gusta Medan

5 76 122

PELAKSANAAN PEMBINAAN ANAK DIDIK PEMASYARAKATAN DI LEMBAGA PEMBINAAN KHUSUS ANAK KELAS I-A TANJUNG GUSTA, MEDAN.

2 6 27

Pemenuhan Hak Atas Pendidikan Dalam Proses Pembinaan Terhadap Narapidana Anak Di Lembaga Pembinaan Khusus Anak ( Studi Kasus Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas I Medan )

0 0 10

Pemenuhan Hak Atas Pendidikan Dalam Proses Pembinaan Terhadap Narapidana Anak Di Lembaga Pembinaan Khusus Anak ( Studi Kasus Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas I Medan )

0 0 1

Pemenuhan Hak Atas Pendidikan Dalam Proses Pembinaan Terhadap Narapidana Anak Di Lembaga Pembinaan Khusus Anak ( Studi Kasus Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas I Medan )

0 0 24

Pemenuhan Hak Atas Pendidikan Dalam Proses Pembinaan Terhadap Narapidana Anak Di Lembaga Pembinaan Khusus Anak ( Studi Kasus Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas I Medan )

0 0 20

Pemenuhan Hak Atas Pendidikan Dalam Proses Pembinaan Terhadap Narapidana Anak Di Lembaga Pembinaan Khusus Anak ( Studi Kasus Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas I Medan ) Chapter III V

0 0 45

Pemenuhan Hak Atas Pendidikan Dalam Proses Pembinaan Terhadap Narapidana Anak Di Lembaga Pembinaan Khusus Anak ( Studi Kasus Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas I Medan )

0 0 5

Pemenuhan Hak Atas Pendidikan Dalam Proses Pembinaan Terhadap Narapidana Anak Di Lembaga Pembinaan Khusus Anak ( Studi Kasus Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas I Medan )

0 0 21

PERAN LEMBAGA PEMBINAAN KHUSUS ANAK DALAM PROSES PEMBINAAN ANAK PIDANA (Studi di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas II Bandar Lampung)

1 21 14