Sistem pemasyarakatan di samping bertujuan untuk mengembalikan narapidana sebagai warga Negara yang baik juga bertujuan untuk melindungi
masyarakat terhadap kemungkinan diulanginya tindak pidana oleh narapidana, serta merupakan penerapan dan bagian yang tak terpisahkan dari nilai-nilai yang
terkandung dalam pancasila. Maka dengan itu dapat diuraikan bahwa usaha pergantian dari sistem
kepenjaraan menjadi sistem kemasyarakatan, didasarkan atas pertimbangan sistem kepenjaraan sudah tidak sesuai lagi dengan kepribadian bangsa Indonesia yang
didalam kehidupan sehari-hari selalu berpedoman dan berlandaskan kepada falsafah pancasila. Sistem pemasyarakatan yang dikenal ini adalah suatu pembinaan
narapidana yang didasarkan pancasila sebagai falsafah bangsa Indonesia dan memandang narapidana sebagai makhluk tuhan, sebagai individu dan sekaligus
sebagai anggota masyarakat.
2.5.2. Pembinaan dalam sistem pemasyarakatan
Pembinaan merupakan aspek utama dalam sistem pemasyarakatan sebagai sistem perlakuan bagi narapidana. Pembinaan narapidana merupakan suatu cara
perlakuan terhadap narapidana yang dikehendaki oleh sistem lembaga pemasyarakatan dalam usaha mencapai tujuan, yaitu agar sekembalinya narapidana
dapat berprilaku sebagai anggota masyarakat yang baik dan berguna bagi dirinya sendiri, masyarakat serta Negara.
Upaya pembinaan yang menjadi inti dari kegiatan sistem pemasyarakatan, merupakan sarana perlakuan cara baru terhadap narapidana untuk mendukung pola
upaya baru pelaksanaan pidana penjara agar mencapai keberhasilan peranan Negara mengeluarkan narapidana untuk kembali menjadi anggota masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
Pembinaan narapidana mempunyai arti memperlakukan seseorang yang berstatus narapidana untuk dibangun agar bangkit menjadi seseorang yang baik. Atas
dasar pengertian yang demikian itu, sasaran yang perlu dibina adalah pribadi dan budi pekerti narapidana yang didorong untuk membangkitkan rasa harga diri pada
diri sendiri dan pada orang lain, serta mengembangkan rasa tanggung jawab untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan yang tentram dan sejahtera dalam masyarakat,
selanjutnya berpotensi menjadi manusia yang berpribadi luhur dan bermoral tinggi. Sistem pembinaan pemasyarakatan dalam Undang-undang No. 12 Tahun 1995
dilaksanakan berdasarkan asas: 1. Pengayoman
Pengayoman adalah perlakuan terhadap narapidana dalam rangka melindungi masayarakat dari kemungkinan diulanginya tindak pidana oleh narapidana, juga
memberikan bekal hidup kepada narapidana agar menjadi warga yang berguna dalam masyarakat.
2. Persamaan perlakuan dan Pelayanan Persamaan perlakuaan dan pelayanan adalah pemberian perlakuan dan
pelayanan yang sama kepada narapidana tanpa membeda-bedakan orang. 3.Pendidikan
4.Pembimbingan Pendidikan dan pembimbingan adalah bahwa penyelenggaraan pendidikan dan
bimbingan dilaksanakan berdasarkan pancasila antara lain penanaman jiwa kekeluargaan, keterampilan, pendidikan, kerohanian, dan kesempatan untuk
menunaikan ibadah. 5.Penghormatan harkat dan martabat manusiawi
Universitas Sumatera Utara
Penghormatan harkat dan martabat manusia adalah sebagai orang yang tersesat narapidana harus tetap diperlakukan sebagai manusia.
6. Kehilangan kemerdekaan merupakan satu-satunya penderitaan. Kehilangan kemerdekaan merupakan satu-satunya penderitaan narapidana
harus berada dalam LAPAS untuk jangka waktu tertentu, sehingga Negara mempunyai kesempatan penuh untuk memperbaikinya. Selama di LAPAS
narapidana tetap memperoleh hak-haknya yang lain seperti layaknya manusia, dengan kata lain hak perdatanya tetap dilindungi seperti hak memperoleh perawatan
kesehatan, makan, minum, pakaian, tempat tidur, latihan keterampilan, olahraga dan rekreasi.
7.Terjaminnya hak untuk tetap berhubungan dengan keluarga dan orang-orang tertentu.
Terjaminnya hak untuk berhubungan denga keluarga dan orang-orang tertentu adalah bahwa apapun narapidana di LAPAS, tetap harus didekatkan dan dikenalkan
dengan masyarakat dan tidak boleh diasingkan dari masyarakat, antara lain berhubungan dengan masyarakat dalam bentuk kunjungan, hiburan ke dalam LAPAS
dari anggota masyarakat yang bebas, dan kesempatan berkumpul bersama sahabat dan keluarga seperti program cuti mengunjungi keluarga.
2.6 Kerangka Pemikiran